Jumat, 18 November 2016

Tugas 3 - Controlling fungsi manajemen dan kekuasaan dan pengaruh

A.    Controlling fungsi manajemen
1.     Pengertian controlling fungsi manajemen
Pengawasan atau disebut juga pengendalian, yaitu fungsi manajemen yang berhubungan dengan prosedur pengukuran hasil kerja terhadap tujuan perusahaan. Dengan kata lain, pengontrolan atau pengendalian adalah proses untuk memastikan bahwa aktivitas sebenarnya sesuai dengan aktivitas yang direncanakan.

2.     langkah-langkah controlling fungsi manajemen
a.      Menentukan standar atau tolak ukur prestasi kerja
b.     Mengukur hasil kerja dengan standar yang ada
c.      Membandingkan prestasi dengan langkah-langkah yang telah ditetapkan
d.     Mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memperbaiki hasil kerja yang tidak sesuai.

3.     tipe-tipe controlling dalam manajemen
Stoner James, A. F. dan Wankel, Charles (1988) juga mengelompokkan jenis-jenis metode pengendalian dalam empat jenis, yaitu:
1.      Pengendalian Pra-Tindakan (pre-action control)
Menurut konsep pengendalian, suatu tindakan bias diambil bila sumberdaya manusia, bahan dan keuangan diseleksi dan tersedia dalam jenis, jumlah dan mutu yang tepat.
2.      Pengendalian Kemudi (Steering Control) atau Pengawasan Umpan Maju(Freeforward Control)
Metode ini dibentuk untuk mendeteksi penyimpangan dari beberapa standar atau tujuan tertentu dan memungkinkan pengambilan tindakan koreksi di depan. Bila pemimpin melihat adanya penyimpangan dia dimungkinkan untuk melakukan koreksi, sekalipun kegiatan belum selesai dilakukan. Pengendalian ini efektif bila pemimpin pada waktu yang tepat dapat memperoleh informasi yang akurat.
3.      Pengendalian Secara Skrining atau Pengendalian Ya/Tidak (Screening or Yes/No Control)
Metode ini sangat luas digunakan karena mampu melakukan penelitian ganda, ketika pengmanan terhadap resiko tindakan manajer sangat diperhatikan. Metode ini fungsional bila prosedur dan syarat-syarat tertentu disepakati sebelum melakukan kegiatan.
4.      Pengendalian Purna-Karya (Post-Action Control)
Metode pengendalian digunakan untuk melihat adanya penyimpangan arah dan tujuan perusahaan setelah kegiatan selesai. Pengendalian ini hamper mirip dengan evaluasi yang waktu pelaksanaannya ditetapkan.

4.     strategi controlling untuk sebuah organisasi
Anggaran dibuat agar berada  di atas impas sehingga badan  usaha memperolah laba.
Urutan yang ditempuh dalam MBO adalah :
1.     Para anggota menyusun tujuan kinerja  yang pokok untuk masa datang sekaligus dengan  jadwal pencapainya.
2.     Tujuan diusulkan pada  penyedia  agar ditinjau ulang;  dilakukan diskusi anatara penyelia dan  bawahan sehingga tercapai tujuan yang disetujui bersama.
3.     Penyelia dan bawahan bertemu secara periodik  meninjau  ulang kemajuan dan melakukan revisi  atau memperbaharui tujuan bila di perlukan.
4.     Pada akhir tahun , para anggota menyerahkan laporan kinerja yang memuat pencapain tujuan dan komentar penyimpangan.
5.     Penilain diri / pengawasn diri ini dibicarakan dengan penyedia;   alas an mengapa tujuan tak  tercapai di bicarakan disini.
6.     Tujuan yang baru ditetapkan untuk tahun yang akan datang;  dan baru  MBO  mulai.

B.    Kekuasaan dan pengaruh
1.     Pengertian kekuasaan
Kekuasaan adalah kemampuan aktual atau kemampuan potensial yang dapat digunakan untuk mempengaruhi orang lain sehingga orang lain tersebut akan bersikap atau bertindak sesuai dengan yang diharapkan atau yang diinginkan.
Menurut Budiarjo (2006), Kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau sekelompok manusia untuk memengaruhi tingkah lakunya seseorang atau kelompok lain sedemikian rupa sehingga tingkah laku itu menjadi sesuai dengan keinginan dan tujuan dari orang yang mempunyai kekuasaan itu.
Menurut Soekanto (2010), Kekuasaan ialah setiap kemampuan untuk memengaruhi pihak lain.
Menurut Mayweber dalam Thoha (2011) Kekuasaan itu sebagai suatu kemungkinan yang membuat seseorang aktor di dalam suatu hubungan sosial berada dalam suatu jabatan untuk melaksanakan keinginannya sendiri dan yang menghilangkan halangan.

2.     Sumber-sumber kekuasaan
Pada dasarnya sumber kekuasaan yang berada di dalam organisasi terdiri dari :
1)     Kekuasaan posisi
Manajer puncak atau dewan komisaris akan mempunyai kekuasaan yang lebih besar dari posisi di bawahnya dikarenakan kekuasaannya melekat pada jabatan yang di sandang.
2)     Kekuasaan pribadi
Karakteristik pribadi dapat pula menjadi sumber kekuasaan. Dalam keadaan ini yang menonjol adalah kepribadian individu. Mereka mempunyai karakteristik pribadi yang positif dengan sendirinya akan memperoleh kekuasaan.
3)     Kekuasaan keahlian
Orang yang ahli akan lebih mudah mempengaruhi orang lain untuk melakukan sesuatu untuk mengubah sikapnya. Keahliannya mempunyai pengaruh yang sangat besar, kuat dan dominan terhadap berbagai aspek kehidupan seorang. Orang lebih cenderung datang kepada yang ahli karena seseorang ahli berbicara berdasarkan prinsip ilmiah yang dapat dipertanggung jawabkan.
4)     Kekuasaan kesempatan
Kekuasaan akan diperoleh dikarenakan hasil dari konsep tempat yang benar pada saat yang benar. Kekuasaan kesempatan artinya memberikan kesempatan kepada orang lain untuk menduduki suatu jabatan jika dipandang layak untuk menyandang jabatan tersebut. Konsep kesempatan perlu dikembangkan di dalam organisasi bahwa mengundurkan diri dari suatu jabatan atau memberikan kekuasaan kepada orang lain merupakan sifat yang terpuji.

3.     Pengertian pengaruh
Pengaruh suatu sikap atau tindakan (perintah) yang dapat mengubah sikap atau tindakan orang lain agar sesuai dengan yang diinginkan.
Menurut Uwe Becker, pengaruh adalah kemampuan yang terus berkembang yang berbeda dengan kekuasaan tidak begitu terkait dengan usaha memperjuangkan dan memaksakan kepentingan.
Menurut Norman Barry, pengaruh adalah suatu tipe keuasaan yang, jika seseorang yang dipengaruhi agar bertindak dengan cara tertentu, dapat dikatakan terdorong untuk bertindak demikian, sekalipun ancaman sanksi yang terbuka tidak merupakan motivasi yang mendorongnya.

4.     Jelaskan pengaruh taktik dalam organisasi
Dari pengertian kekuasaan di atas, untuk dapat mempengaruhi atau mengubah perilaku orang lain maka banyak cara atau teknik yang digunakan orang lain untuk memperoleh kekuasaan. Taktik memperoleh kekuasaan yang sering disingkat dengan taktik kekuasaan adalah cara mendapatkan atau merekayasa dasar atau tatanan kekuasaan. Kekuasaan relatif yang dimiliki manajer akan mempunyai dampak (pengaruh) terhadap pemilikan taktik yang akan digunakan untuk memperoleh atau mempertahankan kekuasaan. Cara atau taktik mendapatkan kekuasaan dapat dilakukan secara terbuka atau secara tertutup dan dapat pula dilakukan dengan cara tersembunyi dan tidak langsung.
Contoh kasus tentang kekuasaan dan pengaruh pada sebuah organisasi serta saran.
Saat Dahlan Iskan Ngamuk di Tol, Ridwan Kamil Kesal karena Sampah
Jakarta - Masih tentang para pemimpin yang kesal karena kinerja anak buah. Bila Gubernur Jateng Ganjar Pranowo marah karena ada pungli di jembatan timbang, menteri BUMN Dahlan Iskan pernah ngamuk gara-gara urusan pintul tol, sementara Wali Kota Bandung Ridwan Kamil kesal karena sampah.

Pada Selasa 20 Maret 2012 lalu, Dahlan mengamuk di pintu tol dekat Jembatan Semanggi menuju arah Slipi. Penyebabnya, antrean di tol tersebut sangat panjang tetapi loket yang dibuka hanya dua dari empat pintu yang ada.

Melihat antrean yang panjang itu, menurut Kepala Bagian Humas dan Protokol Kementerian BUMN Faisal Halimi, Dahlan yang hendak berangkat rapat koordinasi setiap Selasa ke Kantor PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) itu langsung turun dari mobil. Saat itu antrean sepanjang kurang lebih 30 mobil di depan pintu tol.

"Ini bertentangan dengan instruksinya agar antrean paling panjang lima mobil," kata Faisal.

Dahlan langsung turun dari mobil dan memeriksa. Di situlah Dahlan melihat, dua loket masih kosong, dan hanya satu loket manual dan satu otomatis yang dibuka. Dahlan pun masuk ke dua loket yang tutup itu dan membuang kursi yang ada di dalam. Lalu ia masuk loket satunya untuk juga membuang kursinya.

"Tidak ada gunanya kursi ini," kata Faisal menirukan ucapan Dahlan.

Ia mengatakan, lebih dari 100 mobil disuruh lewat begitu saja tanpa bayar. Salah satu pemilik mobil yang sedang lewat itu ternyata mengenal Dahlan dengan baik. Dia adalah Emirsyah Satar, Direktur Utama Garuda.

Aksi Dahlan kembali terulang pada Minggu 29 April 2012. Dia emosi karena macet parah di pintu tol Kuningan 2. Tepat di depan RS Medistra, Dahlan yang tengah menuju Tanjung Priok harus membuka paksa gerbang tol tersebut agar lancar.

Di Bandung, wali kota muda Ridwan Kamil juga pernah dibuat kesal. Kala itu, pada Kamis 30 Januari 2014, dia sedang blusukan naik sepeda ke daerah Cicadas. Di dekat pos polisi, dia kesal karena melihat tumpukan sampah. Di depannya, sampah menumpuk dan berserakan sepanjang 3 meter.

Didampingi Camat Cibeunying Kidul, Deny Sani, Emil yang mengenakan blazer dan celana jins biru ini meneruskan langkah ke seberang jalan. Terlihat dari raut mukanya, Emil tambah kesal. Yang ia temukan bukan hanya sampah biasa, melainkan kasur bekas hingga kursi rusak.

"Saya carikan uangnya, jangan menunggu PD Kebersihan," kata Emil kepada camat dan lurah setempat.

Kemudian Emil yang masih mengenakan helm berwarna putih itu meminta stafnya untuk memanggil petugas sampah di dekat lokasi. Saat ditanya, petugas sampah yang bernama Risman membuat pengakuan mengejutkan.

"Ini (yang membuang sampah) bukan hanya warga saja Pak, tapi petugasnya juga yang suka buang sampah ke sini, bukan ke TPS. Petugasnya bandel," ujar Risman.

Emil melongo. Sebelum meninggalkan lokasi, ia menelepon Camat Kiaracondong. "Pak Camat, ini gimana ada tumpukan sampah di depan eks Matahari. Besok menghadap saya ya," pinta pria berkacamata ini.

Emil berlalu. Dengan sepeda birunya, ia menuju lokasi acara HIPMI, Jl Talaga Bodas. "Ini sekalian saja sampai ke tengah jalan," kata Emil kesal saat melihat sampah-sampah berserakan.
Saran :
 Menurut saya, kekuasaan yang di dapat oleh Dahlan Iskan dan Ridwan Kamil sangatlah bijak di dalam posisi yang mereka terima. Mereka ingin wilayah yang di pegangnya itu tertata rapih dan sesuai dengan program kerja tanpa adanya hambatan apapun. Walaupun dengan sikap yang sedikit arogan, peraturan yang ada, rencana yang di susun akan berjalan dengan lancar dan pengaruhnya akan berdampak baik pada wilayah yang mereka kuasai.


Sumber :
Iman, I. & Siswandi. (2009). Aplikasi manajemen perusahaan analisis kasus dan pemecahannya. Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media.
Arifin, I., & Giana, H.W. (2007). Membuka cakrawala ekonomi. Jakarta: PT Setia Purna
Budiardjo, A. (2008). Dasar-dasar ilmu politik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Robbins, S.P., & Judge, T.A. (2008). Perilaku organisasi. Jakarta: Salemba Empat

Jumat, 21 Oktober 2016

Pengorganisasian Struktur Manajemen dan Actuating Dalam Manajemen

A.    PENGORGANISASIAN STRUKTUR MANAJEMEN
a.     Definisi pengorganisasian (Organizing)
Perkataan organisasi berasal dari istilah Yunani organon dan istilah Latin organum yang berarti alat, bagian, anggota, atau badan.
Dalam literatur dewasa ini, arti organisasi beraneka ragam, tergantung dari sudut mana ahli yang bersangkutan melihatnya, walaupun demekian, perbedaan arti tersebut dapat kita golongkan ke dalam salah satu dari dua pendapat mengenai organisasi tersebut.
James D. Mooney mengatakan, “Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai suatu tujuan bersama”.
Cester I. Barnard, Organisasi adalah sebagai suatu sistem dari aktivitas kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
Cyril Soffer (1973: 220), Organisasi adalah persekutuan/perkumpulan orang-orang yang masing-masing diberi peranan tertentu dalam suatu sistem kerja dan pembagian kerja di mana perkerjaan (yang terdapat dalam organisasi tersebut) dipilah-pilah menjadi tugas dan dibagikan keoada para pelaksana tugas/pemegang jabatan untuk mendapatkan satu kesatuan hasil.
Stephen p. Robbins, Organisasi sebagai kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.
b.     Fungsi Manajemen
Fungsi-fungsi manajemen adalah serangkaian kegiatan yang dijalankan dalam manajemen berdasarkan fungsinya masing-masing dan mengikuti satu tahapan-tahapan tertentu dalam pelaksanaannya. Fungsi-fungsi manajemen, sebagaimana diterangkan oleh Nickels, McHugh (1997), terdiri dari empat fungsi, yaitu :
a.      Perencanaan (planning)
yaitu proses yang menyangkut upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi kecenderungan di masa yang akan datang dan penentuan strategi dan taktik yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan organisasi. Di antara kencenderungan dunia bisnis sekarang, misalnya, bagaimana merencanakan bisnis yang ramah lingkungan, bagaimana merancang organisasi bisnis yang mampu bersaing dalam persangian global, dan lain sebagainya.
b.     Pengorganisasian (Organizing)
Yaitu proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan bisa memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi bisa bekerja secara efektif dan efisien guna pencapaian tujuan organisasi.
c.      Pengimplementasian (directing)
Yaitu proses implementasi program agar bisa di jalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan penuh kesabaran dan produktivitas yang tinggi.
d.     Pengendalian dan pengawasan (controlling)
Yaitu proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan, diorganisasikan, dan diimplementasikan bisa berjalan sesuai dengan target yang diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan dunia bisnis yang dihadapi.
Pada tahun 1950-an Koontz mempopulerkan konsep fungsi-fungsi manajemen dengan mengelompokkan tugas-tugas yang dilakukan oleh manajemen ke dalam lima fungsi manajemen, yang mencangkup :
a.      Perencanaan (Planning)
b.     Pengorganisasian (Organizing)
c.      Pengisian staf (Staffing)
d.     Memimpin (Leading)
e.      Pengendalian (Controlling)
Sampai saat ini, masih belum ada consensus baik di antara praktisi maupun diantara para teoritisi mengenai apa yang menjadi fungsi-fungsi manajemen, sering pula disebut unsur-unsur manajemen.
Berbagai pendapat mengenai fungsi-fungsi manajemen akan tampak jelas dengan dikemukakannya pendapat beberapa penulis sebagai berikut :
a.      Louis A. Allen                        : leading, planning, organizing, controlling.
b.     Prajudi Atmosudirjo               : planning, organizing, directing, atau Actuating, Controlling.
c.      John Robert Beishline, Ph. D : perencanaan, organisasi, komando, control.
d.     Henry Fayol                            : planning, organizing, commanding, Coordinating, Controlling.
e.      Luther Gullich                                    : Planning, Organizing, Staffing, Directing, Coordining, Reporting, Budgeting.
f.      William H. Newman              : Planning, Organizing, Assembling, Resources, Directing, Controlling.
g.     Dr. S. P. Siagian., M.P.A        : Planning, Organizing, Motivating, Controlling.
h.     Willian Spriegel                     : Planning, Organizing, Controlling.
i.       George R. Terry                      : Planning, Organizing, Actuating, Controlling.
j.       Lyndak F. Urwick                   : Forecasting, Planning, Organizing, Commanding, Coordinating, Controlling.
k.     Dr. Winardi, S. E.                   : Planning, Organizing, Coordinating,Actuating, Leading, Communication, Controlling.
l.       The Liang Gie                         : Planning, Decision making, Directing, Coordinating, Controlling, Improving.

c.      Manfaat Struktur Fungsional dan Divisional
a.      Manfaat struktur fungsional
1.     Mempergunaka sumberdaya khusus secara efisien
2.     Supervisi dapat dilakukan lebihh mudah
3.     Mengembangkan keahliann fungsional
4.     Mudah memobilisasi ketrampilan khusus
5.     Memelihara kendali terpusat atas keputusan strategis
6.     Berkaitan erat dengan strategi melalui kegiatan kunci sebagai unit terpisah.
b.     Manfaat struktur divisional
1.     Perkerjaan keseluruhan lebih mudah dikoordinasikan prestasi kerja tinggi dapat dipertahankan
2.     Keputusan lebih cepat
3.     Lebih mudah untuk menilai prestasi kerja
4.     Pengembangan dan strategi dekat dengan lingkungan
5.     Memberikan landasan pelatihan bagi para majer strategis
6.     Lebih terfokus pada produk, pasar dan tanggapan cepat terhadap perubahan
7.     Spesialisasi fungsional masih terpelihara pada masing-masaing divisi.

d.     Kerugian Struktur Fungsional dan Divisional
a.      Kerugian struktur fungsional
1.     Terlalu kaku dengan spesialisasi para karyawan
2.     Kesulitan melakukan tour of duty of area
3.     Koordinasi kurang menyeluruh
4.     Dapat menyebabkan dispersonalisasi
5.     Keahlian memimpin kurang dapat dijamin
6.     Sulit melaksanakan kegiatan yang berasal sari satu komando
b.     Kerugian struktur divisional
1.     Mengakibatkan turunnya komunikasi antara spesialisasi funsional
2.     sangat potensial untuk menimbulkan persaingan antar divisi
3.     Pendelegasian yang besar dapat menimbulkan masalah
e.     Kasus Konflik dalam Organisasi
Konflik nyata bisa kita ambil dari kisruhnya PSSI, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi menjatuhkan sanksi administratif kepada PSSI yang isinya memutuskan pemerintah tidak mengakui seluruh kegiatan PSSI, termasuk hasil KLB di Surabaya yang memilih kepengurusan periode 2015-2019. Lalu Menpora juga membekukan segala macam kegiatan yang berlangsung di PSSI. Menurut konflik yang tersebut, saran dari segi struktur fungsional adalah memelihara kendali terpusat atas keputusan strategis yaitu dari pusat Menpora yang seharusnya mengkoordinasikan dan membuat keputusan yang tidak berpihak sehingga bisa menimbulkan konflik. Dari sisi struktur divisional, seharusnya dari pihak Menpora mengkoordinasikan dengan PSSI untuk lebih berfokus pada prestasi atlet yaitu perkerjaan keseluruhan lebih mudah dikoordinasikan prestasi kerja tinggi dapat dipertahankan.


B.    ACTUANTING DALAM MANAJEMEN
a.     Definisi Actuanting
Pelaksanaan (Actuating) perwujudan dalam tindakan dari rencana yang telah digariskan guna mencapai tujuan atau target organisasi yang telah digariskan. Di dalam melaksanakan suatu rencana maka manajer harus membuat penjadwalan aktivitas. Penjadwalan aktivitas atau penjadwalan kerja terdiri dari dua kategori, yang pertama adalah loading sedangkan yang kedua adalah dispatching. Loading mengacu pada penugasan kerja kepada beberapa pabrik, pusat kerja, fungsi, atau departemen sedangkan dispatching mengacu pada penjadwalan actual terhadap aktivitas spesifik dalam pabrik, pusat kerja, fungsi atau departemen. Dari loading dan dispatching akan diketahui standar waktu yang disediakan oleh organisasi dan waktu yang diserap untuk melakukan suatu pekerjaan. Dari sini kemudian dapat dianalisis apakah waktu yang disediakan atau diterapkan tersebut sesuai kenyataan atau tidak. Jika standar waktu yang digariskan melalui metode ilmiah serta diukur dengan metode studi gerak waktu itu sudah benar maka setiap perbedaan negative (yang sesungguhnya lebih lama dari standar) dianggap sebagai penyimpangan dan harus diketahui berbagai sebabnya.
Di dalam melaksanakan tugas maka manajer dapat menggunakan bagan Gant atau menggunakan jaringan PERT (Program Evaluation and Review Tehnique). Bagan Gant adalah bagan yang diciptakan oleh Henry Gant dan banyak dipakai di berbagai organisasi dikarenakan polanya sangat sederhana dan mudah dipahami.
Jika menggunakan bagan Gant (Gant Chart) maka manajer unit membuat bagan seperti contoh dibawah ini :
NOMER ORDER
SENIN
SELASA
RABU
KAMIS
JUMAT
1
Memasukan bahan
mencampur
mengecat
Mengetes
2
Memasukan bahan
Mencampur
Mengecat
3
Memasukan bahan
mencampur
mengecat
4
Memasukan bahan
mencampur
mengecat

Jika menggunakan jaringan PERT maka tugas atua pekerjaan akan digambarkan melalui symbol nomor kerja yang kemudian dikaitkan melalui anak panah dan setiap anak panah akan dijelaskan waktu penyelesainya contoh jaringan PERT :
Keterangan :
1.     Memasukan bahan (2 hari)
2.     Mendesain (3 hari)
3.     Menggambar (2 hari)
4.     Mengukir (15 hari)
5.     Mengecat (3 hari)
Menurut Nurzaman (2014), Actuating adalah kegiatan yang menggerakkan dan mengusahakan agar semua karyawan melakukan tugas dan kewajibannya. Para karyawan sesuai dengan keahlian dan proporsinya melaksanakan rencana dalam aktivitas konkret yang diarahkan pada tujuan yang telah ditetapkan, dengan selalu mengadakan komunikasi, saling memberi motivasi, melaksanakan perintah dan instruksi serta mengadakan supervisi dengan meningkatkan sikap dan moral setiap karyawan. Dengan demikian, dalam actuating terdapat hal-hal berikut :
1.     Penetapan awal pelaksanaan rencana kerja
2.     Pemberian contoh tata cara pelaksanaan kerja dari pemimpin
3.     Pemberian motivasi para pekerja untuk segera bekerja sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing
4.     Pengkomunikasian seluruh arah pekerjaan dengan semua unit kerja
5.     Pembinaan para pekerja
6.     Peningkatan mutu dan kualitas kerja
7.     Pengawasan kinerja dan moralitas pekerja.

b.     Pentingnya Actuanting
Fungsi actuating lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-orang dalam organisasi. Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti dengan penggerakan seluruh potensi sumber daya manusia dan nonmanusia pada pelaksanaan tugas. Semua sumber daya manusia yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi. Setiap SDM harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan peran, keahlian dan kompetensi masing-masing SDM untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi yang telah ditetapkan.
c.      Prinsip Actuanting
Menurut Kurniawan (2009) prinsip-prinsip dalam penggerakan/actuating antara lain :
1.     Memperlakukan pegawai dengan sebaik-baiknya
2.     Mendorong pertumbuhan dan perkembangan manusia
3.     Menanamkan pada manusia keinginan untuk melebihi
4.     Menghargai hasil yang baik dan sempurna
5.     Mengusahakan adanya keadilan tanpa pilih kasih
6.     Memberikan kesempatan yang tepat dan bantuan yang cukup
7.     Memberikan dorongan untuk mengembangkan potensi dirinya
Sedangkan menurut Haris (2011) penggerakan yang dilakukan oleh pimpinan harus berpegang pada beberapa prinsip, yaitu:
1.     Prinsip mengarah pada tujuan
Tujuan pokok dari pengarahan nampak pada prinsip yang menyatakan bahwa makin efektifnya proses pengarahan, akan semakin besar sumbangan anggota terhadap usaha mencapai tujuan. Bisa saya contohkan dalam out bound adalah pada saat kita akan melakukan kegiatan out bound masing-masing. Pengarahan tidak dapat berdiri sendiri,artinya dalam melaksanakan fungsi pengarahan perlu mendapatkan dukungan/bantuan dari factor-faktor lain, seperti perencanaan, struktur organisasi, tenaga kerja yang cukup, pengawasan yang efektif dan kemampuan untuk meningkatkan pengetahuan serta kemampuan anggota.
2.     Prinsip keharmonisan dengan tujuan
Orang-orang bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhannya yang mungkn tidak mungkin sama dengan tujuan perusahaan. Mereka mengkehendaki demikian dengan harapan tidak terjadi penyimpangan yang terlalu besar dan kebutuhan mereka dapat dijadikan sebagai pelengkap serta harmonis dengan kepentingan perusahaan.
Semua ini dipengaruhi oleh motivasi masing-masing individu. Motivasi yang baik akan mendorong orang-orang untuk memenuhi kebutuhannya dengan cara yang wajar. Sedang kebutuhan akan terpenuhi apabila mereka dapat bekerja dengan baik, dan pada saat itulah mereka menyumbangkan kemampuannya untuk mencapai tujuan organisasi.
3.     Prinsip kesatuan komando
Prinsip kesatuan komando ini sangat penting untuk menyatukan arah tujuan dan tangggung jawab para bawahan. Bilamana para bawahan hanya memiliki satu jalur didalam melaporkan segala kegiatannya. Dan hanya ditujukan kepada satu pimpinan saja, maka pertentangan didalam pemberian instruksi dapat dikurangi, serta semakin besar tanggung jawab mereka untuk memperoleh hasil maksimal.

DAFTAR PUSTAKA
Manulang, M. (2008). Dasar-dasar manajemen. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Solihin, I. (2009). Pengantar manajemen. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Fahmi, I. (2011). Manajemen teori, kasus, dan solusi. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Prof. Dr. Faisal Afiff, Prof. Dr. R. Paemeleire, & L. Uytterschaut. (1994). Seluk beluk organisasi perusahaan modern. Bandung: PT.Eresco.
Tisnawati, Sule E. & Saefullah, K. (2005). Pengantar manajemen. Jakarta: kencana prenada media group.
Iman, I & Siswandi. (2009). Aplikasi manajer perusahaan:analisis kasus dan pemecahannya. Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media.
Nurzaman, K. (2014). Manajement perusahaan. Bandung: CV. Pustaka Setia.
Mulyono. (2008). Manajemen administrasi dan organisasi pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. 
Stoner, James A.F. (1996). Manajemen edisi kedua jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Certo, C. S. & Peter, J. P. (1990). Strategic management, New York: McGraw-Hill.

#jika ingin mengutip, silahkan sisipkan link saya. Terima kasih untuk tidak mengcopy-paste letihnya saya mencari sumber demi tugas J