1.
Artikel yang berkaitan dengan fenomena identitas
diri melalui internet.
Dijahyellow
(Hodijah) ‘selebgram’ yang banyak pengikut guna di bully
22 Desember 2014 20:55:11 Diperbarui:
17 Juni 2015 14:42:27
Kesehatan
jiwa merupakan masalah yang tak kalah penting, seperti kata pepatah latin “Men
sana in corpore sano (Didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat)”.
Oleh karena itu, jika psikis terganggu maka secara langsung ataupun tidak tubuh
juga akan merasakan dampaknya. Standar untuk menentukan sehat atau tidaknya
jiwa individu banyak ditentukan oleh budaya masyarakan masing-masing tempat,
bisa jadi menurut satu daerah biasa/normal tapi menurut daerah lain
menyimpang/abnormal. Intinya jika individu berbeda dari kebanyakan lingkungan
masyarakat dari segi kognitif maupun behavior, bisa dikatakan bahwa individu
itu abnormal. Abnormalitas tidak hanya tentang sesuatu yang negatif dan
mengganggu saja, sesuatu yang positif dan superior juga bisa termasuk abnormal
jika lingkungan masyarakat tidak memiliki proporsi seperti yang dimiliki
individu tersebut. Sehat atau tidaknya jiwa individu salah satunya dapat
dilihat dari sikap dan perilakunya.
Sekarang,
perilaku abnormal tidak hanya bisa dilihat dan ditemukan dari dunia nyata saja,
dunia maya juga turut andil untuk menentukan individu termasuk normal atau
tidak. Semakin maraknya pengguna jejaring sosial, seperti facebook,
twiter, instagram, dan lain sebagainya membuat individu yang memanfaatkan ke
arah positif maupun negatif. Akhir-akhir ini banyak tragedi yang melibatkan
penggunaan jejaring sosial, misalnya kasus bunuh diri step by step yang
dilakukan oleh remaja putri dengan megunggah foto bunuh diri step by step ke
akun instagram. Tidak hanya itu, ada juga yang memanfaatkan vidio call,
skype dan melakukan aksi bunuh diri dengan disaksikan teman skype-nya.
Miris
memang melihat aksi-aksi tragis yang memanfaatkan teknologi. Entah alasan apa
yang mendasari mereka melakukan hal tersebut. Jejaring sosial memang banyak
merubah perilaku individu dan seringkali sikap yang ditunjukkan sangat berbeda
dari dunia nyata. Misalnya di lingkungan sosial individu adalah orang yang
pendiam, tidak banyak bicara, dan santun perilakunya, tapi ketika di dunia maya
dia menunjukkan sikap yang cerewet, suka mengumpat, dan memamerkan foto yang
‘berani’. Hal yang terjadi berbalik ketika berada di dunia nyata dan dunia
nyata, dari ketimpangan tersebut kita bisa menilai problem apa yang
sedang terjadi pada individu tersebut dari sudut pandang psikologis.
Selain
kasus-kasus tersebut, kasus yang akhir-akhir ini ramai di perbincangkan didunia
maya adalah kasus Hodijah. Salah satu pengguna akun jejaring sosial ini
memiliki nama “panggung” dijahyellow, mengundang banyak sorotan dari netizen.
Bukan karena dia seorang public figure tapi kepopulerannya hampir
mengalahkan jajaran artis. Kepribadian dan sikap yang dinampakkan Hodijah
membuat dia terkenal dan banyak diikuti oleh netizen, sebagian menjadi fans
karena kekonyolannya tapi kebanyakan membencinya dan membullynya karena
menganggap dia gila. Hodijah sering aktif di jejaring sosial twitter dan
instagram, dia banyak berkicau dan mengunggah foto. Hal yang menarik dari dia
adalah sebagian besar kicauannya menganggap bahwa dia artis yang layak untuk go
internasional dan menganggap artis papan atas seperti, Agnes Monica, Raisa, Ayu
ting-ting menjiplak dirinya dalam segala hal dan bahkan mengumpat mereka dengan
berbagai kicauan yang ia tulis. Tidak hanya itu, dia menganggap bahwa beberapa
artis luar negeri yang terkenal menyukai dia. Kepercayaan diri yang tinggi
tersebut dinilai netizen sangat tidak masuk akal dan dari itu netizen membully-nya.
Sikap netizen tidak tanpa alasan karena dengan melihat foto-foto Hodijah, jika
dilogikan memang sangat timpang dengan pernyataan-pernyataan yang dia buat, dan
kalaupun dia menganggap dirinya artis yang layak, sudah dari dulu dia terkenal
dan go internasional. Tapi sepertinya Hodijah tidak ambil pusing dengan ejekan
dan hinaan pengikutnya. Dalam kicauannya Hodijah menganggap bahwa pengikutnya
iri padanya dan tidak bisa melihat kenyataan yang menurut dia itu yang
sebenarnya.
Dilihat
dari sikap dan kepribadian yang dia tampakkan, ada banyak pandangan yang bisa
dilihat dari segi ilmu psikologi. Terutama pandangan dari perilaku normal dan
perilaku tidak normal menurut aliran psikologi. Menurut teori realitas,
individu memiliki 2 kepribadian dasar, yakni fisiologis dan psikologis. Teori
ini yang mendasari adalah teori kontrol (doing, thingking, dan feeling).
Realitas memandang manusia pada dasarnya bertanggung jawab (pertimbangan nilai)
terhadap perilakunya dan tidak menerima alasan-alasan yang tidak realitas.
Selain itu behavioristik memandang bahwa setiap manusia mempunyai kecenderungan
pisitif dan negatif yang sama dan tingkah laku manusia dibentuk oleh
lingkungannya sehingga setiap tingkah laku manusi baik positif (adaptif) maupun
negatif ( maladaptif) dibentuk dari hasil belajar.
Tentu
saja untuk menentukan Hodijah termasuk dalam kategori normal atau abnormal
tidak bisa semata-mata berdasarkan sumber jejaring sosialnya saja, kehidupan
didunia nyatanya juga sangat penting untuk menggali lebih dalam tentang keadaan
yang sebenarnya. Akan tetapi dunia maya juga bisa menjadi bahan untuk melihat
problem yang ada pada dirinya. Pengakuan Hodijah yang irrasional dan tidak bisa
dipertanggung jawabkan mengindikasikan bahwa ada bentuk maladaptif dalam sikap
dan perilakunya. Pikiran-pikiran yang irrasional dan tidak bertanggung jawabnya
bisa saja didapat dari problem masa lalu yang belum terselesaikan.
Baiknya
Hodijah memerlukan seorang dampingan untuk mengawasi perilakunya, jika pikiran
negatifnya sudah mengganggu dan berdampak negatif pula bagi dirinya dan
lingkungannya maka penanganan dari konselor maupun terapis akan sangat tepat.
2.
aspek-aspek psikologis individu pengguna internet.
a. Perbedaan
kepribadian pria dan wanita
Kehadiran
komputer dan internet telah merubah dunia kerja, dari tekanan pada kerja otot
ke kerja otak. Implikasinya adalah perbedaan perilaku pria dan wanita semakin
mengecil. Kini semakin banyak pekerjaan kaum pria yang dijalankan oleh kaum
wanita. Banyak pakar yang berpendapat bahwa kini semakin besar porsi wanita
yang memegang posisi sebagai pemimpin, baik dalam dunia pemerintahan maupun
dalam dunia bisnis. Bahkan perubahan perilaku ke arah perilaku yang sebelumnya
merupakan pekerjaan pria semakin menonjol. Data yang tertulis dalam buku
Megatrend for Women:From Liberation to Leadership yang ditulis oleh Patricia
Aburdene & John Naisbitt (1993) menunjukkan bahwa peran wanita dalam
kepemimpinan semakin membesar. Semakin banyak wanita yang memasuki bidang
politik, sebagai anggota parlemen, senator, gubernur, menteri, dan berbagai
jabatan penting lainnya. Selain itu semakin banyak wanita yang menjadi pimpinan
perusahaan dan sekaligus menjadi pemilik perusahaan. Di Indonesia selama 54
tahun merdeka belum pernah ada wakil presiden wanita, kini di tahun 1999
Indonesia sudah memilikinya. Peran wanita dalam pengambilan keputusan dalam
kehidupan keluarga semakin besar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Amerika
Serikat 75 persen dari keputusan yang menyangkut kesehatan dalam keluarga
diputuskan oleh wanita. Wanita membeli 50 persen dari mobil yang terjual di
Amerika. Bahkan Toyota melaporkan bahwa 60 persen pembeli mobil mereka adalah
kaum wanita. Sekitar 80 persen dari belanja keperluan konsumen sehari-hari
dibelanjakan oleh kaum wanita. Hal yang tidak kalah menariknya adalah semakin
banyak wanita yang melakukan pekerjaan yang tadinya pekerjaan yang dominan
dilakukan kaum pria. Kalau semula pekerjaan membeli ban baru untuk mobil umumnya
dilakukan pria, kini ban mobil yang terjual di USA sekitar 45 persen dibeli
oleh kaum wanita. Peralatan sport yang laku di USA 40 persen berasal dari
pembeli wanita. Hal lain yang menonjol adalah 75 persen pakaian pria dibeli
oleh wanita, dan seperempat dari mobil truk yang laku di USA dibeli oleh wanita
(Aburdene & Naisbitt, 1993). Tampaknya wanita semakin dominan perannya
dalam kehidupan masa kini. Sayang sekali data perilaku wanita yang rinci
seperti itu tidak dimiliki oleh kita di Indonesia.. Namun rasanya kecenderungan
seperti itu juga muncul di Indonesia walaupun tidak sepantastis wanita di
Amerika Serikat. Diduga kecenderungan perilaku wanita seperti yang dikemukakan
di atas akan semakin dominan di milenium baru ini. Selain internet ada permainan
komputer yang diduga akan mempersempit perbedaan kepribadian pria dan wanita.
Banyak permainan elektronik Play Station yang sangat populer di Indonesia.
Permainan dalam PS sangat banyak yang menonjolkan kekerasan. Permainan ini
sangat digemari oleh anak laki-laki maupun anak perempuan. Kini berbagai
permainan tersebut dapat diakses dan dimainkan melalui internet. Kini internet
sudah menjadi pusat hiburan. Kita belum memperoleh informasi yang sistimatik
tentang perbedaan aspek kognitif dan kepribadian pria dan wanita sebagai akibat
penggunaan teknologi komputer seperti yang dikemukakan di atas. Apakah masih
ada perbedaan sifat kepribadian seperti yang secara tradisional kita ketahui
bahwa wanita lebih menonjol dalam aspek verbal dan emosional, sedangkan pria
lebih menonjol dalam aspek non-verbal dan lebih asertif (lihat Conger, 1975).
Apakah ketakutan akan sukses semakin menipis pada kaum wanita (lihat Alimatus
Sahrah, 1996). Kalau dikaitkan dengan aspek psikologi peran seks ( Bem, 1983.),
apakah kini semakin banyak kelompok androgini, ataukah semakin banyak porsi
wanita yang berperan seks maskulin? Bila demikian apakah dampaknya bagi
hubungan sosial pria dan wanita?
b. Perkembangan
kognitif
Berbeda dengan
menonton televisi yang para penonton bersifat pasif, internet dan permainan
elektronik sangat bersifat interaktif. Diduga internet dan permainan elektronik
dapat merangsang pertumbuhan kecerdasan anak-anak dan orang dewasa.
Sejauah ini
belum ada pemantauan untuk melihat perkembangan inteligensi anak-anak
Indonesia. Apakah anak-anak semakin tinggi IQnya dibandingkan dengan generasi
sebelumnya? Apakah anak-anak pengguna internet lebih tinggi kecerdasannya jika
dibandingkan dengan yang bukan pengguna internet?. Di dalam komponen
inteligensi, apakah terjadi perbedaan yang mencolok antara komponen perceptual
speed dan spatial orientation dibandingkan dengan komponen verbal ability?
c. Perkembangan
seksualitas
Selain dapat
digunakan untuk berpacaran melalui progam internet relay chatting (IRC), internet
dapat pula digunakan untuk mengakses gambar dan filem porno. Walaupun gambar
porno dan cerita porno dapat diperoleh dari berbagai sumber, kehadiran internet
semakin menyemarakkan perolehan pronografi tersebut.
Banyak pakar
yang berpendapat bahwa rangsangan seksual yang diperoleh anak akan mempercepat
proses kematangan seksual (lihat Conger, 1975). Sejauh ini belum penulis
ketahui apakah ada percepatan dalam kehadiran menstruasi pertama pada anak
gadis, dan mimpi basah pertama pada anak laki-laki.Selain itu belum ada pula
informasi yang sistimatik tentang dampak internet pada keterlibatan seks di
luar nikah di kalangan remaja.
d. Kecemasan
teknologi
Menjelang
pergantian tahun 2000 banyak sekali manusia yang dilanda kecemasan dan
ketakutan menghadapi kutu Y2K (year two kilo). Ketakutan akan listrik mati,
pesawat akan tabrakan, uang di bank hilang, senjata nuklir menembakkan peluru
tanpa terkendali. Itu adalah beberapa contoh ketakutan di awal millenium ini.
Selain itu ada
kecemasan skala kecil akibat teknologi komputer. Kerusakan komputer karena
terserang virus, kehilangan berbagai file penting dalam komputer inilah
beberapa contoh stres yang terjadi karena teknologi. Rusaknya modem internet
karena disambar petir. Smart products yang dikontrol oleh sistim komputer
seperti mobil, rumah, kartu dll. Akan menjadi sumber stres yang besar bila
terjadi gangguan dalam sisitim komputernya. Fenomena stres seperti ini yang
disebut dengan technostress (Hanson, 1989). Stres karena teknologi adalah salah
satu sumber stres dalam kehidupan manusia. Tentu saja banyaknya informasi yang
masuk melalui e-mail atau internet dapat pula menyebabkan information overload,
dan ini menjadi sumber stres yang lain. Berapa besar dampak stres teknologi ini
pada kehidupan manusia, sepengetahuan penulis belum pernah ada studi yang
mengidentifikasinya.
e. Pola
interaksi antar manusia
Kehadiran
komputer pada kebanyakan rumah tangga golongan menengah ke atas telah merubah
pola interaksi keluarga. Komputer yang disambungkan dengan tilpon telah membuka
peluang bagi siapa saja untuk berhubungan dengan dunia luar. Program internet
relay chatting (IRC), internet, dan e-mail telah membuat orang asyik dengan
kehidupannya sendiri. Selain itu tersedianya berbagai warung internet ( warnet)
telah memberi peluang kepada banyak orang yang tidak memiliki komputer dan
saluran internet sendiri untuk berkomunikasi dengan orang lain melalui
internet. Kini semakin banyak orang yang menghabiskan waktunya sendirian dengan
komputer. Melalui program internet relay chatting (IRC) anak-anak bisa asyik
mengobrol dengan teman dan orang asing kapan saja. Apakah dampak positif dan
negatif dari keadaan yang demikian ini? Apakah kematangan sosial anak datang
lebih awal atau justeru terlambat ataukah lebih cepat?
3.
Aspek-aspek demografis individu pengguna internet
a. Gender
Pengaruh
gender di internet pada umumnya wanita yang sering bermain dengan internet,
misalnya facebook, twitter dan lain-lain. Wanita selalu memposting lebih banyak
daripada pria, karena wanita terlalu sensitive pada apa yang sedang terjadi dan
sangat emosional. Pada pria lebih cenderung ke forum atau game online. Pria
juga senang berjam-jam untuk melakukan hal itu. Internet juga bisa membuat para
pria terpengaruh oleh fashion jaman sekarang. Contohnya dari Korea, bisa saja
mereka membuat para pria mengenakan fashion itu, tetapi dari sudut pandang
wanita fashion itu tidak cocok untuk mereka yang pria jantan, contohnya dari
gaya rambut. Jaman sekarang para pria banyak yang mengikuti gaya rambut dari
negara luar, padahal gaya rambut itu membuat mereka terlihat seperti wanita.
Semakin berkembangnya internet dan globalisasi membuat banyak yang pria
seakan-akan menjadi wanita dan wanita seperti pria.
b. Usia
Internet juga
membawa pengaruh yang signifikan bagi semua kalangan. Oleh karena itu, tidak
hanya orang dewasa saja yang sudah mengenal internet tapi anak-anak juga,
bahkan mereka sudah bisa menggunakannya secara langsung.
Pemanfaatan Internet tentu harus
di sesuaikan dengan tingkat usia anak. Usia anak SD rata-rata berkisar antara
7-13 tahun. Dan tingkatan itu semua memiliki cara penanganan yang berbeda.
Berikut tahap pengenalan Internet pada anak sesuai tingkat usianya.
a) Usia
4 S/D 7 Tahun
Anak mulai tertarik untuk melakukan eksplorasi sendiri. Meskipun
demikian, peran orang tua masih sangat penting untuk mendampingi ketika anak
menggunakan Internet. Dalam usia ini, orang tua harus mempertimbangkan untuk
memberikan batasan-batasan situs yang boleh dikunjungi, berdasarkan pengamatan
orang tua sebelumnya. Untuk mempermudah hal tersebut, maka orang tua bisa
menyarankan kepada anaknya untuk menjadikan sebuah direktori atau search engine
khusus anak-anak.
b) Usia
7 S/D 10 Tahun
Dalam masa ini, anak mulai mencari informasi dan kehidupan sosial di luar
keluarga mereka. Inilah saatnya dimana faktor pertemanan dan kelompok bermain
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kehidupan seorang anak. ada masa ini,
fokus orang tua bukanlah pada apa yang dikerjakannya di Internet, tetapi berapa
lama dia menggunakan Internet.
c) Usia
10 S/D 12 Tahun
Pada masa pra-remaja ini, anak yang membutuhkan lebih banyak pengalaman
dan kebebasan. Inilah saat yang tepat untuk mengenalkan fungsi Internet untuk
membantu tugas sekolah ataupun menemukan hal-hal yang berkaitan dengan hobi
mereka. Pada usia ini, sangatlah penting untuk menekankan konsep kredibilitas.
Anak-anak perlu memahami bahwa tidak semua yang dilihatnya di Internet adalah
benar dan bermanfaat, sebagaimana belum tentu apa yang disarankan oleh
teman-temannya memiliki nilai positif.
d) Usia
12 S/D 14 Tahun
Inilah saat anak-anak mulai aktif menjalani kehidupan sosialnya. Bagi
yang menggunakan Internet, kebanyakan dari mereka akan tertarik dengan online
chat (chatting). Masa ini merupakan masa yang tepat bagi kebanyakan orang tua
untuk bercerita dan berbagi informasi tentang hal-hal seksual kepada anaknya.
Tetapi di sisi lain, pemasangan software filter secara diam-diam ataupun tanpa
persetujuan sang anak, bisa berdampak pada timbulnya resistansi sang anak
kepada orang tua.
e) Usia
14 S/D 17 Tahun
Masa ini adalah masa yang paling menarik dan menantang dalam kehidupan
seorang anak remaja dan orangtua. Seorang remaja akan mulai matang secara
fisik, emosi dan intelektual. Mereka haus akan pengalaman yang terbebas dari
orangtua. Ikatan-ikatan dengan keluarga tidak terlalu diperketat lagi, tetapi
tetap tidak menghilangkan peranan pengawasan orangtua.
Kelompok anak-anak akhir menunjukkan nilai tertinggi pada faktor
eksplorasi diri dan pemaparan diri. Kelompok anak-anak akhir ini menyukai
pertemanan melalui dunia maya karena mendapatkan banyak teman baru dari
interaksi ini. Anak-anak akhir juga menunjukkan perilaku sharing melalui dunia
maya yang lebih tinggi dibandingkan kelompok lainnya.
Kelompok dewasa mempunyai nilai tertinggi pada faktor manajemen impresi
dibandingkan kedua kelompok lainnya. Kelompok dewasa muda melakukan lebih
banyak pengaturan presentasi diri berdasarkan evaluasi feedback lingkungan
kepadanya.Kelompok dewasa muda dan remaja menunjuk-kan skor yang lebih tinggi
pada faktor pertimbangan interaksi dibandingkan dengan kelompok anak. Hal ini
terkait aspek perkembangan kognitif yang belum sempurna pada anak-anak dan
mengindikasikan perlunya pendampingan orang dewasa dalam interaksi anak-anak
dengan dunia maya.
Perbedaan
tujuan interaksi, eksplorasi diri dan identitas dapat dijelaskan bahwa anakanak
akhir mempunyai tujuan interaksi “bermain”. Anak laki-laki cenderung bermain
game online sementara anak-anak perempuan menyukai kegiatan sosialisasi di
jejaring sosial dan menjelajah untuk mengetahui apa yang sedang dilakukan atau
dipakai oleh tokoh idola/teman favoritnya. Remaja mempunyai tujuan utama
beraktivitas sosial komunikasi. Dewasa muda berinteraksi dengan tujuan sosial
komunikasi dan instrumental dengan pertimbangan yang lebih kompleks.
Anak-anak
akhir mempersepsi interaksi ini sebagai kegiatan yang “fun.” Remaja
mempertimbangkan interaksi ini sebagai aktivitas sosial yang dilakukan demi
kepentingan sosial itu sendiri. Kelompok dewasa melakukan pertimbangan lebih
seksama dalam memilih aktivitas interaksi. Kelompok anak-anak akhir
bereksplorasi identitas dengan mengganti foto (profile picture) secara teratur
ataupun menggunakan nama-nama yang disukai agar terlihat “fresh” dan bisa
“fit in” dengan lingkungan sosial yang bernilai untuknya. Kelompok remaja
bereksplorasi identitas agar terlihat “cool” di lingkungannya untuk kemudian
menemukan identitas yang paling sesuai, banyak menggunakan asosiasi BirGing
(basking in reflected glory) sebagai cara presentasi dirinya. Kelompok dewasa
awal bereksplorasi identitas untuk mengurangi tegangantegangan yang terjadi
karena adanya daya tarik menarik antara konsep diri dan pengaruh lingkungan. Kelompok
dewasa awal ini ditemukan paling banyak melakukan multiplicity pada identitas
onlinenya, menciptakan manifes-manifes identitas online yang berbeda-beda untuk
memfasilitasi kepentingan tertentu.
c. Budaya
Munculnya
teknologi sebagai tuhan baru bagi para manusia komputeris akan membuat
hilangnya budaya primordial yang menganggap kesakralan berada di tangan alam
dan manusia itu sendiri. Tidak hanya itu, kondisi ‘autis’ para manusia
komputeris ini juga membuat mereka tidak lagi peka terhadap kejadian sosial
yang menimpa masyarakat lain.
4.
Kasus individu kecanduan terhadap internet (Internet
Addictive Disorder).
Kecanduan Internet, Remaja Potong Tangan hingga Putus
Oik Yusuf -
Kompas Tekno
Minggu, 8 Februari 2015 | 20:45 WIB
Minggu, 8 Februari 2015 | 20:45 WIB
Lebih
dari separuh remaja yang diteliti bermain video games setiap hari.
KOMPAS.com - Perbuatan seorang
pemuda 19 tahun asal kota Nantong, Tiongkok ini benar-benar membuat geleng
kepala. Dia memotong hingga putus tangan kirinya sendiri sebatas pergelangan dengan
memakai sebuah pisau dapur.
Si pemuda yang namanya tak disebutkan itu,
menurut laporan The Telegraph yang dikutip Kompas Tekno,
Minggu (8/2/2015), rupanya berpikiran ingin menyembuhkan diri sendiri dari
“penyakit” kecanduan internet. Sayang, cara yang ditempuhnya terbilang ekstrim
dan membuat miris.
“Kami tak bisa menerima apa yang telah terjadi.Ini benar-benar tak disangka.Dia seorang anak yang pintar,” ujar ibu sang pemuda kepada wartawan.
Si ibu mengatakan bahwa pada Rabu (4/2/2015) lalu anaknya itu menghilang dari kamar rumah sekitar pukul 11 malam. Di tempat tidurnya hanya terdapat lembaran kertas berisi tulisan pemberitahuan.
“Ibu, saya pergi ke rumah sakit sebentar,” bunyi tulisan tersebut. “Jangan khawatir karena saya akan pulang ke rumah malam ini”.
“Kami tak bisa menerima apa yang telah terjadi.Ini benar-benar tak disangka.Dia seorang anak yang pintar,” ujar ibu sang pemuda kepada wartawan.
Si ibu mengatakan bahwa pada Rabu (4/2/2015) lalu anaknya itu menghilang dari kamar rumah sekitar pukul 11 malam. Di tempat tidurnya hanya terdapat lembaran kertas berisi tulisan pemberitahuan.
“Ibu, saya pergi ke rumah sakit sebentar,” bunyi tulisan tersebut. “Jangan khawatir karena saya akan pulang ke rumah malam ini”.
Rupanya sang pemuda yang hanya diidentifikasi dengan nama “Little Wang” itu diam-diam ke luar rumah dan memotong tangannya di sebuah kursi taman. Dia kemudian memanggil taksi untuk pergi ke rumah sakit, sementara potongan tangannya ditinggalkan tergeletak begitu saja di tanah.
Tim dokter di sebuah rumah sakit universitas setempat berhasil menyambungkan potongan tangan sang pemuda setelah ditemukan dan dibawa oleh polisi, tetapi belum diketahui apakah si pemuda nekat bakal kembali bisa menggunakan tangannya seperti dulu atau tidak.
Pecandu internet
“Little Wang” adalah satu dari sekitar 24 juta “web junkie” atau pecandu internet yang diperkirakan berada di Tiongkok, negeri dengan jumlah populasi online sebesar 649 juta.
Pecandu internet adalah mereka yang demikian sering menghabiskan waktu di dunia maya sehingga seringkali melewatkan sekolah, atau bahkan jarang meninggalkan kamar tidur karena sibuk beraktivitas di ranah internet.
Di Tiongkok pun belakangan banyak bermunculan klinik dan pusat pelatihan ala militer untuk mengakomodir para pecandu internet yang ingin rehabilitasi.
Psikolog Tao Ran yang mengelola salah satu pusat rehabilitasi web junkie di Beijing mengatakan bahwa sekitar 14 persen pemuda di Tiongkok kini diperkirakan mengalami kecanduan internet.
“Mereka (pecandu internet) hanya melakukan dua hal, yakni tidur dan bermain (online),” kata Tao.
Fenomena ini pun telah menarik perhatian kaum politisi di Tiongkok dan wilayah Asia Timur. Bulan lalu, misalnya, pemerintah Taiwan mengesahkan peraturan di mana orang tua bisa didenda jika membiarkan anaknya menggunakan “perangkat elektronik” dalam waktu lama.
Di Jepang, pusat-pusat “puasa internet” didirikan menyusul laporan yang menyebutkan bahwa ratusan ribu remaja di negeri sakura telah “menelantarkan” dunia nyata dan lebih giat berinternet.
Di Tiongkok sendiri, di kota Shanghai, para orang tua diharuskan mencegah anaknya “merokok, minum alkohol, berkeliaran di jalan, serta terlalu asyik dengan mainan online dan online”.
Tao mengatakan bahwa langkah-langkah yang lebih tegas perlu dilakukan dalam menyikapi para pecandu internet. Anak-anak di bawah 7 tahun, menurut dia, harus dijauhkan dari internet dan game online. Remaja di bawah 18 tahun pun disebutnya perlu dilarang masuk ke kafe internet.
Editor : Reza
Solusi
untuk pecandu internet :
1. Menyibukan Diri Dengan Aktifitas
yang Positif dengan melakukan hal ini, para pecandu internet bisa lebih sedikit
melupakan ketergantungannya akan internet, melainkan lebih berinteraksi pada
dunia nyata dan lingkungannya
2. Mengembangkan Hobi hal ini dapat
menyingkirkan pikiran seorang pecandu internet untuk selalu mengakses internet.
Lakukan aktifitas di lingkungan anda yang menjadi hobi atau kesenangan anda.
Tentunya bukan hobi mengakses internet. Kembangkanlah hobi atau kesenangan anda
yang dapat membuat anda lebih bisa mendapatkan dampak positifnya di bandingkan
dampak negatifnya.
3. Membatasi Penggunaan Internet ubah
pemikiran anda bahwa anda hanya bisa mendapatkan kesenangan di internet. Bahkan
kesenangan akan lebih terasa jika anda melakukannya di dunia nyata. Misalnya
anda kumpul dengan teman-teman anda dan membicarakan hal hal yang mengasikan
bersama atau anda bisa melakukan kegiatan positif di lingkungan anda.
