Tugas Portofolio 1
Disusun
oleh :
Heni Rahmawati (14514914)
Kelas :
1PA15
FAKULTAS PSIKOLOGI
JURUSAN PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2015
BAB I
I.
PENDAHULUAN
Kreativitas dan bakat pada diri anak
perlu dipupuk dan dikembangkan. Karena dengan kreativitas dan bakat yang
dimilikinya itu mereka dapat menjadi pribadi-pribadi yang kreatif. Sebagai pribadi
yang kreatif, kelak mereka bukan saja dapat meningkatkan kualitas pribadinya, tetapi
juga dapat meningkatkan kualitas kehidupan bangsa dan negara.
Sistem pendidikan perlu disesuaikan
dengan kebutuhan pembangunan disegala bidang, yang memerlukan jenis-jenis
keahlian dan keterampilan serta dapat meningkatkan kreativitas, produktivitas,
mutu, dan efisiensi kerja.
Perilaku kreatif adalah hasil
pemikiran kreatif. Karena itu sistem pendidikan hendaknya dapat merangsang
pemikiran, sikap, dan perilaku kreatif – produktif, di samping pemikiran logis
dan penalaran. Namun dalam kenyataannya masih sedikit sekolah yang
menyelenggarakan upaya pengembangan kreativitas dan bakat anak. Hal ini
disebabkan antara lain oleh masih sangat langkanya literature yang membahas
secara menyeluruh dan terinci mengenai kreativitas, bakat, dan upaya - upaya
pengembangannya khususnya di sekolah dasar.
Untuk memupuk bakat anak dan
mengembangkan kreativitas anak perlu pastisipasi orang tua murid.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Kreativitas
Kreativitas adalah
kemampuan seseorang dalam berpikir,mengembangkan serta menciptakan
konsep-konsep maupun gagasan baru yang bisa direalisasikan dan bisa menjadi
sesuatu konsep yang baru yang berbeda dengan konsep-konsep yang ada sebelumnya.
Pengembangan kreativitas sangat bermakna dalam
hidup karena
a.
Pertama, karena dengan berkreasi orang dapat menunjukkan diri dan
kemampuannya.
b.
Kedua, dengan ]pengembangan kreativitas
dapat memudahkan kita dalam penyelesaian suatu masalah.
c.
Ketiga, Memberi kepuasan kepada individu
d.
Keempat, manusia dapat meningkatkan kualitas
hidup mereka
Kreativitas ini bisa dibagi menjadi 4 bagian (pribadi,
proses, pendorong, dan produk) :
1. Pribadi
Di tinjau dari aspek pribadi, kreativitas seseorng
dapat muncul ketika berinteraksi sosial dengan lingkungan dan orang-orang
sekitar, dan berbagai macam faktor inilah yang membuat menjadi kreatif,selain
itu juga ada beberapa faktor pribadi yang kreatif: keterbukaan kepada
pengalamanya, kemampuan dalam berinterasi dengan konsep-konsep yang ada, serta
kemampuan memberikan penilainan terhadap sesuatu hal.
2. Prosses
Di tinjau dari proses, menurut torrance (1998)
kreativitas adalah proses merasakan dan mengamati adanya masalah, membuat
dugaan tentang kekurangan (masalah) ini, menilai, dan menguji dugaan hipotesis,
kemudian mengubah dan mengujinya lagi dan akhirnya menyampaikan hasil-hasil
nya.
3. Pendorong
Di tinjau dari aspek pendorong setiap kreativitas
harus mempunyai dukungan atau dorongan dari luar maupun dari dalam, karena ini
sangat menentukan kreativitas seseorang jika tidak memiliki dorongan maka
setiap orang susah untuk berpikir kreatifitas karena dorongan juga merupakan
motivasi.
4. Produk
Di tinjau dari produk, produk itu adalah hasil oleh
karena itu kreativitas juga menghasilkan produk karena sesuatu yang mereka
ciptakan adalah hasil, atau sesuatu yang baru yang lebih nyata.
B.
Definisi
Operasional dari Kreativitas
Kreativitas merupakan :
Kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibilitas), dan
originalitas dalam berfikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan,
memperkayam memperinci suatu gagasan. (Munandar SCU, 1077)
C.
Definisi Kreativitas menurut Clark
Berdasarkan
hasil berbagai penelitian tentang spesialisasi belahan otak, mengemukakan : ”Kreativitas
merupakan ekspresi tertinggi keterbakatan dan sifatnya terintregasi-kan,Yaitu
sintesa dari semua fungsi dasar manusia yaitu : berfikir, merasa, menginderakan
dan intuisi (basic function of thinking, feelings, sesnsing, and intuiting)”. (Jung
1961, Clark 1986).
II.
TEORI – TEORI MENGENAI KREATIVITAS
Afifa (2007)
mengemukakan bahwa Akses terhadap bidang (Acces to a
field) dapat dilakukan dengan cara
memberikan pengakuan terhadap kreativitas seseorang yang sedang berkarya di
bidangnya, membina hubungan baik dengan para pakar dan orang yang relevan di
bidangnya, membantu individu yang menunjukkan minat dan bakat kreatifnya di
bidang seni, membina hubungan dengan lembaga-lembaga terkait melalui
program-programnya.
Teori yang melandasi pengembangan kreativitas dapat dibedakan menjadi
tiga, yaitu :
A. Teori Psikoanalisis
Pribadi yang kretif dipandang sebagai seorang yang pernah mengalami
traumatis, yang dapat memunculkan gagasan‐gagasan yang
disadari dan tidak disadari, serta bercampur menjadi satu antara pemecahan
inovatif dan trauma.
Teori ini
terdiri dari:
1) Teori Freud
Freud
menjelaskan proses kretif dari mekanisme pertahanan (defence mechanism). Freud
percaya bahwa meskipun kebanyakan mekanisme pertahanan menghambat tindakan
kreatif, mekanisme sublimasi justru merupakan penyebab utama kreativitas karena
kebutuhan seksual tidak dapat dipenuhi, maka terjadi sublimasi dan merupakan
awal imajinasi. Macam mekanisme pertahanan:
·
Represi ‐ Regresi
·
Konpensasi ‐ Proyeksi
·
Sublimasi ‐ Pembentukan
reaksi
·
Rasionalisasi ‐ Pemindahan
·
Identifikasi ‐
Kompartementalisasi
·
Introjeksi
2) Teori Ernst
Kris
Ernst Kris (dalam Basuki, 2010) menekankan bahwa
mekanisme pertahanan regresi muncul seiring memunculkan tindakan kreatif. Orang
yang kreatif menurut teori ini adalah mereka yang paling mampu memanggil
pikiran tidak sadar. Seorang yang kreatif tidak mengalami hambatan dalam
pemikirannya. Mereka dapat menghadapi masala‐masalah
serius yang dihadapi dalam kehidupannya dengan cara yang segar dan inovatif,
melakukan regresi demi bertahannya ego (Regression in The Survive of The Ego).
3)
Teori Jung
Carl Jung (1875-1967) percaya bahwa alam ketidaksadaran
(ketidaksadaran kolektif) memainkan peranan yang amat penting dalam pemunculan
kreativitas tingkat tinggi. Dari ketidaksadaran kolektif ini timbil penemuan,
teori, seni dan karya-karya baru lainnya.
B. Teori
Humanistik
Teori
Humanistik melihat kreativitas sebagai hasil dari kesehatan psikologis pada
tingkat tinggi. Teori Humanistik meliputi:
1) Teori Abraham Maslow
Abraham Maslow (dalam Basuki, 2010) berpendapat bahwa manusia mempunyai
naluri‐naluri dasar yang menjadi nyata sebagai kebutuhan
yaitu kebutuhan fisik atau biologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan rasa dimiliki (sense of belonging) dan
cinta, kebutuhan akan penghagaan dan harga diri, kebutuhan aktualisasi atau
perwujudan diri, Kebutuhan estetik. Kebutuhan‐kebutuhan
tersebut mempunyai urutan hierarki. Keempat Kebutuhan pertama disebut kebutuhan
“deficiency”. Kedua Kebutuhan berikutnya (aktualisasi diri dan estetik atau
transendentasi) disebut kebutuhan “being”. Proses perwujudan diri berkait erat
dengan kreativitas. Bila bebas dari neurosis, orang yang mewujudkan dirinya
mampu memusatkan dirinya pada yang hakiki.
2)
Teori Carl
Rogers
Carl Rogers (dalam Basuki, 2010) tiga kondisi internal dari pribadi yang
kreatif yakni keterbukaan terhadap pengalaman, kemampuan untuk menilai situasi
patokan pribadi seseorang (internal locus of evaluation), kemampuan untuk
bereksperimen. Ketiga ciri atau kondisi tersebut merupakan dorongan dari dalam
(internal press) untuk berkreasi.
C. Teori Cziksentmihalyi
Ciri tumbuhnya kreativitas pada individu yakni Predisposisi genetis
(genetic predisposition), mempunyai minat pada usia dini pada ranah tertentu
sehingga mencapai kemahiran dan keunggulan kreativitas; mempunyai akses
terhadap suatu bidang dengan Adanya sarana dan prasarana serta adanya Pembina
atau mentor dalam bidang yang diminati sangat membantu pengembangan bakat;
Access to a field (Kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dengan teman
sejawat, tokoh‐tokoh penting dalam bidang yang digeluti, memperoleh
informasi yang terakhir, mendapatkan kesempatan bekerja sama dengan pakar‐pakar dalam bidang yang diminati sangat penting untuk mendapatkan
pengakuan, penghargaan dari orang‐orang
penting).
BAB III
REFERENSI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar