I.
EMPOWERMENT,
STRESS & KONFLIK
A.
Pengertian
empowerment
Istilah
pemberdayaan secara etimologi merupakan terjemahan dari kata empowerment.
Menurut kamus Webster dan Oxford English Dictionary, kata
‘empower’ mengandung dua arti yaitu ‘to give power or authority to’ yang
dapat diartikan sebagai memberi kekuasaan, mengalihkan kekuatan atau
mendelegasikan otoritas ke pihak lain, dan ‘to give ability to or enable’
yang artinya upaya untuk memberi kemampuan atau kedayaan. Empowerment juga bisa
dikatakan sebagai upaya mengaktualisasikan potensi yang sudah dimiliki oleh
masyarakat. Pendekatan pemberdayaan masyarakat yang demikian tentunya
diharapkan memberikan peranan kepada individu bukan sebagai obyek, tetapi
sebagai pelaku atau aktor yang menentukan hidup mereka sendiri.
B.
Pengertian
stress
Menurut
Dr. Hans Selye, Stres adalah satu abstraksi. Orang tidak dapat melihat
pembangkit stres (stressor). Yang dapat dilihat ialah akibat dari pembangkit
stress.
Menurut
J.P. Chaplin dalam kamus lengkap psikologi mendefinisikan stres sebagai satu
keadaan tertekan, baik secara fisik maupun psikologis.
Menurut
Atkinson, stress terjadi ketika orang dihadapkan dengan peristiwa yang mereka
rasakan sebgaia mengancam kesehatan fisik maupun psikologisnya.keadana sosial,
lingkungan dan fisikal yang menyebabkan stres dinamakan stresor. Sementara
reaksi orang terhadap peristiwa tersebut dinamakan respon stres, atau secara
singkat disebut stres.
Menurut
Lazarus, stres adalah rasa cemas atau terancam yang timbul ketika kita
menginterprestasikan atau menilai suatu situasi sebagai melampaui kemampuan
psikologis kita untuk bisa menanganinya secara memadai.
a.
Sumber-sumber
stress
Menurut Maramis (1999) ada empat sumber atau penyebab stres psikologis,
yaitu:
1) Frustrasi
Timbul akibat kegagalan dalam mencapai tujuan karena ada aral malintang,
misalnya apabila ada perawat Puskesmas lulusan SPK bercita-cita ingin mengikuti
D3 Akper program khusus Puskesmas, tetapi tidak diizinkan oleh istri/suami,
tidak punya biaya, dan sebagainya.
Frustrasi ada yang bersifat intrinsik (cacat badan dan kegagalan usaha) dan
ekstrinsik (kecelakaan, bencana alam, kematian orang yang dicintai, kegoncangan
ekonomi, pengangguran, perselingkuhan, dan lain-lain).
2) Konflik
Timbul karena tidak
bisa memilih antara dua atau lebih macam-macam keinginan, kebutuhan, atau
tujuan. Bentuknya approach-approach conflict, approach-avoidance conflict, atau
avoidance-avoidance conflict.
3) Tekanan
Timbul sebagai akibat
tekanan hidup sehari-hari. Tekanan dapat berasal dari dalam diri individu,
misalnya cita-cita atau norma yang terlalu tinggi. Tekanan yang berasal dari
luar diri individu, misalnya orang tua menuntut anaknya agar di sekolah selalu
rangking satu atau istri menuntut uang belanja yang berlebihan kepada suami.
4) Krisis
Keadaan yang mendadak,
yang menimbulkan stres pada individu, misalnya kematian orang yang disayangi,
kecelakaan, dan penyakit yang harus segera dioperasi.
C.
Pengertian
konflik
Menurut
Dwi Riyanti dan Hendro Prabowo, konflik adalah motif-motif yang muncul
bergantian yang mungkin menjadi alasan paling penting mengapa tujuan tidak
tercapai.
a.
Jenis-jenis
konflik
1)
Approach-approach conflict
Approach-approach
conflict adalah suatu konflik antara dua
tujuan yang positif, tujuna-tujuan secara bersama itu mempunyai daya tarik yang
sama. Contoh : suatu konflik psikologis muncul ketika seseorang lapar dan
mengantuk pada saat yang sama. Dalam konteks sosial, sautu konflik mugnkin
muncul ketika seseorang ingin pergi ke pawai politik dan ke pesta renang yagn
jadwalnya pada malam yang sama. Konflik-konflik ini di pecahkan dengan
memuaskan satu tujuan dan kemudian tujuan lain. Seperti mendahului makan di
banding tidur- cara memilih satu tujuan dan membiarkan yang lainnya.jenis konflik
ini biasanya mujdah dipecahkan dan hanya sedikit menyita perilaku emosional.
2)
Avoidance-avoidance
conflict
Avoidance-avoidance
conflict adalah konflik yang melibatkan dua
tujuan negatif, dan ini suatu pengalaman yang biasa. Seorang anak harus
mengerjakan pekerjaan rumah aritmatikanya atau mendapat tamparan. Seorang
wanita harus mengerjakan suatu tugas yang ridak dia sukai atau dia akan
kehilangan pekerjaannya. Konflik seperti ini di singkat dengan “memegang antara
setan dan laut biru yang dalam”
3)
Approach-avoidant
conflict
Approach-avoidant
conflict adalah konflik yang paling sulit
dipecahkan. Dalam jenis konflik ini, seseorang tertarik dan menolak objek
tujuan yang sama.karena valensi positif dari tujuan ini, orang mendekatinya.
Tetapi jika tidak didekati, valensi negatifnya menjadi semakin kuat. Jika pada
satu titik selama mendekati tujuan, aspek-aspek yang menghambat/negatif menjadi
lebih kuat dari pada aspek-aspek positif, orang akan menghentikan usahanya
sebelum mencapai tujuan. Karena tujuan tidak tercapai, individu bisa menjadi
frustasi.
4)
Konflik
approach-avoidance ganda
Konflik
approach-avoidance ganda yaitu ada beberapa tujuan dengan melibatkan
valensi positif dan negatif. Contoh : seorang wanita merencanakan untuk menikah.
Pertamanya tujuan menikah mempunyai valensi positif baginya dengan alasan
stabilitas dan keamanan dan karena dia mencintai pria yang akan di nikahinya.
Sebaliknya, menikah itu ditolaknya karena itu berarti penolakan terhadap
tawaran menarik dari pekerjaan baru di kota lain. Dengan memperhatian karirnya,
wanita itu tertarik dengan pekerjaan barunya tetapi juga muncul penolakan
karena masalah yang bisa muncul dengan perkawiannnya. Lalu, apa yang harus
dilakukan? Tergantung pada kekuatan relatif konflik dari valensi positif dan
valensi negatif yang terlibat di approach-approach ganda ini.
b.
Proses
konflik
Konflik tidak terjadi
dengan tiba-tiba, tetapi ada kondisi yang mendukungnya. Bila terjadi tidak
langsung besar, tetapi mulai dari kecil pada awalnya, memuncak besarnya pada
klimaks, dan mereda pada akhirnya. Bila sudah berakhir, proses konflik tak
berhenti, tetapi ada kelanjutannya. Demikianlah konflik mempunyai proses yang
memakan waktu dan gerak naik turunnya membentuk semacam lingkaran (cycle).
Secara garis besar
lingkaran konflik terdiri dari hal-hal berikut:
1)
Kondisi yang mendahului
(antecedent condition).
Kondisi ini terdiri
dari faktor-faktor yang pada umumnya membawa pada konflik.
2)
Kemungkinan konflik
yang dilihat (perceived potential conflict).
Pada tahap ini satu
atau kedua belah pihak melihat kemungkinan konflik diaantara mereka.
3)
Konflik yang dirasa (felt
conflict).
Pada tahap ini,
tubrukan kepentingan dan kebutuhan terjadi. Satu pihak atau kedua belah pihak
yang terlibat melihat keadaan yang tidak memuaska, menghambat, menakutkan dan
mengancam.
4)
Perilaku yang tampak (manifest
behavior)
Pada waktu konflik
sudah terjdi orang-orang menanggapi dan mengambil tindakan. Bentuknya dapat
secara lisan, seperti saling mendiamkan, bertengkar, berdebat; atau nyata dalam
perbuatan, seperti bersaing, bermusuhan, atau menyerang.
5)
Konflik ditekan atau dikelola (suppressed
or managed conflict)
Pada tahap ini konflik
yang sudah terjadi dapat ditekan, artinya konflik ditiadakan. Secara lahirian
konflik itu tampak seperti sudah selesai, meskipun masalah intinya tidak
ditangani, dan pihak-pihak yang berkonflik hanya sekedar berdampingan dalam
suasana panas itu., atau konflik dikelola dan diselesaikan.
6)
Sesudah konflik diselesaikan (management aftermath)
bila konflik tidak dikelola dan
diselesaikan, kedua belah pihak yang terlibat dalam konflik menanggung segala
akibatnya entah bagi diri sendiri, kerja hubungan dengan orang lain, atau
lembaga tempat orang bekerja.
D.
Kasus
yang berkaitan dengan stress dan konflik pada organsasi dan solusinya.
Organisasi pendidikan, sebagaimana layaknya sebuah
organisasi yang mewadahi heterogenitas anggotanya, juga tidak terlepas dari persoalan-persoalan
yang berkaitan dengan konflik dan stress. Fenomena konflik dan stress dalam
organisasi pendidikan, khususnya sekolah, sangat terlihat dan nampak memuncak terutama saat tahun ajaran
akan berakhir dan yang baru di mulai. Ada banyak kepentingan, ada banyak
tekanan, ada banyak keinginan dan ada banyak harapan. Kepala sekolah dan guru-guru
yang mengajar di tingkat akhir menghadapi stress yang meningkat di akhir tahun ajaran.
Terjadi konflik kepentingan dalam soal meluluskan anak didik. Secara ideal guru
ingin mengukur murid seperti apa adanya, sementara secara pragmatis lembaga dan
daerah dimana sekolah berada menghendaki derajat kelulusan yang tinggi. Demikian pula
pada awal tahun ajaran baru, terjadi eskalasi konflik dan stress. Orang tua menghendaki
anaknya masuk disekolah-sekolah yang mereka paforitkan, sementara penyelenggara
pendidikan dihadapkan pada kapasitas yang terbatas. Masih ada lagi sumber
konflik dan stress di organisasi pendidikan ini, seperti perubahan-perubahan
kebijakan yang berkaitan dengan program-program pendidikan. Perubahan kurikulum,
perubahan SOTK, dan pembagian wewenang kedaerahan sering menjadi sumber konflik
diantara para penyelenggara pendidikan dan menjadi sumber stress para pelaksana
di lapangan.
Solusinya : konflik dan stress sebenarnya bisa menjadivitamin
bagi pendewasaan organisasi sekaligus pribadi warga organisasi.Kata kunci untuk
menghadapi konflik dan stress adalah positif thinking dan selalu terbuka
pada setiap perubahan. Dengan demikian sikap positifterhadap konflik dan persepsi
baik tentang stress mmenjadi keniscayaandalam mengokohkan diri dan mematangkan
organisasi.
II.
KOMUNIKASI
DALAM MANAJEMEN
A.
Pengertian
komunikasi
Menurut
Suprapto, komunikasi merupakan sebuah proses penyampaian pesan dari komunikator
kepada komunikan melalu saluran tertentu.
Menurut
Wilbur Schramm(Ashadi(1987), dalam suprapto) mengatakan bahwa dalam konteks
komunikasi suatu masyarakat dapat dilihat sebagai sejumlah hubungan dimana
masing-masing orang mengambil bagian atas informasi.komunikasi sebenarnya adalah
usaha membuat penerima atau pemberi komunikasi memiliki pengertian/pemahaman
yang sama terhadap pesan tersebut.
Menurut
Laswell, komunikasi adalah proses yang menggambarkan siapa mengatakan apa
dengan cara apa, kepadasiapa, dengan efek apa.
Menurut
Carl. I. Hovland, komuniaksi adalah proses dimana seseorang individu atau
komunikator mengoperkan stimulan biasanya dengan lambang-lambang bahasa verbal
maupun non verbal untuk mengubah tingkah laku orang lain.
B.
Proses
komunikasi
a. Langkah pertama, ide atau gagasan diciptakan oleh sumber komunikator
b.
Langkah kedua, ide yang
diciptakan tersebut kemudian dialih bentukan menjadi lambang-lambang komunikasi
yang mempunyai makna dan dapat dikirimkan.
c.
Langkah ketiga, pesan
yang telah di-encoding tersebut selanjutnya dikirimkan melalui saluran atau
media yang sesuai dengan karakteristik lambang-lambang komunikasi ditujukan
kepada komunikan.
d.
Langkah keempat,
penerima menafsirkan isi pesan sesuai dengan persepsinya untuk mengartikan
maksud pesan tersebut.
e.
Langkah kelima, apabila
pesan tersebut telah berhasil di-decoding, khalayak akan mengirim kembali pesan
tersebut ke komunikator.
C.
Hambatan
komunikasi
a. Hambatan fisik
Hambatan fisik menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan fisik atau badan
seseoranng, misalnya tuna rungu atau orang yang tidak bisa mendengar.
b. Hambatan kepribadian
Kesulitan untuk
memiliki topic pembicaraan dengan orang lain.
c. Hambatan usia
Usia kadang menjadi hambatan saat berkomunikasi, misalnya anak takut
menyampaikan sesuatu kepada orang tuanya. Atau saat orang tua berbicara anak
harus diam mendengarkan, akibatnya komunikasi hanya terjadi satu arah saja.
d. Hambatan budaya
Hambatan budaya dapat terlihat seperti yang pernah saya jumpai seorang
perempuan saat saya transit di Bandara Dubai. Ia membutuhkan informasi tapi
saya tidak bisa membalasnya (saat itu saya berbicara bahasa inggris) karena
saya tidak mendengar dengan jelas. Saya tidak bisa melihat ekspresi mukanya
saat berbicara karena dalam budayanya Ia harus mengenakan penutup mulut. Ia
adalah perempuan dari negara belahan Timur Tengah yang memang harus mengenakan
busana demikian.
e. Hambatan bahasa
Bahasa kerap menjadi hambatan bila kita berbeda bahasanya dan kita tidak
mengerti dengan bahasa lawan bicara kita.
f. Hambatan kecakapan teknologi
Dalam suatu pertemuan mediasi komunikasi orangtua dan anak di suatu
sekolah, saya menampilkan slide show tentang sms seorang ABG remaja kepada
kekasihnya dengan menggunakan kalimat atau kata-kata slank atau bahasa Alay.
Bahasa Alay menggunakan huruf besar dan huruf kecil dalam satu kata juga
cenderung tidak lengkap sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan. Apa yang
terjadi? Orangtua tidak bisa menangkap pesan SMS tersebut.
g. Hambatan lingkungan sekitar
Hal ini bisa mudah ditemui semisal kita menjadi salah menangkap maksud
komunikasi karena suara yang bising atau polusi suara.
h. Lingkungan alam lain misalnya letak atau jarak pengirim pesan dengan
penerima pesan yang berjauhan menyebabkan informasi tidak diterima dengan
jelas.
D.
Pengertian
komunikasi interpersonal efektif dalam organisasi yang mencangkup componential,
situational
Gunadi
(1998) Interpersonal Communication (komunikasi antarpribadi) berarti
pelaku dua orang saja. Keduanya terjalin suasana psikologi yang dalam. Bukan
hanya perkenalan basa-basi. Komunikasi antarpribadipada umumnya berlangsung
dengan tatap muka, melalui telepon, radio pemancar, dan surat pribadi.
Menurut
Wiryanto (2004) Komunikasi antar pribadi (interpersonal
communication) merupakan komunikasi yang berlangsung dalam situasi tatap
muka antara dua orang atau lebih, baik secara terorganisasi maupun pada
kerumunan orang.
Menurut
Barnlund (1968) mendefinisikan komunikasi antarpribadi sebagi pertemuan antara
dua, tiga orang, atau mungkin empat orang, yang terjadi sangat spontan dan
tidak berstruktur.
Komunikasi
interpersonal efektif dalam organisasi yang mencakup componential &
situational, yaitu :
Komunikasi dalam organisasi atau perusahaan dapat menentukan efektif atau
tidaknya dalam suatu penyampaian pesan atau perintah antar anggota organisasi,
baik antara atasan dengan bawahan (downward communication), bawahan dengan
atasan (upward communication), maupun antar anggota yang jabatannya setaraf
(lateral communication). Secara sederhana, komunikasi adalah proses penyampaian
atau transfer dan pemahaman suatu pengertian (meaning). Jadi dalam
berkomunikasi, kita harus efektif menyampaikan pesan yang ada pada kita kepada
orang lain. Adapun berkomunikasi secara langsung dan sesuai dengan pesan yang
ingin disampaikan kepada orang lain. Karena dapat mengubah sikap, pendapat dan
perilaku seseorang dengan efek umpan balik secara langsung. Proses
berkomunikasi dimulai dari adanya pesan yang akan disampaikan oleh pengirim,
kemudian ditransfer melalui suatu channel (saluran), kemudian diterima oleh
penerima. Adapun komunikasi interpersonal efektif dalam suatu organisasi
mencakup dua bagian yaitu componential dan situational.
a.
Componential
Menjelaskan komunikasi antar pribadi dengan mengamati komponen-komponen
utamanya, dalam hal ini adalah penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan
pesan oleh orang lain dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk
memberikan umpan balik dengan segera.
b.
Situasional
Interaksi tatap muka antara dua orang dengan potensi umpan balik langsung
dengan situasi yang mendukung disekitarnya.
E.
model
pengolahan informasi dalam komunikasi yang mencangkup rational, limited
capacity, expert, cybernetic
Model Pengolahan Informasi
pada dasarnya menitikberatkan dorongan-dorongan internal (datang dari dalam
diri) manusia untuk memahami dunia dengan cara menggali dan mengorganisasikan
data, merasakan adanya masalah dan mengupayakan jalan pemecahannya, serta
mengembangkan bahasa untuk mengungkapkannya
Model pengolahan
informasi dibawah ini ada 4 yaitu:
a.
Rational
Proses informasi adalah proses menerima, menyimpan dan mengungkap kembali
informasi. Dalam proses pembelajaran, proses menerima informasi terjadi pada
saat siswa menerima pelajaran. Proses menyimpan informasi terjadi pada saat
siswa harus menghafal, memahami, dan mencerna pelajaran. Sedangkan proses
mengungkap kembali informasi terjadi pada saat siswa menempuh ujian atau pada
saat siswa harus menerapkan pengetahuan yang telah dimilikinya untuk memecahkan
masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu perlu dikemukakan
bahwa informasi masuk ke dalam kesadaran manusia melalui pancaindera, yaitu
indera pendengaran, penglihaan, penciuman, perabaan, dan pengecapan. Informasi
masuk ke kesadaran manusia paling banyak melalui indera pendengaran dan
penglihatan. Berdasarkan alas an tersebut , maka media yang banyak digunakan adalah
media audio, media visual, dan media audiovisual (gabungan media audio dan
visual). Belakangan berkembang konsep multimedia, yaitu penggunaan secara
serentak lebih daripada satu media dalam proses komunikasi, informasi dan
pembelajaran. Konsep multimedia diasarkan atas pertimbangan bahwa penggunaan
lebih dari pada satu media yang menyentuh banyak indera akan membuat proses
komunikasi termasuk proses pembelajaran lebih efektif.
Dalam proses komunikasi atau proses informasi (dan juga proses
pembelajaran) sering dijumpai masalah atau kesulitan. Beberapa masalah dalam
proses komunikasi, misalnya:
Ditinjau dari pihak siswa: Kesulitan bahasa, sukar menghafal, terjadi distorsi atau ketidakjelasan, gangguan pancaindera, sulit mengungkap kembali, sulit menerima pelajaran, tidak tertarik terhadap materi yang dipelajari, dsb. Di tinjau dari pendidik, misalnya pendidik tidak mahir mengemas dan menyajikan materi pelajaran, faktor kelelahan, ketidak ajegan, dsb. Ditinjau dari pesan atau materi yang disampaiakan, misalnya: materi berada jauh dari tempat siswa, materi terlau kecil, abstrak, terlalu besar, berbahaya kalau disentuh.
Ditinjau dari pihak siswa: Kesulitan bahasa, sukar menghafal, terjadi distorsi atau ketidakjelasan, gangguan pancaindera, sulit mengungkap kembali, sulit menerima pelajaran, tidak tertarik terhadap materi yang dipelajari, dsb. Di tinjau dari pendidik, misalnya pendidik tidak mahir mengemas dan menyajikan materi pelajaran, faktor kelelahan, ketidak ajegan, dsb. Ditinjau dari pesan atau materi yang disampaiakan, misalnya: materi berada jauh dari tempat siswa, materi terlau kecil, abstrak, terlalu besar, berbahaya kalau disentuh.
b.
Limited capacity
Model ini menunjukkan
bagaimana orang menyederhanakan pengolahan informasi.
c. Expert
Model ini bergantung
pada model limited capacity
d.
Cybernetic
Model ini berpendapat bahwa informasi diproses dari waktu ke waktu
F.
Model
interaktif manajemen dalam komunikasi yang mencangkup confident, immediacy,
interaction manajement, expresiveness, other-orientation.
Sumber :
Munandar, A.S. 2014. Psikologi industri dan organisasi.
Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.
Riyanti, D. B.P. & Prabowo, H. 1998. Seri diktat kuliah:
psikologi umum 2. Jakarta: Universitas Gunadarma.
Basuki, H. 2008. Seri diktat kuliah: psikologi umum.
Jakarta: Universitas Gunadarma.
Suprapto, T. 2009. Pengantar teori dan menejemen komunikasi.
Yogyakarta: Media Pressindo.
Herujito, Y.M. (2000). Dasar-dasar manajemen. Jakarta: Grasindo
Joseph, A.D. (2012). Komunikasi antar manusia. Jakarta: Profesional
Tidak ada komentar:
Posting Komentar