Gunakanlah internet secara bijaksana.
4. Ubah Gaya Hidup para pecandu
internet biasanya rela tidak tidur hanya untuk menikmati fitur yang ada di
internet. Ubah pola tidur anda, tidurlah lebih awal dan lakukan secara rutin.
Jam tidur yang sehat adalah sekitar 7-8 jam sehari. Biasakan tidur pukul 23.00
dan bangun pada pukul 06.00. kemudian lakukanlah kegiatan yang bisa membuat
anda lupa dan tidak teringat untuk selalu mengakses internet secara berlebihan.
Cara
mencegah kecanduan internet :
Langkah 1: Niat & Membulatkan Tekad
Langkah pertama untuk mengobati kecanduan sosial
media tentu saja niat dan kebulatan tekad dari Anda untuk menjauhi ‘dunia
hitam’ tersebut. Anda harus berjanji pada diri Anda sendiri untuk tidak
terjerumus lagi jika nanti Anda sudah sembuh dari kecanduannya.
Langkah 2: Puasa Membuka Sosial Media
Langkah selanjutnya yang harus Anda lakukan
adalah ‘puasa’ membuka sosial media yang hanya akan membuang-buang waktu Anda
seperti Facebook, Twitter, dan lainnya. Mungkin sangat sulit
dalam melakukannya, namun hal inilah yang harus Anda lakukan untuk benar-benar
mengobati kecandun tersebut. Jika Anda merupakan seorang yang bekerja dengan
menggunakan Facebook dan Twitter, maka pastikan Anda hanya menggunakan jejaring
sosial tersebut untuk keperluan kerja saja, bukan untuk hal-hal yang tidak
berguna lainnya.
Langkah 3: Lakukan Hal Yang Lebih
Bermanfaat
Ketika Anda sedang menjalani puasa sosial media
selama satu bulan penuh, pasti Anda akan menemukan berbagai macam hal berguna
yang bisa Anda lakukan. Nah, teruslah lakukan hal berguna tersebut ketika puasa
sosial media Anda sudah berakhir.
Langkah 4: Jangan Membuka Ponsel ketika
Sedang Berkumpul
Langkah selanjutnya yang harus Anda lakukan
adalah untuk tidak membuka ponsel untuk urusan sosial media ketika sedang
berkumpul bersama teman ataupun keluarga. Bahkan jika Anda sedang berkumpul
berama teman-teman, Anda dapat membuat sebuah permainan dengan mereka.
Permainannya mudah, barang siapa yang membuka ponsel ketika sedang berkumpul,
maka ia harus mentraktir semua makanan yang dibeli.
Langkah 5: Buatlah One-Hour Rule
Jika Anda terbiasa untuk membuka sosial media
ketika Anda baru bangun dan juga ketika Anda mau tidur, maka Anda harus membuat
one-hour rule alias peraturan satu jam. Dalam peraturan ini, Anda
tidak boleh membuka sosial media selama satu jam setelah bangu tidur dan juga
satu jam sebelum Anda tidur.
Langkah 6: Mengatur Waktu Online
Setelah Anda membiasakan diri untuk tidak membuka
sosial media ketika bangun dan akan tidur, maka selanjutnya Anda harus mengatur
berapa jam atau kapan saja Anda boleh membuka sosial media dalam sehari. And
dapat mengaturya secara manual ataupun dengan menggunakan aplikasi-aplikasi
produktivitas yang banyak tersedia.
Langkah 7: Menghapus Koneksi ke Sosial
Media
Jika Anda memiliki banyak aplikasi maupun layanan
web yang tersambung ke sosial media, maka Anda harus mulai memutus sambungan
tersebut. Dengan begitu, Anda tidak akan lagi terus menerus melakukan sharing video
YouTube, foto instagram, artikel, berita, dan yang lainnya.
Langkah 8: Blokir Sosial Media
Untuk semakin memuluskan berbagai macam langkah
di atas, maka langkah terakhir yang dapat Anda lakukan adalah dengan memblokir
situs sosial media tersebut di waktu-watu tertentu. Dengan begitu, tidak akan
ada lagi istilah ‘tidak sengaja’ dan lainnya ketika membuka Facebook dan
Twitter.
1.
Etika-etika dalam penelitian internet.
Etika
Penelitian internet adalah seperangkat asas atau nilai yang berkenaan dengan
penggunaan komputer. Etika
berasal dari 2 suku kata yaitu etika (bahasa Yunani: ethos) adalah adat istiadat
atau kebiasaan yang baik dalam individu, kelompok maupun masyarakat dan
komputer (bahasa Inggris: to
compute) merupakan alat yang digunakan untuk menghitung dan mengolah data.
Jumlah interaksi manusia dengan komputer yang terus meningkat dari waktu ke
waktu membuat etika komputer menjadi suatu peraturan dasar yang harus dipahami
oleh masyarakat luas.
maka
itu Dengan kemajuanya teknologi di jaman sekarang seseorang bisa melakukan
penelitian lebih mudah dengan adanya “Internet” . Etika penelitian dengan
bantuan internet berkaitan dengan “benar” atau “salah” dalam melakukan
penelitian. Seorang peneliti dalam hal ini perlu memperhitungkan apakah
penelitiannya layak atau tak layak untuk dilakukan.
adanya peraturan yang harus
dilakukan dalam etika penelitian dalam Internet, yaitu :
a)
Menghormati martabat subjek
penelitian
Penelitian yang dilakukan harus manjunjung tinggi martabat
seseorang (subjek penelitian). Dalam melakukan penelitian, hak asasi subjek
harus dihargai.
b)
Asas kemanfaatan.
Penelitian yang dilakukan harus mepertimbangkan manfaat dan
resiko yang mungkin terjadi. Penelitian boleh dilakukan apabila manfaat yang
diperoleh lebih besar daripada resiko/dampak negatif yang akan terjadi. Selain
itu, penelitian yang dilakukan tidak boleh membahayakan dan harus menjaga
kesejahteraan manusia.
c)
Berkeadilan.
Dalam melakukan penelitian, setiap orang diberlakukan sama berdasar
moral, martabat, dan hak asasi manusia. Hak dan kewajiban peneliti maupun
subjek juga harus seimbang.
d)
Informed consent.
Informed consent merupakan pernyataan kesediaan dari subjek
penelitian untuk diambil datanya dan ikut serta dalam penelitian. Aspek utama
informed consent yaitu informasi, komprehensif, dan volunterness. Dalam
informed consent harus ada penjelasan tentang penelitian yang akan dilakukan.
Baik mengenai tujuan penelitian, tatacara penelitian, manfaat yang akan
diperoleh, resiko yang mungkin terjadi, dan adanya pilihan bahwa subjek
penelitian dapat menarik diri kapan saja.
dalam
Penelitian yang dilakukan harus menghargai kebebasan individual untuk
bertindak sebagai responden atau subjek penelitian dalam melakukan survey di
internet. Responden harus dijamin dan dilindungi karena pengambilan data dalam
penelitian akan menyinggung ke arah hak asasi manusia. Meskipun suatu
penelitian sangat bermanfaat namun apabila melanggar etika penelitian maka
penelitian tersebut tidak boleh dilaksanakan.
2.
Jenis, aktifitas dan golongan dalam
tindakan plagiat.
Berdasarkan sejumlah pola atau modus operansi
tersebut, paling sedikit ada empat jenis plagiarism,yaitu :
a. plagiarisme total
yaitu tindakan plagiasi yang dilakukan seorang penulis
dengan cara menjiplak atau mencuri hasil karya orang lain seluruhnya dan mengklaim
sebagai karyanya sendiri.Biasanya, dalam plagiasi ini seorang penulis hanya
mengganti nama penulis dan instansi penulis aslinya dengan nama dan instansinya
sendiri. Lalu, penulis mengubah sedikit judul artikel hasil jiplak, kemudian
juga mengubah abstrak, kata-kata kunci tertentu (key words), sub judul
artikel, kata dan kalimat tertentu dalam bagian tulisan dan kesimpulan dengan
kata-kata atau kalimat tertentu agar terlihat berbeda dengan artikel aslinya. Modus
operandi itu sudah banyak dilakukan para penulis yang memiliki niat buruk. Tapi,
modus itu biasanya mudah terdeteksi oleh para reviewer yang kompeten. Biasanya
kalau ketahuan, penulisnya akan dikenakan sanksi berat, tercemar nama baiknya
dan dikucilkan masyarakat akademik dan masyarakat luas.
b. plagiarisme parsial
yaitu tindakan plagiasi yang dilakukan sesorang
penulis dengan cara cara menjiplak sebagian hasil karya orang lain untuk
menjadi hasil karyanya sendiri. Biasanya, dalam plagiasi jenis ini seorang
penulis mengambil pernyataan, landasan teori, sampel, metode analisis, pembahasan
dan atau kesimpulan tertentu dari hasil karya orang lain menjadi karyanya tanpa
menyebutkan sumber aslinya.
Plagiasi parsial tersebut juga banyak dilakukan para
penulis yang memiliki motif dan niat buruk. Bahkan, ada sinyalemen bahwa dalam
banyak karya tulis akademik seperti skripsi, tesis dan bahkan disertasi serta
dokumen-dokumen penelitian, ada banyak indikasi terjadi plagiasi parsial. Modus
operandi ini juga sebenarnya mudah terdeteksi oleh para reviewer yang kompeten
dengan cara mencocokkan dengan karya aslinya. Apabila ketahuan dan terbukti
melakukan plagiasi parsial maka penulisnya akan dikenakan sanksi tegas berupa
pencabutan gelar sarjana, pemecatan atau penurunan pangkat dan golongan.
c. auto-plagiasi (self-plagiarisme)
yaitu plagiasi yang dilakukan seorang penulis terhadap
karyanya sendiri, baik sebagian maupun seluruhnya. Misalnya, ketika menulis
suatu artikel ilmiah seorang penulis meng-copy paste bagian-bagian
tertentu dari hasil karyanya dalam suatu buku yang sudah diterbitkan tanpa
menyebut sumbernya.
Jenis plagiasi ini banyak dilakukan para penulis yang
memiliki banyak karya tulis dan terfokus pada bidang-bidang ilmu tertentu
sehingga antar satu tulisan dengan tulisan lainnya memiliki banyak kemiripan.
Misalnya, kemiripan dalam basis teori dan proposisi, hasil temuan dan
kesimpulan. Karena memiliki kesamaan atau kemiripan, ketika menulis suatu karya
tulis baru penulis lalu melakukan copy paste pada bagian-bagian tertentu
dari karya tulisnya yang sudah diterbitkan sebelumnya.
Jenis auto-plagiasi ini tergolong plagiasi ringan.
Biasanya, penulis yang ketahuan melakukan plagiasi jenis ini diberikan teguran
atau pemahaman yang komprehensif oleh komisi kode etik akademik agar tidak
boleh lagi melakukannya di masa mendatang.
d. Plagiarisme antarbahasa
Yaitu plagiasi yang dilakukan seorang penulis dengan
cara menerjemahkan suatu karya tulis yang berbahasa asing ke dalam bahasa Indonesia.
Kemudian penulis menjadikan hasil terjemahan tersebut sebagai hasil karyanya
tanpa menyebutkan sumbernya. Modus operandinya hampir mirip dengan jenis
plagiat total dan plagiat parsial.
Jenis plagiasi di atas juga banyak dilakukan para penulis
dan sebenarnya mudah dideteksi dengan oleh para reviewer dan pembaca yang
kompeten. Misalnya, dengan cara memasukkan file artikel yang terindikasi
plagiasi ke dalam google translate dan kemudian diterjemahkan dalam
sejumlah bahasa seperti bahasa Inggris, Arab, Jerman, China dan lainnya. Jika
terbukti melakukan tindakan plagiasi jenis ini maka penulisnya juga akan
menerima sanksi berat berupa pemecatan, penurunan pangkat dan golongan, penurunan
status pegawai serta berisiko dikucilkan dari komunitas akademik.
Yang digolongkan sebagai plagiarisme:
1. menggunakan
tulisan orang lain secara mentah, tanpa memberikan tanda jelas (misalnya dengan
menggunakan tanda kutip atau blok alinea yang berbeda) bahwa teks tersebut
diambil persis dari tulisan lain.
2. mengambil
gagasan orang lain tanpa memberikan anotasi yang cukup tentang sumbernya.
3. faktor-faktor seseorang melakukan plagiat.
Beberapa
tindakan plagiat terjadi di sekitar kita. Tentu saja hal ini cukup menjadi
perhatian kita semua, sehingga menjadi sangat penting bagi kita untuk
mengantisipasi tindakan ini. Tindakan plagiat akan mencoreng dan memburamkan
dunia akademis kita dan tidak berlebihan jika plagiarisme dikatakan sebagai
kejahatan intelektual. Ada beberapa alasan
pemicu atau faktor pendorong terjadinya tindakan plagiat yaitu:
- Terbatasnya waktu untuk menyelesaikan sebuah karya ilmiah yang menjadi beban tanggungjawabnya. Sehingga terdorong untuk copy-paste atas karya orang lain.
- Rendahnya minat baca dan minat melakukan analisis terhadap sumber referensi yang dimiliki.
- Kurangnya pemahaman tentang kapan dan bagaimana harus melakukan kutipan.
- Kurangnya perhatian dari guru ataupun dosen terhadap persoalan plagiarisme.
Apapun
alasan seseorang melakukan tindakan plagiat, bukanlah satu pembenaran atas tindakan
tersebut.
4. Cara dan upaya untuk mengurangi tindakan plagiat.
Beberapa upaya telah dilakukan institusi perguruan
tinggi untuk menghindarikan masyarakat akademisnya, dari tindakan plagiarisme,
sengaja maupun tidak sengaja. Berikut ini, pencegahan dan berbagai bentuk
pengawasan yang dilakukan antara lain (Permen Diknas No. 17 Tahun 2010 Pasal
7):
- Karya mahasiswa (skripsi, tesis dan disertasi) dilampiri dengan surat pernyataan dari yang bersangkutan, yang menyatakan bahwa karya ilmiah tersebut tidak mengandung unsur plagiat.
- Pimpinan Perguruan Tinggi berkewajiban mengunggah semua karya ilmiah yang dihasilkan di lingkungan perguruan tingginya, seperti portal Garuda atau portal lain yang ditetapkan oleh Direktorat Pendidikan Tinggi.
- Sosialisasi terkait dengan UU Hak Cipta No. 19 Tahun 2002 dan Permendiknas No. 17 Tahun 2010 kepada seluruh masyarakat akademis.
Selain bentuk pencegahan yang
telah disebutkan di atas, sebagaimana ditulis dalam http://writing.mit.edu/wcc/avoidingplagiarism,
ada langkah yang harus diperhatikan untuk mencegah atau menghindarkan kita dari
plagiarisme, yaitu melakukan pengutipan dan/atau melakukan paraphrase.
- Pengutipan
- Menggunakan dua tanda kutip, jika mengambil langsung satu kalimat, dengan menyebutkan sumbernya.
- Menuliskan daftar pustaka, atas karya yang dirujuk, dengan baik dan benar. Yang dimaksud adalah sesuai panduan yang ditetapkan masing-masing institusi dalam penulisan daftar pustaka.
- Paraphrase
Melakukan
parafrase dengan tetap menyebutkan sumbernya. Parafrase adalah mengungkapkan
ide/gagasan orang lain dengan menggunakan kata-kata sendiri, tanpa merubah
maksud atau makna ide/gagasan dengan tetap menyebutkan sumbernya.
Selain dua hal di atas, untuk menghindari
plagiarisme, kita dapat menggunakan beberapa aplikasi pendukung antiplagiarisme
baik yang berbayar maupun gratis. Misalnya:
- Menggunakan alat/aplikasi pendeteksi plagiarisme. Misalnya: Turnitin, Wcopyfind, dan sebagainya.
- Penggunaan aplikasi Zotero, Endnote dan aplikasi sejenis untuk pengelolaan sitiran dan daftar pustaka.
DAFTAR PUSTAKA
Artikel fenomena identitas diri melalui internet, http://www.kompasiana.com/jihan.010/dijahyellow-hodijah-selebgram-yang-banyak-pengikut-guna-di-bully_54f392097455139d2b6c79b4,
5 november 2015, 19:45.
Aspek demografis individu pengguna internet.
https://novelaayu.wordpress.com/2014/11/24/aspek-psikologi-dan-demografis-pengguna-internet/.
5 november 2015, 20:01.
Kecanduan terhadap internet.
http://tekno.kompas.com/read/2015/02/08/20450067/kecanduan.internet.remaja.potong.tangan.hingga.putus.
5 november 2015, 20:23.
Pencegah kecanduan internet. http://www.plimbi.com/article/43132/kecanduan-internet-dan-sosial-media-mengobati.
5 november 2015, 20:30.
Perpustakaan universitas Gadjah mada. http://lib.ugm.ac.id/ind/?page_id=327.
5 november 2015, 21:11.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar