Senin, 16 Januari 2017

sertifikat seminar yang diikuti





EMPOWERMENT, STRESS & KONFLIK dan KOMUNIKASI DALAM MANAJEMEN



I.                 EMPOWERMENT, STRESS & KONFLIK
A.    Pengertian empowerment
Istilah pemberdayaan secara etimologi merupakan terjemahan dari kata empowerment. Menurut kamus Webster dan Oxford English Dictionary, kata ‘empower’ mengandung dua arti yaitu ‘to give power or authority to’ yang dapat diartikan sebagai memberi kekuasaan, mengalihkan kekuatan atau mendelegasikan otoritas ke pihak lain, dan ‘to give ability to or enable’ yang artinya upaya untuk memberi kemampuan atau kedayaan. Empowerment juga bisa dikatakan sebagai upaya mengaktualisasikan potensi yang sudah dimiliki oleh masyarakat. Pendekatan pemberdayaan masyarakat yang demikian tentunya diharapkan memberikan peranan kepada individu bukan sebagai obyek, tetapi sebagai pelaku atau aktor yang menentukan hidup mereka sendiri.
B.    Pengertian stress
Menurut Dr. Hans Selye, Stres adalah satu abstraksi. Orang tidak dapat melihat pembangkit stres (stressor). Yang dapat dilihat ialah akibat dari pembangkit stress.
Menurut J.P. Chaplin dalam kamus lengkap psikologi mendefinisikan stres sebagai satu keadaan tertekan, baik secara fisik maupun psikologis.
Menurut Atkinson, stress terjadi ketika orang dihadapkan dengan peristiwa yang mereka rasakan sebgaia mengancam kesehatan fisik maupun psikologisnya.keadana sosial, lingkungan dan fisikal yang menyebabkan stres dinamakan stresor. Sementara reaksi orang terhadap peristiwa tersebut dinamakan respon stres, atau secara singkat disebut stres.
Menurut Lazarus, stres adalah rasa cemas atau terancam yang timbul ketika kita menginterprestasikan atau menilai suatu situasi sebagai melampaui kemampuan psikologis kita untuk bisa menanganinya secara memadai.
a.      Sumber-sumber stress
Menurut Maramis (1999) ada empat sumber atau penyebab stres psikologis, yaitu:
1)     Frustrasi
Timbul akibat kegagalan dalam mencapai tujuan karena ada aral malintang, misalnya apabila ada perawat Puskesmas lulusan SPK bercita-cita ingin mengikuti D3 Akper program khusus Puskesmas, tetapi tidak diizinkan oleh istri/suami, tidak punya biaya, dan sebagainya.
Frustrasi ada yang bersifat intrinsik (cacat badan dan kegagalan usaha) dan ekstrinsik (kecelakaan, bencana alam, kematian orang yang dicintai, kegoncangan ekonomi, pengangguran, perselingkuhan, dan lain-lain).
2)     Konflik
Timbul karena tidak bisa memilih antara dua atau lebih macam-macam keinginan, kebutuhan, atau tujuan. Bentuknya approach-approach conflict, approach-avoidance conflict, atau avoidance-avoidance conflict.
3)      Tekanan
Timbul sebagai akibat tekanan hidup sehari-hari. Tekanan dapat berasal dari dalam diri individu, misalnya cita-cita atau norma yang terlalu tinggi. Tekanan yang berasal dari luar diri individu, misalnya orang tua menuntut anaknya agar di sekolah selalu rangking satu atau istri menuntut uang belanja yang berlebihan kepada suami.
4)     Krisis
Keadaan yang mendadak, yang menimbulkan stres pada individu, misalnya kematian orang yang disayangi, kecelakaan, dan penyakit yang harus segera dioperasi.

C.    Pengertian konflik
Menurut Dwi Riyanti dan Hendro Prabowo, konflik adalah motif-motif yang muncul bergantian yang mungkin menjadi alasan paling penting mengapa tujuan tidak tercapai.
a.      Jenis-jenis konflik
1)     Approach-approach conflict
Approach-approach conflict adalah suatu konflik antara dua tujuan yang positif, tujuna-tujuan secara bersama itu mempunyai daya tarik yang sama. Contoh : suatu konflik psikologis muncul ketika seseorang lapar dan mengantuk pada saat yang sama. Dalam konteks sosial, sautu konflik mugnkin muncul ketika seseorang ingin pergi ke pawai politik dan ke pesta renang yagn jadwalnya pada malam yang sama. Konflik-konflik ini di pecahkan dengan memuaskan satu tujuan dan kemudian tujuan lain. Seperti mendahului makan di banding tidur- cara memilih satu tujuan dan membiarkan yang lainnya.jenis konflik ini biasanya mujdah dipecahkan dan hanya sedikit menyita perilaku emosional.
2)     Avoidance-avoidance conflict
Avoidance-avoidance conflict adalah konflik yang melibatkan dua tujuan negatif, dan ini suatu pengalaman yang biasa. Seorang anak harus mengerjakan pekerjaan rumah aritmatikanya atau mendapat tamparan. Seorang wanita harus mengerjakan suatu tugas yang ridak dia sukai atau dia akan kehilangan pekerjaannya. Konflik seperti ini di singkat dengan “memegang antara setan dan laut biru yang dalam”
3)     Approach-avoidant conflict
Approach-avoidant conflict adalah konflik yang paling sulit dipecahkan. Dalam jenis konflik ini, seseorang tertarik dan menolak objek tujuan yang sama.karena valensi positif dari tujuan ini, orang mendekatinya. Tetapi jika tidak didekati, valensi negatifnya menjadi semakin kuat. Jika pada satu titik selama mendekati tujuan, aspek-aspek yang menghambat/negatif menjadi lebih kuat dari pada aspek-aspek positif, orang akan menghentikan usahanya sebelum mencapai tujuan. Karena tujuan tidak tercapai, individu bisa menjadi frustasi.
4)     Konflik approach-avoidance ganda
Konflik approach-avoidance ganda yaitu ada beberapa tujuan dengan melibatkan valensi positif dan negatif. Contoh : seorang wanita merencanakan untuk menikah. Pertamanya tujuan menikah mempunyai valensi positif baginya dengan alasan stabilitas dan keamanan dan karena dia mencintai pria yang akan di nikahinya. Sebaliknya, menikah itu ditolaknya karena itu berarti penolakan terhadap tawaran menarik dari pekerjaan baru di kota lain. Dengan memperhatian karirnya, wanita itu tertarik dengan pekerjaan barunya tetapi juga muncul penolakan karena masalah yang bisa muncul dengan perkawiannnya. Lalu, apa yang harus dilakukan? Tergantung pada kekuatan relatif konflik dari valensi positif dan valensi negatif yang terlibat di approach-approach ganda ini.
b.     Proses konflik
Konflik tidak terjadi dengan tiba-tiba, tetapi ada kondisi yang mendukungnya. Bila terjadi tidak langsung besar, tetapi mulai dari kecil pada awalnya, memuncak besarnya pada klimaks, dan mereda pada akhirnya. Bila sudah berakhir, proses konflik tak berhenti, tetapi ada kelanjutannya. Demikianlah konflik mempunyai proses yang memakan waktu dan gerak naik turunnya membentuk semacam lingkaran (cycle).
Secara garis besar lingkaran konflik terdiri dari hal-hal berikut:
1)     Kondisi yang mendahului (antecedent condition).
Kondisi ini terdiri dari faktor-faktor yang pada umumnya membawa pada konflik.
2)     Kemungkinan konflik yang dilihat (perceived potential conflict).
Pada tahap ini satu atau kedua belah pihak melihat kemungkinan konflik diaantara mereka.
3)     Konflik yang dirasa (felt conflict).
Pada tahap ini, tubrukan kepentingan dan kebutuhan terjadi. Satu pihak atau kedua belah pihak yang terlibat melihat keadaan yang tidak memuaska, menghambat, menakutkan dan mengancam.
4)     Perilaku yang tampak (manifest behavior)
Pada waktu konflik sudah terjdi orang-orang menanggapi dan mengambil tindakan. Bentuknya dapat secara lisan, seperti saling mendiamkan, bertengkar, berdebat; atau nyata dalam perbuatan, seperti bersaing, bermusuhan, atau menyerang.
5)      Konflik ditekan atau dikelola (suppressed or managed conflict)
Pada tahap ini konflik yang sudah terjadi dapat ditekan, artinya konflik ditiadakan. Secara lahirian konflik itu tampak seperti sudah selesai, meskipun masalah intinya tidak ditangani, dan pihak-pihak yang berkonflik hanya sekedar berdampingan dalam suasana panas itu., atau konflik dikelola dan diselesaikan.
6)     Sesudah konflik diselesaikan (management aftermath)
bila konflik tidak dikelola dan diselesaikan, kedua belah pihak yang terlibat dalam konflik menanggung segala akibatnya entah bagi diri sendiri, kerja hubungan dengan orang lain, atau lembaga tempat orang bekerja.

D.    Kasus yang berkaitan dengan stress dan konflik pada organsasi dan solusinya.
Organisasi pendidikan, sebagaimana layaknya sebuah organisasi yang mewadahi heterogenitas anggotanya, juga tidak terlepas dari persoalan-persoalan yang berkaitan dengan konflik dan stress. Fenomena konflik dan stress dalam organisasi pendidikan, khususnya sekolah, sangat terlihat  dan nampak memuncak terutama saat tahun ajaran akan berakhir dan yang baru di mulai. Ada banyak kepentingan, ada banyak tekanan, ada banyak keinginan dan ada banyak harapan. Kepala sekolah dan guru-guru yang mengajar di tingkat akhir menghadapi stress yang meningkat di akhir tahun ajaran. Terjadi konflik kepentingan dalam soal meluluskan anak didik. Secara ideal guru ingin mengukur murid seperti apa adanya, sementara secara pragmatis lembaga dan daerah dimana sekolah berada menghendaki  derajat kelulusan yang tinggi. Demikian pula pada awal tahun ajaran baru, terjadi eskalasi konflik dan stress. Orang tua menghendaki anaknya masuk disekolah-sekolah yang mereka paforitkan, sementara penyelenggara pendidikan dihadapkan pada kapasitas yang terbatas. Masih ada lagi sumber konflik dan stress di organisasi pendidikan ini, seperti perubahan-perubahan kebijakan yang berkaitan dengan program-program pendidikan. Perubahan kurikulum, perubahan SOTK, dan pembagian wewenang kedaerahan sering menjadi sumber konflik diantara para penyelenggara pendidikan dan menjadi sumber stress para pelaksana di lapangan.
Solusinya : konflik dan stress sebenarnya bisa menjadivitamin bagi pendewasaan organisasi sekaligus pribadi warga organisasi.Kata kunci untuk menghadapi konflik dan stress adalah positif thinking  dan selalu terbuka pada setiap perubahan. Dengan demikian sikap positifterhadap konflik dan persepsi baik tentang stress mmenjadi keniscayaandalam mengokohkan diri dan mematangkan organisasi.

II.               KOMUNIKASI DALAM MANAJEMEN
A.    Pengertian komunikasi
Menurut Suprapto, komunikasi merupakan sebuah proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan melalu saluran tertentu.
Menurut Wilbur Schramm(Ashadi(1987), dalam suprapto) mengatakan bahwa dalam konteks komunikasi suatu masyarakat dapat dilihat sebagai sejumlah hubungan dimana masing-masing orang mengambil bagian atas informasi.komunikasi sebenarnya adalah usaha membuat penerima atau pemberi komunikasi memiliki pengertian/pemahaman yang sama terhadap pesan tersebut.
Menurut Laswell, komunikasi adalah proses yang menggambarkan siapa mengatakan apa dengan cara apa, kepadasiapa, dengan efek apa.
Menurut Carl. I. Hovland, komuniaksi adalah proses dimana seseorang individu atau komunikator mengoperkan stimulan biasanya dengan lambang-lambang bahasa verbal maupun non verbal untuk mengubah tingkah laku orang lain.
B.    Proses komunikasi
a.      Langkah pertama, ide atau gagasan diciptakan oleh sumber komunikator
b.     Langkah kedua, ide yang diciptakan tersebut kemudian dialih bentukan menjadi lambang-lambang komunikasi yang mempunyai makna dan dapat dikirimkan.
c.      Langkah ketiga, pesan yang telah di-encoding tersebut selanjutnya dikirimkan melalui saluran atau media yang sesuai dengan karakteristik lambang-lambang komunikasi ditujukan kepada komunikan.
d.     Langkah keempat, penerima menafsirkan isi pesan sesuai dengan persepsinya untuk mengartikan maksud pesan tersebut.
e.      Langkah kelima, apabila pesan tersebut telah berhasil di-decoding, khalayak akan mengirim kembali pesan tersebut ke komunikator.
C.    Hambatan komunikasi
a.      Hambatan fisik
Hambatan fisik menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan fisik atau badan seseoranng, misalnya tuna rungu atau orang yang tidak bisa mendengar.
b.     Hambatan kepribadian
Kesulitan untuk memiliki topic pembicaraan dengan orang lain.
c.      Hambatan usia
Usia kadang menjadi hambatan saat berkomunikasi, misalnya anak takut menyampaikan sesuatu kepada orang tuanya. Atau saat orang tua berbicara anak harus diam mendengarkan, akibatnya komunikasi hanya terjadi satu arah saja.
d.     Hambatan budaya
Hambatan budaya dapat terlihat seperti yang pernah saya jumpai seorang perempuan saat saya transit di Bandara Dubai. Ia membutuhkan informasi tapi saya tidak bisa membalasnya (saat itu saya berbicara bahasa inggris) karena saya tidak mendengar dengan jelas. Saya tidak bisa melihat ekspresi mukanya saat berbicara karena dalam budayanya Ia harus mengenakan penutup mulut. Ia adalah perempuan dari negara belahan Timur Tengah yang memang harus mengenakan busana demikian.
e.      Hambatan bahasa
Bahasa kerap menjadi hambatan bila kita berbeda bahasanya dan kita tidak mengerti dengan bahasa lawan bicara kita.
f.      Hambatan kecakapan teknologi
Dalam suatu pertemuan mediasi komunikasi orangtua dan anak di suatu sekolah, saya menampilkan slide show tentang sms seorang ABG remaja kepada kekasihnya dengan menggunakan kalimat atau kata-kata slank atau bahasa Alay. Bahasa Alay menggunakan huruf besar dan huruf kecil dalam satu kata juga cenderung tidak lengkap sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan. Apa yang terjadi? Orangtua tidak bisa menangkap pesan SMS tersebut.
g.     Hambatan lingkungan sekitar
Hal ini bisa mudah ditemui semisal kita menjadi salah menangkap maksud komunikasi karena suara yang bising atau polusi suara.
h.     Lingkungan alam lain misalnya letak atau jarak pengirim pesan dengan penerima pesan yang berjauhan menyebabkan informasi tidak diterima dengan jelas.

D.    Pengertian komunikasi interpersonal efektif dalam organisasi yang mencangkup componential, situational
Gunadi (1998) Interpersonal Communication (komunikasi antarpribadi) berarti pelaku dua orang saja. Keduanya terjalin suasana psikologi yang dalam. Bukan hanya perkenalan basa-basi. Komunikasi antarpribadipada umumnya berlangsung dengan tatap muka, melalui telepon, radio pemancar, dan surat pribadi.
Menurut Wiryanto (2004) Komunikasi antar pribadi (interpersonal communication) merupakan komunikasi yang berlangsung dalam situasi tatap muka antara dua orang atau lebih, baik secara terorganisasi maupun pada kerumunan orang.
Menurut Barnlund (1968) mendefinisikan komunikasi antarpribadi sebagi pertemuan antara dua, tiga orang, atau mungkin empat orang, yang terjadi sangat spontan dan tidak berstruktur.
Komunikasi interpersonal efektif dalam organisasi yang mencakup componential & situational, yaitu :
Komunikasi dalam organisasi atau perusahaan dapat menentukan efektif atau tidaknya dalam suatu penyampaian pesan atau perintah antar anggota organisasi, baik antara atasan dengan bawahan (downward communication), bawahan dengan atasan (upward communication), maupun antar anggota yang jabatannya setaraf (lateral communication). Secara sederhana, komunikasi adalah proses penyampaian atau transfer dan pemahaman suatu pengertian (meaning). Jadi dalam berkomunikasi, kita harus efektif menyampaikan pesan yang ada pada kita kepada orang lain. Adapun berkomunikasi secara langsung dan sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan kepada orang lain. Karena dapat mengubah sikap, pendapat dan perilaku seseorang dengan efek umpan balik secara langsung. Proses berkomunikasi dimulai dari adanya pesan yang akan disampaikan oleh pengirim, kemudian ditransfer melalui suatu channel (saluran), kemudian diterima oleh penerima. Adapun komunikasi interpersonal efektif dalam suatu organisasi mencakup dua bagian yaitu componential dan situational.
a.      Componential
Menjelaskan komunikasi antar pribadi dengan mengamati komponen-komponen utamanya, dalam hal ini adalah penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik dengan segera.
b.     Situasional
Interaksi tatap muka antara dua orang dengan potensi umpan balik langsung dengan situasi yang mendukung disekitarnya.

E.     model pengolahan informasi dalam komunikasi yang mencangkup rational, limited capacity, expert, cybernetic
Model Pengolahan Informasi pada dasarnya menitikberatkan dorongan-dorongan internal (datang dari dalam diri) manusia untuk memahami dunia dengan cara menggali dan mengorganisasikan data, merasakan adanya masalah dan mengupayakan jalan pemecahannya, serta mengembangkan bahasa untuk mengungkapkannya
Model pengolahan informasi dibawah ini ada 4 yaitu:
a.      Rational
Proses informasi adalah proses menerima, menyimpan dan mengungkap kembali informasi. Dalam proses pembelajaran, proses menerima informasi terjadi pada saat siswa menerima pelajaran. Proses menyimpan informasi terjadi pada saat siswa harus menghafal, memahami, dan mencerna pelajaran. Sedangkan proses mengungkap kembali informasi terjadi pada saat siswa menempuh ujian atau pada saat siswa harus menerapkan pengetahuan yang telah dimilikinya untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu perlu dikemukakan bahwa informasi masuk ke dalam kesadaran manusia melalui pancaindera, yaitu indera pendengaran, penglihaan, penciuman, perabaan, dan pengecapan. Informasi masuk ke kesadaran manusia paling banyak melalui indera pendengaran dan penglihatan. Berdasarkan alas an tersebut , maka media yang banyak digunakan adalah media audio, media visual, dan media audiovisual (gabungan media audio dan visual). Belakangan berkembang konsep multimedia, yaitu penggunaan secara serentak lebih daripada satu media dalam proses komunikasi, informasi dan pembelajaran. Konsep multimedia diasarkan atas pertimbangan bahwa penggunaan lebih dari pada satu media yang menyentuh banyak indera akan membuat proses komunikasi termasuk proses pembelajaran lebih efektif.
Dalam proses komunikasi atau proses informasi (dan juga proses pembelajaran) sering dijumpai masalah atau kesulitan. Beberapa masalah dalam proses komunikasi, misalnya:
Ditinjau dari pihak siswa: Kesulitan bahasa, sukar menghafal, terjadi distorsi atau ketidakjelasan, gangguan pancaindera, sulit mengungkap kembali, sulit menerima pelajaran, tidak tertarik terhadap materi yang dipelajari, dsb. Di tinjau dari pendidik, misalnya pendidik tidak mahir mengemas dan menyajikan materi pelajaran, faktor kelelahan, ketidak ajegan, dsb. Ditinjau dari pesan atau materi yang disampaiakan, misalnya: materi berada jauh dari tempat siswa, materi terlau kecil, abstrak, terlalu besar, berbahaya kalau disentuh.
b.     Limited capacity
Model ini menunjukkan bagaimana orang menyederhanakan pengolahan informasi.
c.      Expert
Model ini bergantung pada model limited capacity
d.     Cybernetic
Model ini berpendapat bahwa informasi diproses dari waktu ke waktu

F.     Model interaktif manajemen dalam komunikasi yang mencangkup confident, immediacy, interaction manajement, expresiveness, other-orientation.

Sumber :
Munandar, A.S. 2014. Psikologi industri dan organisasi. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.
Riyanti, D. B.P. & Prabowo, H. 1998. Seri diktat kuliah: psikologi umum 2. Jakarta: Universitas Gunadarma.
Basuki, H. 2008. Seri diktat kuliah: psikologi umum. Jakarta: Universitas Gunadarma.
Suprapto, T. 2009. Pengantar teori dan menejemen komunikasi. Yogyakarta: Media Pressindo.
Herujito, Y.M. (2000). Dasar-dasar manajemen. Jakarta: Grasindo
Joseph, A.D. (2012). Komunikasi antar manusia. Jakarta: Profesional