Jumat, 09 Juni 2017

Tugas psikoterapi 3 - logoterapi

Victor E. Frankl adalah seorang neuro-psikiater kelahiran Wina, Austria yang berhasil selamat keluar dari kamp konsentrasi maut Nazi melalui usahanya untuk tetap mempertahankan dan mengembangkan hidup bermakna (the will to meaning). Ternyata harapan untuk hidup bermakna dapat dikembangkan dalam berbagai kondisi, baik dalam keadaan normal, maupun dalam penderitaan (suffering), misalnya dalam kondisi sakit (pain), salah (guilt), dan bahkan menjelang kematian sekalipun.
Dari pengalaman hidupnya, Frankl belajar bahwa manusia dapat kehilangan segala sesuatu yang dihargainya kecuali kebebasan manusia yang sangat fundamental yaitu kebebasan untuk memilih suatu sikap atau cara bereaksi terhadap nasib kita, kebebasan untuk memlilih cara kita sendiri. Apa yang berarti dalam eksistensi manusia, bukan semata-mata nasib yang menantikan kita, tetapi bagaimana cara kita menerima nasib itu. Frankl percaya bahwa arti dapat ditemukan dalam semua situasi, termasuk penderitaan dan kematian. Frankl berasumsi bahwa hidup ini adalah penderitaan, tetapi untuk menemukan sebuah arti dalam penderitaan maka kita harus terus menjalani dan bertahan untuk tetap hidup. Frankl menyatakan pentingnya dorongan dalam mencari sebuah arti untuk eksistensi manusia sebagai suatu sistem, yang kemudian disebut logoterapy. Logoterapy kemudian menjadi model psikoterapinya.
Menurut Frankl, keadaan dimana seorang individu kekurangan arti dalam kehidupan disebut sebagai kondisi noőgenic neurosis. Inilah keadaan yang bercirikan tanpa arti, tanpa maksud, tanpa tujuan dan hampa. Menurut Frankl, individu semacam ini berada dalam kekosongan eksistensial (existential vacuum), suatu kondisi yang menurut keyakinan Frankl adalah lumrah dalam zaman modern.
Menurut Frankl, hakekat dari eksistensi manusia terdiri dari 3 faktor, yaitu:
1. Spiritualitas.
Spiritualitas adalah suatu konsep yang sulit dirumuskan, tidak dapat direduksikan, tidak dapat diterangkan dengan istilah – istilah material, meskipun dapat dipengaruhi oleh dunia material, namun tidak dihasilkan atau disebabkan oleh dunia material itu.
Merupakan suatu konsep yang sulit dirumuskan namun tidak dapat direduksikan dan tidak dapat diterangkan dengan bentuk-bentuk yang bersifat material, kendatipun spiritual dapat dipengaruhi oleh dimensi kebendaan. Namun tetap saja spiritualitas tidak dapat disebabkan ataupun dihasilkan oleh hal-hal yang bersifat bendawi tersebut. Istilah spiritual ini dapat disinonimkan dengan istilah jiwa. Manusia tidak dapat didikte oleh faktor-faktor non-spiritual seperti instink, kondisi spesifik, atau lingkungan
2. Kebebasan.
Adanya suatu keadaan dimana manusia tidak didikte oleh faktor – faktor non spiritual, insting, warisan kita yang khusus atau kondisi lingkungan.
Kebebasan tidak dibatasi oleh hal-hal yang bersifat non spiritual, oleh insting-insting biologis, apalagi oleh kondisi-kondisi lingkungan. Manusia dianugerahi kebebasan oleh penciptanya, dan dengan kebebasan tersebut ia diharuskan untuk memilih bagaimana hidup dan bertingkah laku yang sehat secara psikologis. Individu yang tidak tahu bagaimana cara memanfaatkan kebebasan yang dianugerahkan Tuhan kepadanya, adalah individu yang mengalami hambatan psikologis atau neurotis. Individu yang neurotik akan menghambat pertumbuhan sekaligus pemenuhan potensi- potensi yang mereka miliki, sehingga akan mengganggu perkembangan sebagai individu secara penuh.
3. Tanggung jawab.
Tidak cukup merasa bebas untuk memilih namun manusia juga harus menerima tanggung jawab terhadap pilihan tersebut. Logotherapy mengingatkan manusia terhadap tanggung jawab dengan kalimat berikut, “Hiduplah seolah – olah anda hidup untuk kedua kalinya, dan bertindak salah untuk pertama kalinya kira – kira demikian anda bertindak sekarang.” Individu yang sehat secara psikologis menyadari sepenuhnya akan beban dan tanggung jawab yang harus mereka pikul dalam setiap fase kehidupannya, sekaligus menggunakan waktu yang mereka miliki dengan bijaksana agar hidup dapat berkembang ke arah yang lebih baik.
Kehidupan yang penuh arti sangat ditentukan oleh kualitasnya, bukan berapa lama atau berapa panjang usia hidup. Keberadaan manusia akan menjadi sehat dan efektif jika faktor-faktor tersebut di atas dapat terealisasikan dengan baik dan benar dalam setiap tindakan yang dilakukan oleh individu.
Untuk mencapai dan menggunakan spiritualitas, kebebasan dan tanggung jawab semuanya tergantung pilihan yang dibuat oleh manusia itu sendiri. Tanpa ketiga – tiganya tidak mungkin menemukan arti dan maksud dalam kehidupan. Dalam sistem Frankl, ada satu dorongan yang fundamental yakni kemauan akan arti yang kuat hingga mampu mengalahkan semua dorongan lain pada manusia. Tanpa arti untuk kehidupan, tidak ada alasan untuk meneruskan kehidupan. Arti kehidupan sangat istimewa dan unik bagi setiap individu sehingga arti kehidupan menjadi berbeda dari orang yang satu dengan orang yang lain bahkan dari momen yang satu ke momen berikutnya. Karena adanya perbedaan tersebut maka setiap orang harus menemukan caranya sendiri untuk memberikan respon.
Logoterapi dibangun diatas tiga asumsi dasar yang satu sama lain saling mempengaruhi, yaitu:
1. Fredom of will (kebebasan bersikap dan berkehendak)
Frankl sangat menantang pendekatan-pendekatan psikologi/psikiatri yang menyatakan kondisi manusia dipengaruhi dan ditentukan oleh insting-insting biologis atau konflik masa kanak-kanak atau sesuatu kekuatan dari luar lainnya. Menurut Frankl meskipun kondisi luar tesebut mempengaruhi kehidupan, namun individu bebas memilih reaksi dalam menghadapi kondisi-kondisi tersebut. Manusia memang tidak akan dapat bertahan dan mampu menghilangkan kekuatan-kekuatan luar tersebut, tetapi bebas memilih sikap untuk menghadapi, merepson dang menangani kekuatan tersebut. Manusia harus menghargai kemampuannya dalam mengambil sikap untuk mencapai kondisi yang diinginkannya. Manusia tidak sepenuhnya dikondisikan dan ditentukan oleh lingkungannya, namun dirinyalah yang lebih menentukan apa yang akan dilakukan terhadap berbagai kondisi itu. Dengan kata lain manusialah yang menentukan dirinya sendiri.
2. Will to Meaning (kehendak untuk hidup bermakna)
Kehendak akan arti kehidupan maksudnya kebutuhan manusia untuk terus mencari makna hidup untuk eksistensinya. Semakin individu mampu mengatasi dirinya maka semakin ia mengarah pada suatu tujuan sehingga ia menjadi manusia yang sepenuhnya. Arti yang dicari tersebut memerlukan tanggung jawab pribadi karena tidak seorangpun bisa memberikan pengertian dan menemukan maksud dan makna hidup kita selain diri kita sendiri. Dan itu merupakan tanggung jawab masing-masing pribadi untuk mencari dan menemukannya. Menurut Frankl keinginan untuk hidup yang bermakna ini merupakan motivasi utama yang tedapat pada manusia untuk mencari, menemukan dan memenuhi tujuan dan arti hidupnya.
3. Meaning of Life (makna hidup)
Pada dasarnya, manusia adalah makhluk yang selalu berusaha untuk memaknai hidupnya. Pada beberapa orang, pencarian makna hidup bisa berakhir dengan keputusasaan. Keputusasaan dan kehilangan makna hidup ini merupakan neurosis, dan Frankl menyebut kondisi ini noogenic neurosis. Sebutan itu bermakna bahwa neurosis ini berbeda dengan yang disebabkan oleh konfliks psikologis dalam individu. Noogenic neurosis menggambarkan perasaan tidak bermakna, hampa, tanpa tujuan dan seterusnya. Orang-orang seperti ini berada dalam kekosongan eksistensial (existential vacuum). Tetapi Frankl mengatakan bahwa kondisi tersebut lumrah terjadi di zaman modern ini. Frankl menganggap bahwa makna hidup itu bersifat unik, spesisfik, personal, sehingga masing-masing orang mempunyai makna hidupnya yang khas dan cara penghayatan yang berbeda antara pribadi yang satu dengan yang lainnya.
Salah satu indikator ketidak bermaknaan hidup adalah rasa bosan. Orang-orang yang merasa bosan dan merasa bodoh terhadap noogenic neurosis disebabkan oleh:
a. Kehilangan instink-instink alamiah untuk berhubungan dengan alam
b. Merasa adat kebiasaan, tradisi, dan nilai-nilai untuk menentukan tingkah laku sehingga seakan ada yang mengatur langkah hidupnya
Mencari arti dapat merupakan tugas yang membingungkan, menantang dan menambah tegangan bukan mengurangi tegangan batin, namun sesungguhnya menurut Frankl, peningkatan tegangan ini adalah prasyarat untuk kesehatan psikologis. Kaitannya dengan kepribadian, menurut Frankl, suatu kepribadian yang sehat mengandung tingkat tegangan tertentu antara apa yang telah dicapai dan apa yang harus dicapai dimana orang – orang yang sehat selalu memperjuangkan tujuan yang akan memberikan arti tersebut.
Ada 3 cara yang dikemukakan oleh logotherapy untuk menuntun pada pencarian arti kehidupan, yaitu:
1. Dengan memberi kepada dunia lewat suatu ciptaan / karya.
2. Dengan mengambil sesuatu dari dunia melalui pengalaman
3. Dengan sikap yang diambil manusia dalam menyikapi penderitaan.

Ketiga cara tersebut kemudian terkait dengan tiga sistem nilai dalam pemberian arti kepada kehidupan, yaitu:
Nilai – nilai daya cipta; yang menyangkut pemberian kepada dunia, diwujudkan dalam aktivitas yang kreatif dan produktif. Arti diberikan kepada kehidupan melalui tindakan yang menciptakan suatu hasil yang kelihatan atau ide yang tidak kelihatan atau dengan melayani orang – orang lain yang merupakan suatu ungkapan individu.
Nilai – nilai pengalaman, menyangkut penerimaan dari dunia, diwujudakan dengan menyerahkan diri kepada keindahan yang ada di alam sekitar atau seni. Menurut Frankl ada kemungkinan memenuhi arti kehidupan dengan mengalami beberapa segi kehidupan secara intensif, walaupun individu tidak melakukan suatu tindakan yang positif. Yang menentukan bukan berapa banyak puncak yang kita capai atau berapa lama seseorang tinggal dalam tingkatan pencapaian tersebut namun intensitas yang kita alami terhadap hal – hal yang kita miliki.
Nilai-nilai sikap. Situasi-situasi yang menimbulkan nilai-nilai sikap ialah situasi-siatuasi dimana manusia tak mampu mengubah atau menghindari situasi tersebut. Apabila dihadapkan dalam situasi ini maka satu-satunya cara untuk menyikapinya adalah menerima situasi tersebut. Cara bagaiman manusia menerima situasi tersebut, keberanian dalam menahan penderitaan tersebut, kebijaksanaan yang kita perlihatkan ketika berhadapan dengan bencana marupakan ujian dan ukuran terakhir dari pemenuhan kita sebagai manusia.
Orang-orang yang menemukan arti dalam kehidupan mencapai keadaan transedensi diri, keadaan yang terakhir untuk kepribadian yang sehat. Dalam pandangan Frankl dorongan utama dalam kehidupan adalah bukan diri melainkan arti. Menjadi manusia sepenuhnya berarti mengadakan hubungan dengan seseorang atau orang lain di luar diri sendiri.
Menurut Frankl, terdapat dua tujuan yang berorientasi pada diri adalah kesenangan dan aktualisasi diri.
1. Frankl menyatakan semakin banyak kita dengan sengaja berjuang untuk kesenangan maka mungkin semakin kurang kita mendapatkannya.
2. Satu-satunya cara untuk mengaktualisasikian-diri ialah melalui pemenuhan arti di luar diri.
Sumber:
Bastaman, H.D. 2007. Logoterapi Psikologi untuk Menemukan Makna Hidup dan Meraih Kehidupan Bermakna. Jakarta: Rajawali Press.
Corey, G. 2003. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: PT. Refika Aditama
Frankl, Victor E. 2003. Logoterapi Terapi Melalui Pemaknaan Eksistensi. Jogjakarta: Kreasi Wacana.
Schultz, D. 1991. Psikologi Pertumbuhan: Model – model kepribadian yang sehat. Yogyakarta

Selasa, 02 Mei 2017

SOFTSKIL PSIKOTERAPI TUGAS 2: PSIKOTERAPI DALAM TERAPI PSIKOANALISIS MENGANALISA PSIKOPATOLOGI BERDASARKAN PERKEMBANGAN SEKSUAL



Disusun Oleh : 
  1. Anisa Nur Aripah (11514289)
  2. Aulia Suryani (11514839)
  3. Heni Rahmawati (14514914)
  4. Nuke Noviana (18514116)
Kelas : 3PA17

Psikoanalisa merupakan satu hal yang unik sekaligus paradoksial, dan psikoanalisa merupakan sistem yang paling dikenal luas meskipun tidak dipahami secara universal. Dan disisi lain psikoanalisa juga banyak pengaruhnya dalam bidang lain diluar psikologi melalui pemikiran penemunya, Sigmund Freud. Psikoanalisa merupakan suatu metode penyembuhan yang bersifat psikologis dengan cara-cara fisik. Psikoanalisa jelas terkait dengan tradisi Jerman yang menyatakan bahwa pikiran adalah entitas yang aktif, dinamis dan bergerak dengan sendirinya. Kita ketahui bahwa Freud menjadi sorotan banyak kalangan ketika dia menguraikan seluk beluk sesksualitas manusia. Freud menyangkal bahwa dorongan seksual tidak berawal pada masa pubertas namun sedari bayi, dan seksual pun menjadi penggerak dalam keseharian manusia. Hal ini menjadi trendseller corak terapi dan tafsiran kepribadian fenomena kehidupan, kemudian dengan cepat banyak para psikiater yang bergabung dalam mahzab psikodinamika Freud. Nama-nama seperti Carl Gustave Jung, A.A Brill, Verenzci, Karl Abraham, dan Alfred Alder mencoba untuk membuktikan itu. Perkembangan  kepribadian individu menurut Freud, dipengaruhi oleh kematangan dan cara-cara individu mengatasi ketegangan. Menurut Freud, kematangan adalah pengaruh asli dari dalam diri manusia.
Psikopatologi
Psikoanalisis memahami psikopatologi sebagai masalah perkembangan, akibat gangguan semasa melewati tahap-tahap psikoseksual. Perkembangan kepribadian dipandang sebagai sesuatu yang kumulatif, sehingga gangguan pada masa awal perkembangan akan menjadi peristiwa traumatic yang pengaruhnya terasa sampai dewasa. orang dewasa yang fondasi kepribadiannya lemah bisa menjadi mengalami psikopatologi. Berikut dinamika jiwa menurut psikoanalisis pada beberapa jenis psikopatologi :
  • Hysteria : kelumpuhan tanpa sebab-sebab fisik, menurut psikoanalisa ini akibat adanya tranformasi dari konflik-konflik psikis menjadi malfungsi fisik.
  • Fobia : ketakutan yang sangat dan tidak pada tempatnya, oleh Freud dianalisis sebegai dampak dari kecemasan yang dialihkan, bias kecemasan yang berkaitan dengan impuls seksual atau kecemasan akibat peristiwa traumatic.
  • Obsesi kompulsi : mempunyai tema yang bervariasi,. Tema kebersihan, penyakit, kekejaman, dilatar belakangi konflik seksual pada fase anal.
  • Depresi : perasaan tidak mampu, tidak kompenten, kehilangan harga diri, dan merasa bertanggung jwab pada semua kejadian buruk. Menurut Freud, akar masalahnya adalah kehilangan cinta pada Oedipus kompleks, yang membuat orang marah kepada dirinya sendiri, karena dia kehilangan cinta dari orang tua, teman, bahkan dari negaranya.
  • Ketagihan obat/alcohol ; Freud menganggap adiksi dilatarbelakangi oleh insting mati. Pakar psikoanalisis lain mengatakan adiksi menjadi salah satu cara mengalahkan control superego. Orang menjadi bebas memperoleh apa yang diinginkannya. Ada juga yang menganalisis botol minuman sebagai representasi dari buah dada ibu pada fase oral.


             Karena, Teori Freudian percaya bahwa masalah dewasa dapat ditelusuri dari konflik yang belum diselesaikan dari fase-fase tertentu dari masa kanak-kanak dan remaja, yang disebabkan oleh fantasi yang berasal dari mereka sendiri.
Contoh kasus : berdasarkan data yang dikumpulkan dari pasien di awal karirnya, menduga bahwa gangguan neurotik terjadi ketika anak-anak mengalami pelecehan seksual di masa kecil (yang disebut teori seduksi). Kemudian, Freud menjadi percaya bahwa, meskipun kekerasan terhadap anak terjadi, gejala neurotik tidak ada kaitannya dengan hal ini. Dia percaya bahwa orang-orang neurotik sering mengalami konflik bawah sadar yang melibatkan fantasi incest yang berasal dari berbagai tahap perkembangan. Ia menemukan tahapannya dari sekitar tiga sampai enam tahun (tahun-tahun prasekolah, (sekarang ini disebut "tahap genital pertama") yang diisi dengan fantasi memiliki hubungan romantis dengan kedua orang tuanya. Argumen dengan cepat dihasilkan di Wina pada awal abad ke-20 tentang apakah seduksi orang dewasa terhadap anak-anak, yaitu pelecehan seksual, adalah dasar dari penyakit neurotik. Masih belum ada kesepakatan lengkap, meskipun saat ini para profesional mengakui adanya efek negatif dari pelecehan seksual terhadap kesehatan mental anak.

sumber:
Alwisol, Psikologi Kepribadian (Malang :  UMM Pers, 2008) hal. 35.

Pizaro. (2008). Teori seksualitas sigmund freud tentang kepribadian: psikopatologi dan kritik
            psikologi islami (Skripsi). Jakarta: Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Selasa, 04 April 2017

Sejarah mitologi dewi Psikhe

TUGAS SOFTSKIL 1: SEJARAH MITOLOGI DEWI PSIKHE

Nama Kelompok:
1. Anisa Nur Aripah (11514289)
2. Aulia Suryani (11514839)
3. Heni Rahmawati (14514914)
4. Nuke Noviana (18514116)

Kelas: 3PA17

   


  Di suatu kerajaan ada seorang raja yang memiliki tiga orang putri. Putri bungsunya bernama Psikhe. Psikhe ini sangat cantik sampai-sampai di daerahnya orang-orang menjadi berhenti menyembah Afrodit dan mulai menyembah Psikhe sebagai dewi kecantikan.
Meskipun Psikhe tidak menghendaki semua perhatian ini, tetap saja Afrodit marah karena kecantikannya tersaingi. Afrodit lalu memanggil Cupid (Eros), putranya. Afrodit menyuruh Cupid untuk membuat Psikhe jatuh cinta kepada lelaki terjelek di dunia. Karena sudah terbiasa melakukan tugas seperti itu dari ibunya, Cupid pun langsung saja terbang mencari Psikhe.
Tetapi ketika Cupid melihat Psikhe, dia malah terpesona sampai tidak sengaja ia menusuk tangannya sendiri dengan anak panah cinta. Cupid pun jatuh cinta kepada Psikhe dan tidak jadi melakukan perintah Afrodit.
Setelah beberapa lama, Afrodit yang terus memantau Psikhe menyadari adanya suatu keganjilan, kenapa Psikhe belum juga jatuh cinta pada siapapun? Akhirnya Afrodit langsung turun tangan. Ia mengutuk Psikhe sehingga tidak ada seorangpun yang mau melamarnya.
Beberapa tahun berlalu, tidak ada seorang pun yang datang melamar Psikhe sementara usianya sudah cukup untuk dia menikah. Orangtua Psikhe cemas dan pergi ke orakel untuk meminta nasehat.
Cupid membuat Oracle berkata bahwa Psikhe tidak ditakdirkan untuk menikahi seorang manusia, melainkan Psikhe harus menikah dengan suatu makhluk yang tinggal di sebuah gunung.
Psikhe dan Orangtuanya bersedih, karena menyangka Psikhe ditakdirkan untuk menikah dengan seekor monster. Setelah perdebatan yang cukup panjang, Psikhe akhirnya berhasil meyakinkan orangtuanya untuk merelakan putri bungsu mereka mengikuti jalan yang telah ditentukan oleh takdir.
Psikhe meninggalkan tempat tinggalnya. Semua orang merasa sedih melepas kepergian Psikhe, karena entah disebabkan oleh kecantikan fisiknya atau juga kebaikan hatinya, Psikhe berhasil menjadi wanita yang dicintai oleh masyarakat sekitarnya.
Psikhe berjalan menuju gunung yang dimaksud. Ia terus berjalan sambil memberanikan diri. namun karena ia tidak kuat menahan rasa takutnya, ia menitikkan air mata. Tiba-tiba datanglah Zefiros, dewa angin barat. Zefiros lalu membawa Psikhe dari gunung itu menuju seuatu tempat.
Setelah diturunkan oleh Zefiros, Psikhe melihat sebuah hutan yang indah. Ia pun berjalan menembusnya, hingga ia sampai ke sebuah tanah lapang yang ditumbuhi rumput. Di tengah tanah lapang itu, terdapat sebuah rumah indah yang nampak seperti istana.
Tiba-tiba terdengar sebuah suara yang mengatakan bahwa tempat itu dibangun untuk tempat tinggal Psikhe dan disana ada banyak pelayan yang tidak terlihat untuk memenuhi kebutuhan Psikhe. Gadis cantik itu sangat gembira mendengarnya.
Di malam hari, tempat itu sangat gelap dan tidak ada cahaya sama sekali. tiba-tiba Psikhe mendengar suara seorang laki-laki. Suara itu terdengar halus dan ramah.
"Apa ini monster yang dibilang orakel?" pikir Psikhe ragu.



Cupid Meninggalkan Psikhe Setelah Berhubungan Seksual.
       Psikhe dan Cupid lalu menghabiskan setiap malam dengan berhubungan seksual bersama. Namun Psikhe tidak bisa melihat wujud suaminya karena memang suasananya sangat gelap gulita. Psikhe pun memohon agar suaminya menampakkan diri di siang hari. Namun dengan sedih suaminya terus menolak dengan berkata, "Jika kau melihat wujudku, maka saat itu juga kebahagiaan kita akan berakhir."
      Lama-kelamaan Psikhe merindukan keluarganya, awalnya Cupid menolak tetapi akhirnya mengizinkan saudari-saudari Psikhe datang ke istana mereka. Ketika tahu keadaan Psikhe, saudari-saudarinya jadi iri. Mereka lalu berusaha membuat Psikhe dan suaminya berpisah, dengan harapan sang suami tak dikenal nantinya akan menikahi mereka.
Mereka memanas-manasi Psikhe. Menurut mereka, Psikhe harus tahu identitas suaminya, karena bisa saja suaminya adalah monster, seorang monster tentu tidak ingin wajahnya dilihat. Mereka juga menyuruh Psikhe membunuh suaminya itu jika memang monster.
Malam itu, Psikhe benar-benar melakukan yang dikatakan oleh kakak-kakaknya. Ia membawa sebuah lentera dan sebuah belati. Awalnya ia ragu, namun kata-kata kakaknya terus terngiang dan ia pun menyalakan lentera.

Psikhe melihat Cupid.
           Ketika cahaya lentera menyinari wajah suaminya, Ia langsung menyadari siapa yang selama ini bersamanya. tidak lain adalah Cupid sang dewa cinta. Psikhe pun makin mencintai Cupid. Namun karena kaget melihat Cupid, Psikhe tidak sengaja menumpahkan minyak dari lenteranya ke badan Cupid.
Cupid merasa sakit sekaligus marah akibat perbuatan Psikhe itu. Cupid pun langsung terbang begitu saja dan meninggalkan Psikhe, yang hanya bisa menangis sendirian menyesali perbuatannya.
Lama Psikhe menunggu suaminya. namun Cupid tidak lagi datang. Psikhe pun meninggalkan istananya dan menemui kakak-kakaknya. Psikhe menceritakan tentang kepergian suaminya dan langsung pergi lagi menjelajahi Yunani mencari keberadaan suaminya.
Setelah mendengar bahwa suami Psikhe adalah dewa dan kini telah meninggalkan Psikhe, kakak-kakak Psikhe pun pergi ke bukit berbatu dan berharap akan dibawa ke istana sang dewa. Zefiros memang datang membawa mereka tetapi bukan ke istana melainkan ke jurang, dia lalu menjatuhkan mereka di sana sampai mati.
Psikhe terus berjalan hingga ia memasuki Kuil Demeter. Di dalam kuil itu terdapat banyak biji-bijian berceceran sehingga kuil itu nampak berantakan. Sambil bersedih Psikhe mengumpulkan biji-bijian itu sehingga kuil itu tidak lagi berantakan.
Demeter melihat apa yang dilakukan Psikhe. Sang dewi pun berbicara padanya, "Kau pantas mendapatkan kebahagiaan wahai gadis cantik. Jika kau mencari Cupid, maka sebaiknya kau menemui Ibunya, Afrodit sang dewi kecantikan, dan berdoa memohon maaf."
Psikhe sangat senang mendapat perhatian dari Demeter, maka ia segera menuju Kuil Afrodit. Di sana, Afrodit yang masih kesal dengan Psikhe menemuinya. Gadis itu meminta maaf kepada Afrodit. Namun sang dewi berkata bahwa untuk menebus dosanya, ia harus berhasil melakukan tugas-tugas yang akan Afrodit diberikan. Psikhe pun setuju.
Sebagai tugas pertama, Afrodit telah menyiapkan setumpuk tinggi biji-bijiann yang terdiri dari tiga jenis biji. Psikhe ditugaskan untuk memisahkan ketiga biji-bijan itu ke dalam tumpukan yang berbeda sebelum malam berakhir.
Dengan putus asa Psikhe melakukan tugas yang mustahil itu. Tapi tiba-tiba datanglah sekoloni semut yang kemudian ikut membantu Psikhe. Dengan bantuan semut-semut, tugas mustahil itu pun akhirnya berhasil ia selesaikan sebelum pagi.
Afrodit yang melihat keberhasilan Psikhe menjadi sangat kesal. Tugas berikutnya adalah Psikhe harus mengambil wol, dari domba-domba emas yang merumput di pinggir sungai.
Ketika Psikhe menuju tempat tersebut, ia dihentikan oleh sekelompok nimfa yang memperingatkannya, "Wahai gadis cantik! kamu jangan mendekati domba domba itu! mereka sangat ganas! yang perlu kamu lakukan hanyalah menunggu hingga siang hari ketika matahari bersinar terik. Mereka akan berteduh di bawah pohon itu."
Psikhe mengerti apa yang harus ia lakukan. ia berterima kasih kepada para nimfa dan pergi mengamati para domba emas.
Ketika domba-domba itu selesai berteduh. Wol emas mereka tersangkut di batang pohon dan semak-semak tempat mereka berteduh. Psikhe pun tinggal mengambil wol-wol itu dari sana.
Semakin Psikhe berhasil, semakin sulit pula tugas yang diberikan oleh Afrodit. Psikhe harus mengambil air mematikan dari sungai Stix. Dia mengira kali ini dia akan mati, namun tiba-tiba datang seekor elang kiriman Zeus yang mengambilkan air itu untuknya.
Afrodit jadi makin kesal, dan untuk tugas terakhir Afrodit berkata, "Karena kau, putraku Cupid menjadi nakal. Dia menjadi tidak penurut lagi. Aku sampai stres memikirkannya, dan kecantikanku pun berkurang. Sekarang kamu harus pergi ke dunia bawah, temui Persefone dan mintakan kepadanya sedikit kecantikannya."
Psikhe bingung bagaimana memasuki dunia bawah dan kembali hidup-hidup. Psikhe berpikir tak ada lagi yang bisa dia lakukan, dia pun naik ke menara dan berniat bunuh diri. Tetapi begitu sampai di menara, bangunan tersebut malah berbicara pada Psikhe dan memberitahunya cara melaksanakan tugasnya.
Setelah mendapat petunjuk, Psikhe akhirnya masuk ke dunia bawah. Ia mengikuti jalan yang diberitahukan oleh sang menara. Psikhe Membayar Kharon satu koin untuk mengantarnya menuju gerbang dunia bawah. Psikhe Melemparkan satu roti pada Kerberos sehingga ketiga kepala mereka berebutan memakannya. ia juga menolak berbagai permintaan yang diajukan oleh para arwah disana.
Ketika sampai di istana Hades, Psikhe melakukan tugasnya yaitu meminta kotak kecantikan pada Persefone. Sesuai petunjuk yang dia dapat, Psikhe menolak untuk duduk di kursi, dan dari semua makanan yang ada di atas meja, dia hanya memakan roti.
Persefone mengambil sebuah kotak dan memberikannya pada Psikhe. Setelah mendapat kotak itu, Psikhe keluar dengan hati-hati dari dunia bawah, dia memberi lebih banyak kue pada Kerberos dan membayar lagi pada Kharon. Pada akhirnya Psikhe berhasil sampai di dunia atas.


Cupid berbahagia bersama Psikhe yang dia cintai.
Namun sekali lagi Psikhe merasa penasaran. Dia ingin mendapatkan sedikit kecantikan dari kotak yang dia bawa. Dia berpikir tentu nanti Cupid akan senang kalau dia menjadi lebih cantik. Psikhe melupakan peringatan dari sang menara dan membuka kotak itu. Begitu Psikhe membukanya, kutukan tidur langsung keluar dari kotak itu dan membuat Psikhe tertidur abadi.
Sementara luka pada bahu Cupid telah sembuh dan Cupid sendiri telah memaafkan Psikhe bahkan Cupid kini sangat merindukan istrinya itu.
Cupid mencari Psikhe dan menemukannya sedang tertidur dalam kutukan. Cupid mengampulkan kutukan itu dan memasukannya lagi ke dalam kotak. Cupid lalu menicum bibir Psikhe. Berkat ciuman dari seorang dewa, Psikhe akhirnya bisa terbangun lagi, dan dia sangat bahagia melihat suaminya. Cupid lalu terbang ke hadapan Zeus dan memohon supaya Psikhe dijadikan abadi. Zeus setuju dan menyuruh Hermes membawa Psikhe ke Olimpus. Begitu sampai di Olimpus, Psikhe diberi minuman para dewa, ambrosia, dan menjadi abadi. Kini Cupid dan Psikhe bisa bersama dalam kebahagiaan.
Cupid and Psikhe menikah dan memiliki anak bernama Hedone ("kesenangan"). Afrodit sendiri telah memaafkan Psikhe bahkan dia ikut menari dalam pesta pernikahan mereka.

source:

https://id.wikibooks.org/wiki/Mitologi_Yunani/Kisah_Cinta/Cupid_dan_Psikhe

Senin, 16 Januari 2017

sertifikat seminar yang diikuti





EMPOWERMENT, STRESS & KONFLIK dan KOMUNIKASI DALAM MANAJEMEN



I.                 EMPOWERMENT, STRESS & KONFLIK
A.    Pengertian empowerment
Istilah pemberdayaan secara etimologi merupakan terjemahan dari kata empowerment. Menurut kamus Webster dan Oxford English Dictionary, kata ‘empower’ mengandung dua arti yaitu ‘to give power or authority to’ yang dapat diartikan sebagai memberi kekuasaan, mengalihkan kekuatan atau mendelegasikan otoritas ke pihak lain, dan ‘to give ability to or enable’ yang artinya upaya untuk memberi kemampuan atau kedayaan. Empowerment juga bisa dikatakan sebagai upaya mengaktualisasikan potensi yang sudah dimiliki oleh masyarakat. Pendekatan pemberdayaan masyarakat yang demikian tentunya diharapkan memberikan peranan kepada individu bukan sebagai obyek, tetapi sebagai pelaku atau aktor yang menentukan hidup mereka sendiri.
B.    Pengertian stress
Menurut Dr. Hans Selye, Stres adalah satu abstraksi. Orang tidak dapat melihat pembangkit stres (stressor). Yang dapat dilihat ialah akibat dari pembangkit stress.
Menurut J.P. Chaplin dalam kamus lengkap psikologi mendefinisikan stres sebagai satu keadaan tertekan, baik secara fisik maupun psikologis.
Menurut Atkinson, stress terjadi ketika orang dihadapkan dengan peristiwa yang mereka rasakan sebgaia mengancam kesehatan fisik maupun psikologisnya.keadana sosial, lingkungan dan fisikal yang menyebabkan stres dinamakan stresor. Sementara reaksi orang terhadap peristiwa tersebut dinamakan respon stres, atau secara singkat disebut stres.
Menurut Lazarus, stres adalah rasa cemas atau terancam yang timbul ketika kita menginterprestasikan atau menilai suatu situasi sebagai melampaui kemampuan psikologis kita untuk bisa menanganinya secara memadai.
a.      Sumber-sumber stress
Menurut Maramis (1999) ada empat sumber atau penyebab stres psikologis, yaitu:
1)     Frustrasi
Timbul akibat kegagalan dalam mencapai tujuan karena ada aral malintang, misalnya apabila ada perawat Puskesmas lulusan SPK bercita-cita ingin mengikuti D3 Akper program khusus Puskesmas, tetapi tidak diizinkan oleh istri/suami, tidak punya biaya, dan sebagainya.
Frustrasi ada yang bersifat intrinsik (cacat badan dan kegagalan usaha) dan ekstrinsik (kecelakaan, bencana alam, kematian orang yang dicintai, kegoncangan ekonomi, pengangguran, perselingkuhan, dan lain-lain).
2)     Konflik
Timbul karena tidak bisa memilih antara dua atau lebih macam-macam keinginan, kebutuhan, atau tujuan. Bentuknya approach-approach conflict, approach-avoidance conflict, atau avoidance-avoidance conflict.
3)      Tekanan
Timbul sebagai akibat tekanan hidup sehari-hari. Tekanan dapat berasal dari dalam diri individu, misalnya cita-cita atau norma yang terlalu tinggi. Tekanan yang berasal dari luar diri individu, misalnya orang tua menuntut anaknya agar di sekolah selalu rangking satu atau istri menuntut uang belanja yang berlebihan kepada suami.
4)     Krisis
Keadaan yang mendadak, yang menimbulkan stres pada individu, misalnya kematian orang yang disayangi, kecelakaan, dan penyakit yang harus segera dioperasi.

C.    Pengertian konflik
Menurut Dwi Riyanti dan Hendro Prabowo, konflik adalah motif-motif yang muncul bergantian yang mungkin menjadi alasan paling penting mengapa tujuan tidak tercapai.
a.      Jenis-jenis konflik
1)     Approach-approach conflict
Approach-approach conflict adalah suatu konflik antara dua tujuan yang positif, tujuna-tujuan secara bersama itu mempunyai daya tarik yang sama. Contoh : suatu konflik psikologis muncul ketika seseorang lapar dan mengantuk pada saat yang sama. Dalam konteks sosial, sautu konflik mugnkin muncul ketika seseorang ingin pergi ke pawai politik dan ke pesta renang yagn jadwalnya pada malam yang sama. Konflik-konflik ini di pecahkan dengan memuaskan satu tujuan dan kemudian tujuan lain. Seperti mendahului makan di banding tidur- cara memilih satu tujuan dan membiarkan yang lainnya.jenis konflik ini biasanya mujdah dipecahkan dan hanya sedikit menyita perilaku emosional.
2)     Avoidance-avoidance conflict
Avoidance-avoidance conflict adalah konflik yang melibatkan dua tujuan negatif, dan ini suatu pengalaman yang biasa. Seorang anak harus mengerjakan pekerjaan rumah aritmatikanya atau mendapat tamparan. Seorang wanita harus mengerjakan suatu tugas yang ridak dia sukai atau dia akan kehilangan pekerjaannya. Konflik seperti ini di singkat dengan “memegang antara setan dan laut biru yang dalam”
3)     Approach-avoidant conflict
Approach-avoidant conflict adalah konflik yang paling sulit dipecahkan. Dalam jenis konflik ini, seseorang tertarik dan menolak objek tujuan yang sama.karena valensi positif dari tujuan ini, orang mendekatinya. Tetapi jika tidak didekati, valensi negatifnya menjadi semakin kuat. Jika pada satu titik selama mendekati tujuan, aspek-aspek yang menghambat/negatif menjadi lebih kuat dari pada aspek-aspek positif, orang akan menghentikan usahanya sebelum mencapai tujuan. Karena tujuan tidak tercapai, individu bisa menjadi frustasi.
4)     Konflik approach-avoidance ganda
Konflik approach-avoidance ganda yaitu ada beberapa tujuan dengan melibatkan valensi positif dan negatif. Contoh : seorang wanita merencanakan untuk menikah. Pertamanya tujuan menikah mempunyai valensi positif baginya dengan alasan stabilitas dan keamanan dan karena dia mencintai pria yang akan di nikahinya. Sebaliknya, menikah itu ditolaknya karena itu berarti penolakan terhadap tawaran menarik dari pekerjaan baru di kota lain. Dengan memperhatian karirnya, wanita itu tertarik dengan pekerjaan barunya tetapi juga muncul penolakan karena masalah yang bisa muncul dengan perkawiannnya. Lalu, apa yang harus dilakukan? Tergantung pada kekuatan relatif konflik dari valensi positif dan valensi negatif yang terlibat di approach-approach ganda ini.
b.     Proses konflik
Konflik tidak terjadi dengan tiba-tiba, tetapi ada kondisi yang mendukungnya. Bila terjadi tidak langsung besar, tetapi mulai dari kecil pada awalnya, memuncak besarnya pada klimaks, dan mereda pada akhirnya. Bila sudah berakhir, proses konflik tak berhenti, tetapi ada kelanjutannya. Demikianlah konflik mempunyai proses yang memakan waktu dan gerak naik turunnya membentuk semacam lingkaran (cycle).
Secara garis besar lingkaran konflik terdiri dari hal-hal berikut:
1)     Kondisi yang mendahului (antecedent condition).
Kondisi ini terdiri dari faktor-faktor yang pada umumnya membawa pada konflik.
2)     Kemungkinan konflik yang dilihat (perceived potential conflict).
Pada tahap ini satu atau kedua belah pihak melihat kemungkinan konflik diaantara mereka.
3)     Konflik yang dirasa (felt conflict).
Pada tahap ini, tubrukan kepentingan dan kebutuhan terjadi. Satu pihak atau kedua belah pihak yang terlibat melihat keadaan yang tidak memuaska, menghambat, menakutkan dan mengancam.
4)     Perilaku yang tampak (manifest behavior)
Pada waktu konflik sudah terjdi orang-orang menanggapi dan mengambil tindakan. Bentuknya dapat secara lisan, seperti saling mendiamkan, bertengkar, berdebat; atau nyata dalam perbuatan, seperti bersaing, bermusuhan, atau menyerang.
5)      Konflik ditekan atau dikelola (suppressed or managed conflict)
Pada tahap ini konflik yang sudah terjadi dapat ditekan, artinya konflik ditiadakan. Secara lahirian konflik itu tampak seperti sudah selesai, meskipun masalah intinya tidak ditangani, dan pihak-pihak yang berkonflik hanya sekedar berdampingan dalam suasana panas itu., atau konflik dikelola dan diselesaikan.
6)     Sesudah konflik diselesaikan (management aftermath)
bila konflik tidak dikelola dan diselesaikan, kedua belah pihak yang terlibat dalam konflik menanggung segala akibatnya entah bagi diri sendiri, kerja hubungan dengan orang lain, atau lembaga tempat orang bekerja.

D.    Kasus yang berkaitan dengan stress dan konflik pada organsasi dan solusinya.
Organisasi pendidikan, sebagaimana layaknya sebuah organisasi yang mewadahi heterogenitas anggotanya, juga tidak terlepas dari persoalan-persoalan yang berkaitan dengan konflik dan stress. Fenomena konflik dan stress dalam organisasi pendidikan, khususnya sekolah, sangat terlihat  dan nampak memuncak terutama saat tahun ajaran akan berakhir dan yang baru di mulai. Ada banyak kepentingan, ada banyak tekanan, ada banyak keinginan dan ada banyak harapan. Kepala sekolah dan guru-guru yang mengajar di tingkat akhir menghadapi stress yang meningkat di akhir tahun ajaran. Terjadi konflik kepentingan dalam soal meluluskan anak didik. Secara ideal guru ingin mengukur murid seperti apa adanya, sementara secara pragmatis lembaga dan daerah dimana sekolah berada menghendaki  derajat kelulusan yang tinggi. Demikian pula pada awal tahun ajaran baru, terjadi eskalasi konflik dan stress. Orang tua menghendaki anaknya masuk disekolah-sekolah yang mereka paforitkan, sementara penyelenggara pendidikan dihadapkan pada kapasitas yang terbatas. Masih ada lagi sumber konflik dan stress di organisasi pendidikan ini, seperti perubahan-perubahan kebijakan yang berkaitan dengan program-program pendidikan. Perubahan kurikulum, perubahan SOTK, dan pembagian wewenang kedaerahan sering menjadi sumber konflik diantara para penyelenggara pendidikan dan menjadi sumber stress para pelaksana di lapangan.
Solusinya : konflik dan stress sebenarnya bisa menjadivitamin bagi pendewasaan organisasi sekaligus pribadi warga organisasi.Kata kunci untuk menghadapi konflik dan stress adalah positif thinking  dan selalu terbuka pada setiap perubahan. Dengan demikian sikap positifterhadap konflik dan persepsi baik tentang stress mmenjadi keniscayaandalam mengokohkan diri dan mematangkan organisasi.

II.               KOMUNIKASI DALAM MANAJEMEN
A.    Pengertian komunikasi
Menurut Suprapto, komunikasi merupakan sebuah proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan melalu saluran tertentu.
Menurut Wilbur Schramm(Ashadi(1987), dalam suprapto) mengatakan bahwa dalam konteks komunikasi suatu masyarakat dapat dilihat sebagai sejumlah hubungan dimana masing-masing orang mengambil bagian atas informasi.komunikasi sebenarnya adalah usaha membuat penerima atau pemberi komunikasi memiliki pengertian/pemahaman yang sama terhadap pesan tersebut.
Menurut Laswell, komunikasi adalah proses yang menggambarkan siapa mengatakan apa dengan cara apa, kepadasiapa, dengan efek apa.
Menurut Carl. I. Hovland, komuniaksi adalah proses dimana seseorang individu atau komunikator mengoperkan stimulan biasanya dengan lambang-lambang bahasa verbal maupun non verbal untuk mengubah tingkah laku orang lain.
B.    Proses komunikasi
a.      Langkah pertama, ide atau gagasan diciptakan oleh sumber komunikator
b.     Langkah kedua, ide yang diciptakan tersebut kemudian dialih bentukan menjadi lambang-lambang komunikasi yang mempunyai makna dan dapat dikirimkan.
c.      Langkah ketiga, pesan yang telah di-encoding tersebut selanjutnya dikirimkan melalui saluran atau media yang sesuai dengan karakteristik lambang-lambang komunikasi ditujukan kepada komunikan.
d.     Langkah keempat, penerima menafsirkan isi pesan sesuai dengan persepsinya untuk mengartikan maksud pesan tersebut.
e.      Langkah kelima, apabila pesan tersebut telah berhasil di-decoding, khalayak akan mengirim kembali pesan tersebut ke komunikator.
C.    Hambatan komunikasi
a.      Hambatan fisik
Hambatan fisik menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan fisik atau badan seseoranng, misalnya tuna rungu atau orang yang tidak bisa mendengar.
b.     Hambatan kepribadian
Kesulitan untuk memiliki topic pembicaraan dengan orang lain.
c.      Hambatan usia
Usia kadang menjadi hambatan saat berkomunikasi, misalnya anak takut menyampaikan sesuatu kepada orang tuanya. Atau saat orang tua berbicara anak harus diam mendengarkan, akibatnya komunikasi hanya terjadi satu arah saja.
d.     Hambatan budaya
Hambatan budaya dapat terlihat seperti yang pernah saya jumpai seorang perempuan saat saya transit di Bandara Dubai. Ia membutuhkan informasi tapi saya tidak bisa membalasnya (saat itu saya berbicara bahasa inggris) karena saya tidak mendengar dengan jelas. Saya tidak bisa melihat ekspresi mukanya saat berbicara karena dalam budayanya Ia harus mengenakan penutup mulut. Ia adalah perempuan dari negara belahan Timur Tengah yang memang harus mengenakan busana demikian.
e.      Hambatan bahasa
Bahasa kerap menjadi hambatan bila kita berbeda bahasanya dan kita tidak mengerti dengan bahasa lawan bicara kita.
f.      Hambatan kecakapan teknologi
Dalam suatu pertemuan mediasi komunikasi orangtua dan anak di suatu sekolah, saya menampilkan slide show tentang sms seorang ABG remaja kepada kekasihnya dengan menggunakan kalimat atau kata-kata slank atau bahasa Alay. Bahasa Alay menggunakan huruf besar dan huruf kecil dalam satu kata juga cenderung tidak lengkap sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan. Apa yang terjadi? Orangtua tidak bisa menangkap pesan SMS tersebut.
g.     Hambatan lingkungan sekitar
Hal ini bisa mudah ditemui semisal kita menjadi salah menangkap maksud komunikasi karena suara yang bising atau polusi suara.
h.     Lingkungan alam lain misalnya letak atau jarak pengirim pesan dengan penerima pesan yang berjauhan menyebabkan informasi tidak diterima dengan jelas.

D.    Pengertian komunikasi interpersonal efektif dalam organisasi yang mencangkup componential, situational
Gunadi (1998) Interpersonal Communication (komunikasi antarpribadi) berarti pelaku dua orang saja. Keduanya terjalin suasana psikologi yang dalam. Bukan hanya perkenalan basa-basi. Komunikasi antarpribadipada umumnya berlangsung dengan tatap muka, melalui telepon, radio pemancar, dan surat pribadi.
Menurut Wiryanto (2004) Komunikasi antar pribadi (interpersonal communication) merupakan komunikasi yang berlangsung dalam situasi tatap muka antara dua orang atau lebih, baik secara terorganisasi maupun pada kerumunan orang.
Menurut Barnlund (1968) mendefinisikan komunikasi antarpribadi sebagi pertemuan antara dua, tiga orang, atau mungkin empat orang, yang terjadi sangat spontan dan tidak berstruktur.
Komunikasi interpersonal efektif dalam organisasi yang mencakup componential & situational, yaitu :
Komunikasi dalam organisasi atau perusahaan dapat menentukan efektif atau tidaknya dalam suatu penyampaian pesan atau perintah antar anggota organisasi, baik antara atasan dengan bawahan (downward communication), bawahan dengan atasan (upward communication), maupun antar anggota yang jabatannya setaraf (lateral communication). Secara sederhana, komunikasi adalah proses penyampaian atau transfer dan pemahaman suatu pengertian (meaning). Jadi dalam berkomunikasi, kita harus efektif menyampaikan pesan yang ada pada kita kepada orang lain. Adapun berkomunikasi secara langsung dan sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan kepada orang lain. Karena dapat mengubah sikap, pendapat dan perilaku seseorang dengan efek umpan balik secara langsung. Proses berkomunikasi dimulai dari adanya pesan yang akan disampaikan oleh pengirim, kemudian ditransfer melalui suatu channel (saluran), kemudian diterima oleh penerima. Adapun komunikasi interpersonal efektif dalam suatu organisasi mencakup dua bagian yaitu componential dan situational.
a.      Componential
Menjelaskan komunikasi antar pribadi dengan mengamati komponen-komponen utamanya, dalam hal ini adalah penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik dengan segera.
b.     Situasional
Interaksi tatap muka antara dua orang dengan potensi umpan balik langsung dengan situasi yang mendukung disekitarnya.

E.     model pengolahan informasi dalam komunikasi yang mencangkup rational, limited capacity, expert, cybernetic
Model Pengolahan Informasi pada dasarnya menitikberatkan dorongan-dorongan internal (datang dari dalam diri) manusia untuk memahami dunia dengan cara menggali dan mengorganisasikan data, merasakan adanya masalah dan mengupayakan jalan pemecahannya, serta mengembangkan bahasa untuk mengungkapkannya
Model pengolahan informasi dibawah ini ada 4 yaitu:
a.      Rational
Proses informasi adalah proses menerima, menyimpan dan mengungkap kembali informasi. Dalam proses pembelajaran, proses menerima informasi terjadi pada saat siswa menerima pelajaran. Proses menyimpan informasi terjadi pada saat siswa harus menghafal, memahami, dan mencerna pelajaran. Sedangkan proses mengungkap kembali informasi terjadi pada saat siswa menempuh ujian atau pada saat siswa harus menerapkan pengetahuan yang telah dimilikinya untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu perlu dikemukakan bahwa informasi masuk ke dalam kesadaran manusia melalui pancaindera, yaitu indera pendengaran, penglihaan, penciuman, perabaan, dan pengecapan. Informasi masuk ke kesadaran manusia paling banyak melalui indera pendengaran dan penglihatan. Berdasarkan alas an tersebut , maka media yang banyak digunakan adalah media audio, media visual, dan media audiovisual (gabungan media audio dan visual). Belakangan berkembang konsep multimedia, yaitu penggunaan secara serentak lebih daripada satu media dalam proses komunikasi, informasi dan pembelajaran. Konsep multimedia diasarkan atas pertimbangan bahwa penggunaan lebih dari pada satu media yang menyentuh banyak indera akan membuat proses komunikasi termasuk proses pembelajaran lebih efektif.
Dalam proses komunikasi atau proses informasi (dan juga proses pembelajaran) sering dijumpai masalah atau kesulitan. Beberapa masalah dalam proses komunikasi, misalnya:
Ditinjau dari pihak siswa: Kesulitan bahasa, sukar menghafal, terjadi distorsi atau ketidakjelasan, gangguan pancaindera, sulit mengungkap kembali, sulit menerima pelajaran, tidak tertarik terhadap materi yang dipelajari, dsb. Di tinjau dari pendidik, misalnya pendidik tidak mahir mengemas dan menyajikan materi pelajaran, faktor kelelahan, ketidak ajegan, dsb. Ditinjau dari pesan atau materi yang disampaiakan, misalnya: materi berada jauh dari tempat siswa, materi terlau kecil, abstrak, terlalu besar, berbahaya kalau disentuh.
b.     Limited capacity
Model ini menunjukkan bagaimana orang menyederhanakan pengolahan informasi.
c.      Expert
Model ini bergantung pada model limited capacity
d.     Cybernetic
Model ini berpendapat bahwa informasi diproses dari waktu ke waktu

F.     Model interaktif manajemen dalam komunikasi yang mencangkup confident, immediacy, interaction manajement, expresiveness, other-orientation.

Sumber :
Munandar, A.S. 2014. Psikologi industri dan organisasi. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.
Riyanti, D. B.P. & Prabowo, H. 1998. Seri diktat kuliah: psikologi umum 2. Jakarta: Universitas Gunadarma.
Basuki, H. 2008. Seri diktat kuliah: psikologi umum. Jakarta: Universitas Gunadarma.
Suprapto, T. 2009. Pengantar teori dan menejemen komunikasi. Yogyakarta: Media Pressindo.
Herujito, Y.M. (2000). Dasar-dasar manajemen. Jakarta: Grasindo
Joseph, A.D. (2012). Komunikasi antar manusia. Jakarta: Profesional