PENGARUH IMAN DALAM KEHIDUPAN
MANUSIA
Heni Rahmawati
XI.IPS.3
SMA
NEGERI 2 TAMBUN UTARA
TAHUN
AJARAN 2012/213
KATA PENGANTAR
Saya panjatkan Puji dan sukur kehadirat Allah Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada penulis sehingga Saya dapat
menyelesaikan tugas yang diberikan sekolah berhubungan tentang PENGARUH
IMAN DALAM KEHIDUPAN MANUSIA.
Akhir kata semoga makalah ini dapat berguna bagi Saya khususnya
dan para pembaca pada umumnya. Namun walaupun makalah ini selesai tentulah
masih banyak kekurangan,hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan yang
Saya miliki, oleh karena itu kritik dan saran yang mengarah kepada perbaikan
isi makalah ini sangat Saya harapkan.
Bekasi,25
april 2013
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
......................................................................................
DAFTAR ISI
.....................................................................................................
A. PENDAHULUAN
........................................................................................
1.1 Latar belakang
............................................................................................
1.2 Pokok Masalah
............................................................................................
a. Pengertian Iman
.........................................................................................
b. Hubungan Iman dan Islam
........................................................................
c. Rukun Iman
...............................................................................................
d. Sifat- sifat Orang Yang
Beriman ...............................................................
e. Manfaat Iman Bagi
Kehidupan .................................................................
f. Hal-hal yang dapat
Meningkatkan Keimanan ..........................................
B. PEMBAHASAN
..........................................................................................
1. Pengertian Iman
........................................................................................
2. Hubungan Iman dan Islam
........................................................................
3. Rukun Iman
..............................................................................................
4. Sifat- sifat Orang Yang
Beriman ..............................................................
5. Manfaat Iman Bagi
Kehidupan ................................................................
6. Hal-hal yang dapat
Meningkatkan Keimanan .........................................
7. 77 Cabang-Cabang Iman………………………………………………..
C. PENUTUP
....................................................................................................
3.1 Kesimpulan
................................................................................................
3.2 Saran
..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
.......................................................................................
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Di masa ini banyak sekali orang yang merasa diri-nya beriman, mereka juga hafal
benar arti dari kata iman. Namun, sesungguhnya mereka belum mengerti apa makna
dari iman itu, serta tingkahlaku dan perbuatan mereka tidak mencerminkan diri-nya
beriman.
Saya mengambil materi pembahasan “ Pengaruh Iman dalam Kehidupan Manusia “,
selain sebagai tugas yahng diberikan sekolah adalah untuk meluruskan dan
memperbaiki konsep iman yang belum sempurna.
2. Pokok Masalah
a. Pengertian Iman
b. Hubungan Iman dan Islam
c. Rukun Iman
d. Sifat- sifat Orang Yang
Beriman
e. Manfaat Iman Bagi
Kehidupan
f. Hal-hal yang dapat
Meningkatkan Keimanan
B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Iman
Secara bahasa , iman berarti membenarkan (tashdiq), sementara menurut istilah
adalah ”mengucapkan dengan lisan, membenarkan dalam hati dan mengamalkan dalam
perbuatannya”. Adapun iman menurut pengertian istilah yang sesungguhnya ialah
kepercayaan yang meresap kedalam hati, dengan penuh keyakinan, tidak bercampur
syak dan ragu, serta memberi pengaruh bagi pandangan hidup, tingkah laku dan
perbuatan sehari- hari.
Kata Iman di dalam al-Qur’an digunakan untuk arti yang bermacam- macam. Ar-
Raghib al- Ashfahani, Ahli Kamus Al- Qur’an mengatakan bahwa kata iman didalam
al- Qur’an terkadang digunakan untuk arti iman yang hanya sebatas di bibir
saja padahal hati dan perbuatanya tidak beriman, terkadang digunakan untuk arti
iman yang hanya terbatas pada perbuatan saja, sedangkan hati dan ucapannya
tidak beriman dan ketiga kata iman terkadang digunakan untuk arti iman yang
diyakini dalam hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan dalam perbuatan
sehari- hari.
~
Iman dalam arti semata-mata ucapan dengan lidah tanpa dibarengi dengan hati dan
perbuatan dapat dilihat dari arti QS. Al-Baqarah, 2 :8-9,yaitu:
وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَقُولُ ءَامَنَّا بِٱللَّهِ وَبِٱلۡيَوۡمِ
ٱلۡأَخِرِ وَمَا هُم بِمُؤۡمِنِينَ يُخَـٰدِعُونَ ٱللَّهَ وَٱلَّذِينَ
ءَامَنُواْ وَمَا يَخۡدَعُونَ إِلَّآ أَنفُسَهُمۡ وَمَا يَشۡعُرُونَ
“
Dan diantara manusia itu ada orang yang mengatakan :” Kami beriman kepada Allah
dan hari Akhirat, sedang yang sebenarnya mereka bukan orang- orang yang
beriman. Mereka hendak menipu Allah dan menipu orang-orang yang beriman, tetapi
yang sebenarnya mereka menipu diri sendiri dan mereka tidak sadar.
~
Iman dalam arti hanya perbuatannya saja yang beriman, tetapi ucapan dan hatinya
tidak beriman., dapat dilihat dari QS. An- Nisa, 4: 142:
إِنَّ ٱلۡمُنَـٰفِقِينَ يُخَـٰدِعُونَ ٱللَّهَ وَهُوَ خَـٰدِعُهُمۡ
وَإِذَا قَامُوٓاْ إِلَى ٱلصَّلَوٰةِ قَامُواْ كُسَالَىٰ يُرَآءُونَ ٱلنَّاسَ
وَلَا يَذۡكُرُونَ ٱللَّهَ إِلَّا قَلِيلاً۬
“
Sesungguhnya orang-orang munafik (beriman palsu) itu hendak menipu mereka.
Apabila mereka berdiri mengerjakan sembahyang, mereka berdiri dengam malas,
mereka ria (mengambil muka) kepada manusia dan tiada mengingat Allah melainkan
sedikit sekali”.
~
Iman dalam arti yang ketiga adalah tashdiqun bi al-qalb wa amalun bi
al-jawatih, artinya keadaan dimana pengakuan dengan lisan itu diiringi
dengan pembenaran hati, dan mengerjakan apa yang diimankannya dengan perbuatan
anggota badan. Contoh iman model ini dapat dilihat dalam QS. Al- Hadid, 57:19:
وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ بِٱللَّهِ وَرُسُلِهِۦۤ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ هُمُ
ٱلصِّدِّيقُونَۖ وَٱلشُّہَدَآءُ عِندَ رَبِّہِمۡ لَهُمۡ أَجۡرُهُمۡ وَنُورُهُمۡۖ
وَٱلَّذِينَ كَفَرُواْ وَڪَذَّبُواْ بِـَٔايَـٰتِنَآ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ أَصۡحَـٰبُ
ٱلۡجَحِيمِ
“
Dan orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, mereka itu adalah
orang- orang yang Shiddiqien”.
Berdasarkan informasi ayat-ayat tersebut dapat diketahui bahwa di dalam al-
Qur’an kata iman digunakan untuk tiga arti yaitu iman yang hanya sebatas pada
ucapan, iman sebatas pada perbuatan, dan iman yang mencakup ucapan. Perbuatan
dan keyakinan dalam hati.
2. Hubungan Iman dan Islam
Kata islam sebagaimana diketahui berasal dari kata aslama yuslimu
islaman yang artinya berserah diri, patuh dan tunduk kepada Allah.
Orang yang melakukan demikian selanjutnya disebut muslim.
Menurut Al-qur’an, iman bukan semata-mata suatu keyakinan akan benarnya ajaran
yang diberikan, melainkan iman itu sebenarnya menerima suatu ajaran sebagai
landasan untuk melakukan perbuatan. Al-qur’an dengan tegas memegang taguh
pengertian seperti ini, karena menurut Al-qur’an walaupun setan dan malaikat
itu sama-sama adanya, namun beriman kepada malaikat acap kali disebut sebagai
bagian dari rukun iman, sedang terhadap setan orang diharuskan mengafirinya.
Hal
ini misalnya terlihat pada ayat:
لَا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ قَدْ تَبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ
فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِنْ بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ
بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى لَا انْفِصَامَ لَهَا وللَّهَِ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
“Tidak
ada paksaan untuk (memasuki ) agama (islam); sesungguhnya telah jelas jalan
yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada
thagut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada
buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui”.
Jadi manusia yang bertaqwa harus bisa meraih dan menyeimbangkan antara iman dan
islam. Karena diantara keduanya terdapat perbedaan diantaranya sekaligus
merupakan identitas masing-masing. Iman lebih menekankan kepada segi keyakinan
dalam hati, sedangkan islam merupakan sikap untuk berbuat dan beramal.
3. Rukun Iman
Secara harfiah kata rukun berarti berdampingan, berdekatan, bersanding,
bertempat tinggal bersama atau kekuatan. Dalam ilmu fiqih rukun sering
diartikan suatu perbuatan yang mengesahkan suatu kegiatan dan perbuatan
tersebut termasuk dari kegiatan tersebut.
Allah berfirman dalam QS. Al- Baqarah,2 : 177,yaitu:
لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ
وَالْمَغْرِبِ وَلَكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ
وَالْمَلَائِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ
“
Bukanlah menghadapkan wajahmu kearah timur dan barat itu suatu kebaktian, akan
tetapi sesungguhnya kebaktian itu ialah beriman kepada Allah, Hari kemudian,
Malaikat-malaikat, Kitab- kitab, Nabi-nabi….”
Didalam ayat tersebut disebutkan rukun iman itu ada lima, yaitu beriman kepada
Allah, Hari kemudian, Malaikat-malaikat, Kitab-kitab, Nabi-nabi. Disitu
tidak disebutkan rukun iman yang ke enam, yaitu beriman kepada qada dan qadar.
4. Manfaat Iman Bagi Kehidupan
Ø Iman dapat menimbulkan
ketenangan jiwa
Ø Iman
akan menimbulkan rasa kasih sayang kepada sesama dan akan meningkatkan tali
persaudaraan dengan-Nya.
Ø Iman akan membebaskan
jiwa manusia dari kekuasaan orang lain
Ø Iman yang hakiki itu
dapat menimbulkan jiwa keberanian dan ingin terus maju karena membela
kebenaran.
Ø Iman yang disertai
dengan amal shaleh dapat menjadi kunci dibukakannya kehidupan yang baik,adil
dan makmur.
Ø Orang yang beriman
akan diberikan kekuasaan dengan mengangkatnya sebagai khalifah di muka bumi.
Ø Orang yang beriman
akan mendapat pertolongan dari Allah.
Ø Iman akan membawa
terbukanya keberkahan di langit dan bumi.
5. Sifat-sifat Orang yang Beriman
1. Teguh pendirian / tidak
mudah terpengaruh dalam keadaan apapun dan tidak lemah karena
cobaan.
2. Tegas dalam mengambil sikap
dan mudah menerima nasehat.
3. Senang mencari dan menambah
ilmu.
4. Selalu merasa khawatir dan
takut jangan-jangan amal soleh yang dikerjakannya belum cukup untuk bekal
menghadap kehadirot Allah sehingga mempunyai semangat yang tinggi untuk lebih
banyak beramal.
5. Sederhana dan selalu
menjaga kebersihan.
6. Hal-hal yang dapat Meningkatkan Keimanan
1. Ilmu, yaitu dengan
meningkatkan ilmu tentang mengenal Allah SWT seperti makna dari nama-nama-Nya,
sifat-sifat-Nya, dan perbuatan-perbuatan-Nya. Semakin tinggi ilmu pengetahuan
seseorang terhadap Allah dan kekuasaan-Nya, maka semakin bertambah tinggi iman
dan pengagungan serta takutnya kepada Allah SWT.
2. Merenungkan ciptaan
Allah, keindahannya, keanekaragaman-Nya, dan kesempurnaan-Nya. Maka kita akan
sampai pada kesimpulan : Siapa yang merancang, menciptakan dan mengatur semua
ini ? Jawabannya hanya Allah.
3. Senantiasa menuingkatkan
ketaqwaan dan meninggalkan maksiat kepada-Nya
7.77 Cabang-Cabang Iman
Dari
Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda, “Iman itu memiliki tujuh puluh cabang
(riwayat lain tujuh puluh tujuh cabang) dan yang paling utama ialah Laa ilaaha
illa Allah, dan yang terendah ialah mebuang duri dari jalan. Dan malu juga
merupakan salah satu cabang iman.” (Ashhabus Sittah).
Banyak
ahli hadits yang menulis risalah mengenai cabang iman di antaranya ialah : Abu
Abdillah Halimi rah a dalam Fawaidul Minhaj, Imam Baihaqi rah a dalam Syu’bul
Iman, Syaikh Abdul Jalil rah a dalam Syu’bul Iman, Ishaq bin Qurthubi rah a
dalam An Nashaih, dan Imam Abu Hatim rah a dalam Washful Iman wa Syu’buhu.
Para
pensyarah kitab Bukhari rah a menjelaskan serta mengumpulkan ringkasan masalah
ini dalam kitab-kitab tersebut. Walhasil pada hakikatnya iman yang sempurna itu
mempunyai 3 (tiga) bagian :
1. Tashdiq bil Qalbi, yaitu
meyakini dengan hati,
2. Iqrar bil Lisan,
mengucapkan dengan lisan, dan
3. Amal bil Arkan,
mengamalkan dengan anggota badan.
Cabang iman terbagi lagi
menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu yang berhubungan dengan :
1)
Niat, aqidah, dan amalan hati;
2)
Lidah; dan
3)
Seluruh anggota tubuh.
1. Yang Berhubungan dengan
Niat, Aqidah, dan Hati
1)
Beriman kepada Allah, kepada Dzat-Nya, dan segala sifat-Nya, meyakini bahwa
Allah adalah Maha Suci, Esa, dan tiada bandingan serta perumpamaannya.
2)
Selain Allah semuanya adalah ciptaan-Nya. Dialah yang Esa.
3)
Beriman kepada para malaikat.
4)
Beriman kepada kitab-kitab yang diturunkan Allah kepada para Rasul-Nya.
5)
Beriman kepada para Rasul.
6)
Beriman kepada takdir yang baik maupun buruk, bahwa semua itu dating dari
Allah.
7)
Beriman kepada hari Kiamat, termasuk siksa dan pertanyaan di dalam kubur,
kehidupan setelah mati, hisab, penimbangan amal, dan menyeberangi shirat.
8)
Meyakini akan adanya Syurga dan Insya Allah semua mukmin akan memasukinya.
9)
Meyakini neraka dan siksanya yang sangat pedih untuk selamanya.
10) Mencintai
ALLAH
11) Mencintai
karena Allah dan membenci karena Allah termasuk mencintai para sahabat,
khususnya Muhajirin dan Anshar, juga keluarga Nabi Muhammad saw dan
keturunannya.
12) Mencintai
Rasulullah saw, termasuk siapa saja yang memuliakan beliau, bershalawat atasnya,
dan mengikuti sunnahnya.
13) Ikhlash, tidak
riya dalam beramal dan menjauhi nifaq.
14) Bertaubat,
menyesali dosa-dosanya dalam hati disertai janji tidak akan mengulanginya lagi.
15) Takut kepada
Allah.
16) Selalu
mengharap Rahmat Allah.
17) Tidak berputus
asa dari Rahmat Allah.
18) Syukur.
19) Menunaikan
amanah.
20) Sabar.
21) Tawadhu dan
menghormati yang lebih tua.
22) Kasih saying,
termasuk mencintai anak-anak kecil.
23) Menerima dan
ridha dengan apa yang telah ditakdirkan.
24) Tawakkal.
25) Meninggalkan
sifat takabbur dan membanggakan diri, termasuk menundukkan hawa nafsu.
26) Tidak dengki
dan iri hati.
27) Rasa malu.
28) Tidak menjadi
pemarah.
29) Tidak menipu,
termasuk tidak berburuk sangka dan tidak merencanakan keburukan atau maker
kepada siapapun.
30) Mengeluarkan
segala cinta dunia dari hati, termasuk cinta harta dan pangkat.
2. Yang Berhubungan
dengan Lidah
31) Membaca
kalimat Thayyibah.
32) Membaca Al
Quran yang suci.
33) Menuntut ilmu.
34) Mengajarkan
ilmu.
35) Berdoa.
36) Dzikrullah,
termasuk istighfar.
37) Menghindari
bicara sia-sia.
3. Yang berhubungan
dengan Anggota Tubuh
38) Bersuci.
Termasuk kesucian badan, pakaian, dan tempat tinggal.
39) Menjaga
shalat. Termasuk shalat fardhu, sunnah, dan qadha’.
40) Bersedekah.
Termasuk zakat fitrah, zakat harta, member makan, memuliakan tamu, serta
membebaskan hamba sahaya.
41) Berpuasa,
wajib maupun sunnah.
42) Haji, fardhu
maupun sunnah.
43) Beriktikaf,
termasuk mencari lailatul qadar di dalamnya.
44) Menjaga agama dan
meninggalkan rumah untuk berhijrah sementara waktu.
45) Menyempurnakan
nazar.
46) Menyempurnakan
sumpah.
47) Menyempurnakan
kifarah.
48) Menutup aurat
ketika shalat dan di luar shalat.
49) Berkorban
hewan, termasuk memperhatikan hewan korban yang akan disembelih dan menjaganya
dengan baik.
50) Mengurus
jenazah.
51) Menunaikan
utang.
52) Meluruskan
mu’amalah dan meninggalkan riba.
53) Bersaksi benar
dan jujur, tidak menutupi kebenaran.
54) Menikah untuk
menghindari perbuatan keji dan haram.
55) Menunaikan hak
keluarga dan sanak kerabat, serta menunaikan hak hamba sahaya.
56) Berbakti dan
menunaikan hak orang tua.
57) Mendidikan
anak-anak dengan tarbiyah yang baik.
58) Menjaga
silaturrahmi.
59) Taat kepada
orang tua atau yang dituakan dalam agama.
60) Menegakkan
pemerintahan yang adil
61) Mendukung
jemaah yang bergerak di dalam kebenaran.
62) Mentaati hakim
(pemerintah) dengan syarat tidak melanggar syariat.
63) Memperbaiki
mu’amalah dengan sesama.
64) Membantu orang
lain dalam kebaikan.
65) Amar makruh
Nahi Mungkar.
66) Menegakkan
hukum Islam.
67) Berjihad,
termasuk menjaga perbatasan.
68) Menunaikan
amanah, termasuk mengeluarkan 1/5 harta rampasan perang.
69) Memberi dan
membayar utang.
70) Memberikan hak
tetangga dan memuliakannya.
71) Mencari harta
dengan cara yang halal.
72) Menyumbangkan
harta pada tempatnya, termasuk menghindari sifat boros dan kikir.
73) Memberi dan
menjawab salam.
74) Mendoakan
orang yang bersin.
75) Menghindari
perbuatan yang merugikan dan menyusahkan orang lain.
76) Menghindari
permainan dan senda gurau.
77) Menjauhkan
benda-benda yang mengganggu di jalan.
C. PENUTUP
1. Kesimpulan
Setelah kita membaca dan membahas Konsep Iman kita akan mengetahui
apa yang dimaksud iman itu ? Apa manfaatnya bagi kita ? Dan bagaimana kita
meningkatkan keimanan kita ? Iman itu adalah keyakinan kita,adalah apa yang
kita percaya,adalh pondasi bagi kehidupan kita.
2. Saran
Layaknya sifat seorang muslim yang beriman, adalah ia yang mudah
menerima nasehat dan senang mencari serta menambah ilmu. Dapatlah makalah ini
dijadikan sebagai salah satu acuan dalam kehidupan kita sehari-hari karena di
dalamnya ada ilmu serta nasehat-nasehat yang insyaallah dapat berguna di dunia
maupun di akhirat.
Aamiien…
DAFTAR PUSTAKA
Hafidudin,Didin.2005.Pendidikan
Agama Islam untuk Perguruan Tinggi.Syaamil.Bandung
Azra,
Azyumardi. 2008. Kajian Tematik Al-Qur’an tentang Ketuhanan. Angkasa.
Bandung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar