PSIKOLOGI UMUM
TOKOH PSIKOLOGI KLINIS
CARL RANSOM ROGERS
DISUSUN OLEH :
HENI RAHMAWATI
(14514914)
KELAS :
1PA 15
FAKULTAS PSIKOLOGI
JURUSAN PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2014
BIODATA TOKOH
Carl Ransom Rogers adalah seorang psikolog yang terkenal dengan
pendekatan terapi klinis yang berpusat pada klien (client centered). Rogers kemudian menyusun
teorinya dengan pengalamannya sebagai terapis selama bertahun-tahun.Teori Rogers mirip dengan pendekatan Sigmund Freud, namun pada hakikatnya Rogers berbeda dengan Freud
karena Rogers menganggap bahwa manusia pada dasarnya baik atau sehat. Dengan
kata lain, Rogers memandang kesehatan mental sebagai proses perkembangan hidup
alamiah, sementara, kejahatan, dan persoalan kemanusiaan
lain dipandang sebagai penyimpangan dari kecenderungan alamiah.Rogers adalah
seorang kebangsaan Amerika Serikat,ia lahir pada tanggal 8 januari 1902 di Oak
Park,Illinois,Amerika Serikat.lalu wafat pada tanggal 4 februari 1987 di San
Diego,California,Amerika Serikat karena serangan jantung.
Rogers
adalah putra keempat dari enam bersaudara. Rogers dibesarkan dalam keluarga
yang berkecukupan dan menganut aliran protestan fundamentalis yang terkenal
keras, dan kaku dalam hal agama, moral dan etika. Rogers terkenal sebagai
seorang tokoh psikologi humanis, aliran fenomenologis-eksistensial, psikolog
klinis dan terapis, ide-ide dan konsep teorinya banyak didapatkan dalam
pengalaman -pengalaman terapeutiknya.
Konsep diri menurut Rogers adalah bagaimana orang
memberi gambaran terhadap dirinya, tentang siapa dirinya. Konsep diri ini terbagi menjadi 2 yaitu konsep diri real dan konsep diri ideal. Rogers mengenalkan
2 konsep lagi, yaitu Incongruence
dan Congruence.
Incongruence adalah ketidakcocokan antara self yang
dirasakan dalam pengalaman actual, dari situ tidak bisa mengembangkan
kepribadian yang sehat. Sedangkan Congruence adanya kecocokan antara self yang
dirasakan dengan kenyataan. Setiap manusia memiliki kebutuhan dasar akan
kehangatan, penghargaan, penerimaan, pengagungan, dan cinta dari orang lain.
Kebutuhan ini disebut need for positive regard, yang terbagi lagi
menjadi 2 yaitu conditional positive regard (bersyarat) dan unconditional
positive regard (tak bersyarat). (Schultz 1991).
Rogers memiliki beberapa hipotesis tentang bagaimana
ketidaksesuaian itu dapat berkembang. Rogers menggambarkan orang yang tidak sehat adalah orang yang mengalami
tidak mendapatkannya unconditional positive regard (penghargaan positif tanpa
syarat). Contohnya, Semakin banyak conditional
positive regards dari orang tua, patologi juga semakin berkembang. Karena
membutuhkan cinta tersebut, anak mulai untuk mendapatkan kasih sayang tersebut
dengan mengikuti kondisi yang diberikan orang tuanya atau apa yang diharapkan
oleh orang tuanya. Sehingga dia tidak menjadi dirinya sendiri dan selalu mengikuti
kehendak orang lain.
Positive regards sangat dibutuhkan dalam kepribadian individu agar individu mempunyai kepribadian
yang sehat. Ketika anak sedang berkembang maka anak juga belajar membutuhkan
cinta dan kasih sayang dari orang terdekatnya maka hal tersebut disebut
sebagai positive regards. Setiap anak terdorong untuk mencari positive
regards tetapi tidak setiap anak mendapatkan hal itu .Anak akan merasa
senang dan nyaman jika dia menerima kasih sayang, cinta dan persetujuan dari
orang lain, apalagi jika hal tersebut dia dapatkan dari orang-orang
terdekatnya.namun, jika dia kurang mendapat cinta dan kasih sayang serta
mendapatkan ejekan, maka dia akan merasa sangat kecewa dan sedih.
Ide pokok dari teori – teori Rogers yaitu
individu memiliki kemampuan dalam diri sendiri untuk mengerti diri, menentukan
hidup, dan menangani masalah – masalah psikisnya asalkan konselor menciptakan
kondisi yang dapat mempermudah perkembangan individu untuk aktualisasi diri.
Menurut Rogers motivasi orang yang sehat adalah aktualisasi diri. Jadi manusia yang sadar dan
rasional tidak lagi dikontrol oleh peristiwa kanak – kanak seperti yang
diajukan oleh aliran freudian, misalnya toilet trainning, penyapihan ataupun
pengalaman seksual sebelumnya.Rogers
lebih melihat pada masa sekarang, dia berpendapat bahwa masa lampau memang akan
mempengaruhi cara bagaimana seseorang memandang masa sekarang yang akan
mempengaruhi juga kepribadiannya. Namun ia tetap berfokus pada apa yang terjadi
sekarang bukan apa yang terjadi pada waktu itu.
Aktualisasi diri adalah
proses menjadi diri sendiri dan mengembangkan sifat-sifat dan potensi -potensi
psikologis yang unik. Aktualisasi diri akan dibantu atau dihalangi oleh
pengalaman dan oleh belajar khususnya dalam masa kanak – kanak. Aktualisasi
diri akan berubah sejalan dengan perkembangan hidup seseorang. Ketika mencapai
usia tertentu (adolensi) seseorang akan mengalami pergeseran aktualisasi diri
dari fisiologis ke psikologis.
Rogers
dikenal juga sebagai seorang fenomenologis, karena ia sangat menekankan pada realitas yang
berarti bagi individu. Realitas tiap orang akan berbeda – beda tergantung pada
pengalaman – pengalaman perseptualnya. Lapangan pengalaman ini disebut dengan fenomenal field.
Rogers menerima istilah self sebagai fakta dari lapangan fenomenal
tersebut. Self merupakan konstruk utama dalam teori kepribadian
Rogers, yang dewasa ini dikenal dengan ” Self concept “.
Rogers mengartikan sebagai persepsi tentang karakteristik “ I ”
atau “ Me” dan persepsi tentang hubungan “ I” atau
“ Me ” dengan orang lain atau berbagai aspek kehidupan,
termasuk nilai-nilai yang terkait dengan persepsi tersebut.
Diartikan
juga sebagai keyakinan tentang kenyataan, keunikan, dan kualitas tingkah laku
diri sendiri. Konsep diri merupakan gambaran mental tentang diri seseorang,
seperti : “Saya cantik”, “Saya seorang pekerja yang jujur”, dan “Saya seorang
pelajar yang rajin”.
Lima sifat khas orang yang
berfungsi sepenuhnya (fully human being):
1 .Keterbukaan pada
Pengalaman
Seseorang
yang berfungsi sepenuhnya seseorang bebas untuk mengalami semua perasaan dan
sikap. Setiap pendirian dan perasaan yang berasal dari dalam dan dari luar
disampaikan ke sistem saraf organisme tanpa distorsi atau rintangan. Memiliki
kepribadian yang fleksibel, tidak hanya menerima pengalaman dalam kehidupan
tetapi juga dapat menggunakannya dalam membuka kesempata–kesempatan persepsi
atau ungkapan baru.
2. Kehidupan Eksistensial
Seseorang
yang berfungsi sepenuhnya setiap pengalaman segar dan baru, seperti belum
pernah ada. Adanya kegembiraan karena selalu terbuka ke[ada setiap pengalaman.
Kepribadian ini tidak kaku dan tidak dapat diramalkan. Setiap pengalaman
merupakan suatu struktur yang dapat berubah dengan mudah sebagai respon
pengalaman yang berikutnya.
3. Kepercayaan Terhadap Organisme Orang Sendiri
Seseorang
yang berfungsi sepenuhnya dapat bertindak menurut impuls–impuls yang muncul
seketika dan intuitif. Tingkah laku yang spontanitas dan kebebasan. Memiliki
jalan masuk untuk mengambil keputusan pada situasi tertentu. Semua faktor yang
relevan diperhitungkan dan dipertimbangkan sehingga dapat diambil keputusan
yang memuaskan semua segi situasi dengan sangat baik.
4. Perasaan Bebas
Seseorang
yang berfungsi sepenuhnya memiliki kepribadian yang bebas untuk memilih dan
bertindak, tanpa adanya paksaan dan rintangan antara alternative pikiran dan
tindakan. Serta memiliki suatu perasaan berkuasa secara pribadi mengenai
kehidupan dan percaya bahwa masa depan tergantung pada dirinya.
5. Kreativitas
Semua
orang yang berfungsi sepenuhnya sangat kreatif. Menurut Rogers, orang-orang
yang berfungsi sepenuhnya memiliki kreativitas dan spontanitas untuk
menaggulangi perubahan-perubahan traumatis sekalipun, seperti dalam pertempuran
atau bencana-bencana alamiah.sehingga ketika mereka mengalami bencana mereka
dapat segera mengatasinya dengan baik.
Contoh Kasus :
Seseorang akan
menghadapi persoalan jika diantara unsur-unsur dalam gambaran terhadap diri
sendiri timbul konflik dan pertentangan, lebih-lebih antara siapa saya ini
sebenarnya (real self) dan saya seharusnya menjadi orang yang
bagaimana (ideal self). Berbagai pengalaman hidup menyadarkan orang akan
keadaan dirinya yang tidak selaras itu, kalau keseluruhan pengalaman nyata itu
sungguh diakui dan tidak di sangkal. Berikut ini ada contoh kasus yang biasa
ditangani oleh pendekatan Person-centered. Misalnya, seorang mahasiswi
mengira bahwa dia adalah seorang mahasiswi yang pintar dan tidak pernah
menyontek, tetapi pada suatu saat dia mulai sadar akan tingkah lakunya yang
bertentangan dengan fikiran itu, karena ternyata dia berkali-kali mencoba
menyontek dan jarang mengerjakan tugas-tugas kuliah.
Padahal, seharusnya sebagai mahasiswa ia tidak boleh bertindak begitu.
Pengalaman yang nyata ini menunjuk pada suatu pertentangan antara siapa
saya ini sebenarnya dan seharusnya menjadi orang yang bagaimana.
Bilamana mahasiswi mulai menyadari kesenjangan dan mengakui pertentangan itu,
dia menghadapi keadaan dirinya sebagaimana adanya. Kesadaran yang masih
samar-samar akan kesenjangan itu menggejala dalam perasaan kurang tenang dan
cemas serta dalam evaluasi diri sebagai orang yang tidak pantas (worthless).
Mahasiswi ini siap untuk menerima layanan konseling dan menjalani proses
konseling untuk menutup jurang pemisah antara dua kutub di dalam dirinya
sendiri, serta akhirnya menemukan dirinya kembali sebagai orang yang pantas (person
of worth).Kelemahan atau kekurangan pandangan Rogers terletak pada perhatiannya yang semata – mata melihat kehidupan diri sendiri dan bukan pada bantuan untuk pertumbuhan serta perkembangan orang lain. Rogers berpandangan bahwa orang yang berfungsi sepenuhnya tampaknya merupakan pusat dari dunia, bukan seorang partisipan yang berinteraksi dan bertanggung jawab di dalamnya.
Selain itu gagasan bahwa seseorang harus dapat memberikan respons secara realistis terhadap dunia sekitarnya masih sangat sulit diterima. Semua orang tidak bisa melepaskan subyektivitas dalam memandang dunia karena kita sendiri tidak tahu dunia itu secara obyektif.
Rogers juga mengabaikan aspek – aspek tidak sadar dalam tingkah laku manusia karena ia lebih melihat pada pengalaman masa sekarang dan masa depan, bukannya pada masa lampau yang biasanya penuh dengan pengalaman traumatik yang menyebabkan seseorang mengalami suatu penyakit psikologis.
Teori Rogers ini memang sangat populer dengan masyarakat Amerika yang memiliki karakteristik optimistik dan independen karena Rogers memandang bahwa pada dasarnya manusia itu baik, konstruktif dan akan selalu memiliki orientasi ke depan yang positip.
*Schultz, Duane. Psikologi Pertumbuhan: Model – Model Kepribadian Sehat. Jogjakarta: Kanisius, 1991.
REFERENSI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar