PSIKOLOGI
MENTAL
-Tugas
ke-1-
Materi
: Teori Kepribadian Sehat
Nama
: Heni Rahmawati
NPM
: 14514914
Kelas
: 2 PA 17
A.
ALIRAN
PSIKOANALISIS
Psikolanalisa
merupakan salah satu aliran besar dalam dunia psikologi, pencetus awalnya
adalah Sigmund Freud, berikut ini akan dijelaskan teori psikoanalisa dari
Sigmund Freud dan kemudian mengaitkannya dengan kepribadian yang sehat.
Sigmund Freud
(1856-1939) merupakan pendiri psikoanalisis. Menurut Freud pikiran-pikiran yang
direpres atau ditekan, merupakan sumber perilaku yang tidak normal atau
menyimpang.
Psikoanalisa
adalah cabang ilmu yang dikembangkan oleh Sigmund Freud dan para pengikutnya,
sebagai studi fungsi dan perilaku psikologis manusia. Freud pada awalnya memang
mengembangkan teorinya tentang struktur kepribadian dan sebab-sebab gangguan
jiwa dan dengan konsep teorinya yaitu perilaku dan pikiran dengan mengatakan
bahwa kebanyakan apa yang individu lakukan dan pikirkan hasil dari keinginan
atau dorongan yang mencari pemunculan dalam perilaku dan pikiran.
Menurut teori
psikoanalisa, inti dari keinginan dorongan ini adalah bahwa mereka bersembunyi
dari kesadaran individual dan apabila dorongan – dorongan ini tidak dapat
disalurkan, dapat menyebabkan gangguan kepribadian dan juga mengganggu
kesehatan mental yang disebut psikoneurosis. Dengan kata lain, mereka tidak
disadari. Ini adalah ekspresi dari dorongan tidak sadar yang muncul dalam
perilaku dan pikiran. Istilah “motivasi yang tidak disadari” / ( unconscious
motivation ) menguraikan ide kunci dari psikoanalisa.
Dalam teori
psikoanalisanya freud menjelaskan tentang struktur kepribadian individu,
struktur kepribadian tersusuan atas 3 sistem pokok, yakni :
1. Id
Id merupakan
aspek biologis yang strukturnya paling mendasar dari kepribadian. Id juga
merupakan sistem kepribadian yang asli, dimana id sebagai rahim tempat
berkembangan ego dan superego. Id berisikan segala sesuatu yang secara
psikologis ada sejak lahir dan merupakan reservoir energi psikis. Id
berhubungan erat dengan proses-proses jasmaniah darimana id mendapatkan
energinya. Id memiliki 2 proses yaitu proses primer dan tindakan refleksi. Id
terdiri dari dorongan - dorangan biologis seperti makan, sex dan agresifitas.
2. Ego
Ego merupakan
aspek psikologis yang berkembang dari id yang struktur kepribadianya mengontrol
kesadaran dan mengambil keputusan atas perilaku manusia. Ego timbul karena
kebutuhan – kebutuhan organisme memerlukan transaksi - transaksi yang sesuai
dengan dunia kenyataan objektif. Perbedaan pokok antara id dan ego adalah id
hanya mengenal kenyataan subjektif jiwa sedangkan ego membedakan antara hal - hal
yang terdapat dalam batin dan hal - hal yang terdapat dalam dunia luar. Ego
disebut juga sebagai eksekutif kepribadian karena ego mengontrol pintu-pintu
arah tindakan, memilih segi lingkungan kemana ia akan membri respon dan
memutuskan insting mana yang akan dipuaskan.
3. Superego
Superego
merupakan aspek sosiologis yang merefleksikan nilai - nilai sosial dan
menyadarkan individu atas tuntutan moral. Gambaran kesadaran akan nilai-nilai
dan moral masyarakat yang ditanamkan oleh adat istiadat, agama, orangtua, guru,
dan orang lain kepada anak. Karena itu pada dasarnya superego adalah hati
nurani seseorang yang menilai benar atau salahnya tindakan seseorang. Itu
berarti superego mewakili nilai-nilai ideal dan selalu berorientasi pada
kesempurnaan.
Sumbangan terbesar
Freud pada teori kepribadian adalah eksplorasinya ke dalam dunia tidak sadar
dan keyakinannya bahwa manusia termotivasi oleh dorongan-dorongan utama yang
belum atau tidak mereka sadari. Bagi Freud, kehidupan mental terbagi menjadi
dua tingkat, alam tidak sadar dan alam sadar. Alam tidak sadar terbagi menjadi
dua tingkat, alam tidak sadar dan alam bawah sadar.
Dalam psikologi Freudian, ketiga tingkat kehidupan mental ini dipahami, baik sebagai proses maupun lokasi. Tentu saja, keberadaan lokasi dari ketiga tingkat tersebut bersifat hipotesis dan tidak nyata ada di dalam tubuh. Sekalipun demikian, ketika membahas alam tidak sadar, Freud melihatnya sebagai suatu alam tidak sadar sekaligus proses terjadi tanpa disadari.
Dalam psikologi Freudian, ketiga tingkat kehidupan mental ini dipahami, baik sebagai proses maupun lokasi. Tentu saja, keberadaan lokasi dari ketiga tingkat tersebut bersifat hipotesis dan tidak nyata ada di dalam tubuh. Sekalipun demikian, ketika membahas alam tidak sadar, Freud melihatnya sebagai suatu alam tidak sadar sekaligus proses terjadi tanpa disadari.
a.
Alam
Tidak Sadar
Alam tidak sadar (unconscious)
menjadi tempat bagi segala dorongan, desakan maupun insting yang tak kita
sadari tetapi ternyata mendorong perkataan, perasaan dan tindakan kita.
Sekalipun kita sadar akan perilaku kita yang nyata, sering kali kita tidak
menyadari proses mental yang ada dibalik perilaku tersebut. Misalnya seorang
pria bisa saja mengetahui bahwa ia tertarik pada seorang wanita tetapi tidak
benar-benar memahami alasan dibalik ketertarikannya, yang bisa saja bersifat
tidak rasional.
Dorongan tidak sadar ini muncul di
alam bawah sadar setelah menjalani transformasi tertentu. Contohnya: seseorang
dapat mengekspresikan dorongan erotis atau keinginan untuk melukai orang lain
dengan cara menggoga atau mengolok-olok orang lain. Dorongan sejati (seks atau
agresi) menjadi terselubung dan tersembunyi dari alam sadar kedua orang
tersebut. Akan tetapi, alam tidak sadar orang kedua secara langsung. Keduanya
dapat memuaskan dorongan seksual maupun agresif, tetapi tak satupun di antara
mereka menyadari motif di balik godaan atau olok-olok tersebut. Dengan cara
inilah, alam tidak sadar seseorang bisa berkomunikasi dengan alam tidak sadar dari
orang lain, keduanya sama-sama tidak sadar akan proses tersebut.
Tentu saja, alam tidak sadar bukan berarti tidak aktif atau dorman. Dorongan-dorongan di alam tidak sadar terus-menerus berupaya agar disadari, dan kebanyakan berhasil masuk ke alam sadar, sekalipun tak lagi muncul dalam bentuk asli. Pikiran-pikiran yang tak disadari ini bisa dan memang memotivasi manusia. Contohnya, amarah sseorang anak terhadap sang ayah bisa terselubung dalam bentuk kasih sayang yang berlebihan. Apabila tak bisa disembunyikan, rasa marah seperti ini sudah tentu akan menyebabkan si anak merasa sangat cemas. Oleh karena itu, alam bawah sadarnya memotivasinya untuk mengekspresikan rasa marah melalui ungkapan rasa cinta dan pujian yang berlebihan. Agar selubung itu benar-benar berhasil mengelabui orang tersebut, maka sering kali perasaan tersebut muncul dalam bentuk yang sama sekali berbeda dengan perasaan yang sebenarnya, tetapi selalu muncul dalam bentuk yang berlebihan dan penuh kepura-puraan. (Mekanisme ini dikenal dengan pembentukan reaksi (reaction formation) yang akan dibahas secara terpisah dibagian berjudul Mekanisme Pertahanan (Defense Mechanism) yang terdiri dari represi (repression), pembentukan reaksi (reaction formation), pengalihan (displacement), fiksasi (fixation), regresi (regression), proyeksi (projection), introyeksi (introjection), dan sublimasi (sublimation).
Tentu saja, alam tidak sadar bukan berarti tidak aktif atau dorman. Dorongan-dorongan di alam tidak sadar terus-menerus berupaya agar disadari, dan kebanyakan berhasil masuk ke alam sadar, sekalipun tak lagi muncul dalam bentuk asli. Pikiran-pikiran yang tak disadari ini bisa dan memang memotivasi manusia. Contohnya, amarah sseorang anak terhadap sang ayah bisa terselubung dalam bentuk kasih sayang yang berlebihan. Apabila tak bisa disembunyikan, rasa marah seperti ini sudah tentu akan menyebabkan si anak merasa sangat cemas. Oleh karena itu, alam bawah sadarnya memotivasinya untuk mengekspresikan rasa marah melalui ungkapan rasa cinta dan pujian yang berlebihan. Agar selubung itu benar-benar berhasil mengelabui orang tersebut, maka sering kali perasaan tersebut muncul dalam bentuk yang sama sekali berbeda dengan perasaan yang sebenarnya, tetapi selalu muncul dalam bentuk yang berlebihan dan penuh kepura-puraan. (Mekanisme ini dikenal dengan pembentukan reaksi (reaction formation) yang akan dibahas secara terpisah dibagian berjudul Mekanisme Pertahanan (Defense Mechanism) yang terdiri dari represi (repression), pembentukan reaksi (reaction formation), pengalihan (displacement), fiksasi (fixation), regresi (regression), proyeksi (projection), introyeksi (introjection), dan sublimasi (sublimation).
b. Alam Bawah Sadar
Alam bawah sadar (preconscious) ini
memuat semua elemen yang tak disadari, tetapi bisa muncul kesadaran dengan
cepat atau agak sukar (Freud, 1993/1964). Isi alam bawah sadar ini datang dari
dua sumber, yang pertama adalah persepsi sadar (conscious perception). Apa yang
dipersepsikan orang secara sadar dalam waktu singkat, akan segera masuk ke
dalam alam bawah sadar selagi fokus perhatian beralih ke pemikiran lain.
Sumber kedua dari gambaran-gambaran bawah sadar adalah alam tidak sadar. Sedangkan sejumlah gambaran lain dari alam tidak sadar bisa masuk ke alam sadar karena bersembunyi dengan baik dalam bentuk mimpi, salah ucap, ataupun dalam bentuk pertahanan diri yang kuat.
c. Alam Sadar
Alam sadar (conscious), yang
memainkan peran tak berarti dalam teori psikoanalisis, didefinisikan sebagai
elemen-elemen mental yang setiap saat berada dalam kesadaran. Ini adalah
satu-satunya tingkat kehidupan mental yang bisa langsung kita raih. Ada dua
pintu yang dapat dilalui oleh pikiran agar bisa masuk ke alam sadar yaitu
sistem kesadaran perseptual (perceptual conscious), yaitu terbuka pada dunia
luar dan berfungsi sebagai perantara bagi persepsi kita tentang stimulus dari
luar.
Sumber kedua bagi elemen alam sadar ini datang dari dalam struktur mental dan mencakup gagasan-gagasan tidak mengancam yang datang dari alam bawah sadar maupun gambaran-gambaran yang membuat cemas, tetapi terselubung dengan rapi yang berasal dari alam tidak sadar.
Freud juga membagi aktivitas mental
individu dalam beberapa tingkatan berdasarkan sejauh mana individu menyadari
gejala-gejala psikis yang timbul, yaitu :
1. Tingkat Sadar Atau Kesadaran (
Conscious Level )
Pada tingkat ini aktivitas mental
dapat disadari setiap saat seperti berpikir, persepsi, dan lain - lain.
2. Tingkat Prasadar ( Preconscious
Level )
Pada tingkat ini aktivitas mental
dan gejala-gejala psikis yang timbul bias disadari hanya apabila individu memperhatikannya,
misalnya memori, pengetahuan-pengetahuan yang telah dipelajari, dan lain -
lain.
3. Tingkat Tidak Disadari (
Unconscious Level )
Pada tingkat ini aktivitas mental
dan gejala-gejala psikis tidak disadari oleh individu. Gejala-gejala ini muncul
misalnya dalam dorongan-dorongan immoral, pengalaman-pengalaman yang memalukan,
harapan-harapan yang irasional, dorongan-dorongan seksual yang tidak sesuai
dengan norma masyarakat, dan lain-lain.
Meskipun masing-masing bagian dari kepribadian total ini mempunyai fungsi, sifat, komponen, prinsip kerja, dinamisme dan mekanismenya sendiri. Namun mereka berinteraksi begitu erat satu sama lain sehingga sulit (tidak mungkin) untuk memisah - misahkan pengaruhnya dan menilai sumbangan relatifnya terhadap tingkah laku manusia. Tingkah laku hampir selalu merupakan produk dari interaksi diantara ketiga sistem tersebut jarang salah satu sistem berjalan terlepas dari kedua sistem lainnya.
Kepribadian yang sehat menurut
psikoanalisis :
1. Menurut freud kepribadian yang sehat
yaitu jika individu bergerak menurut pola perkembangan yang ilmiah.
2. Kemampuan dalam mengatasi tekanan dan
kecemasan, dengan belajar.
3. Mental yang sehat ialah seimbangnya
fungsi dari superego terhadap id dan ego
4. Tidak mengalami gangguan dan penyimpangan
pada mentalnya.
5. Dapat menyesuaikan keadaan ddengan
berbagai dorongan dan keinginan.
B.
ALIRAN
BIHAVIORISTIK
Behaviorisme
adalah sebuah aliran dalam psikologi yang didirikan oleh John B. Watson pada
tahun 1913 yang berpendapat bahwa perilaku harus merupakan unsure subyek
tunggal psikologi. Behaviorisme merupakan aliran revolusioner, kuat dan
berpengaruh, serta memiliki akar sejarah yang cukup dalam. Behaviorisme lahir
sebagai reaksi terhadap introspeksionisme (yang menganalisis jiwa manusia
berdasarkan laporan-laporan subjektif) dan juga psikoanalisis (yang berbicara
tentang alam bawah sadar yang tidak tampak). Behaviorisme secara keras menolak
unsur-unsur kesadaran yang tidak nyata sebagai obyek studi dari psikologi, dan
membatasi diri pada studi tentang perilaku yang nyata. Dengan demikian,
Behaviorisme tidak setuju dengan penguraian jiwa ke dalam elemen seperti yang
dipercayai oleh strukturalism. Berarti juga behaviorisme sudah melangkah lebih
jauh dari fungsionalisme yang masih mengakui adanya jiwa dan masih memfokuskan
diri pada proses-proses mental.Behaviorisme ingin menganalisis bahwa perilaku
yang tampak saja yang dapat diukur, dilukiskan, dan diramalkan. Behaviorisme
memandang pula bahwa ketika dilahirkan, pada dasarnya manusia tidak membawa
bakat apa-apa. Manusia akan berkembang berdasarkan stimulus yang diterimanya
dari lingkungan sekitarnya. Lingkungan yang buruk akan menghasilkan manusia
buruk, lingkungan yang baik akan menghasilkan manusia baik. Kaum behavioris
memusatkan dirinya pada pendekatan ilmiah yang sungguh-sungguh objektif. Kaum
behavioris mencoret dari kamus ilmiah mereka, semua peristilahan yang bersifat
subjektif, seperti sensasi, persepsi, hasrat, tujuan, bahkan termasuk berpikir
dan emosi, sejauh kedua pengertian tersebut dirumuskan secara subjektif.
Fungsionalisme Menjadi dasar bagi behaviorisme melalui pengaruhnya pada tokoh
utama behaviorisme, yaitu Watson. Watson adalah murid dari Angell dan menulis
disertasinya di University of Chicago. Dasar pemikiran Watson yang memfokuskan
diri lebih proses mental daripada elemen kesadaran, fokusnya perilaku nyata dan
pengembangan bidang psikologi pada animal psychology dan child psychology
adalah pengaruh dari fungsionalisme. Meskipun demikian, Watson menunjukkan
kritik tajam pada fungsionalisme.
1. prinsip aliran behaviorisme
a) Perilaku nyata dan terukur memiliki
makna tersendiri, bukan sebagai perwujudan dari jiwa atau mental yang abstrak
b) Aspek mental dari kesadaran yang
tidak memiliki bentuk fisik adalah pseudo problem untuk sciene, harus
dihindari.
c) Penganjur utama adalah Watson :
overt, observable behavior, adalah satu-satunya subyek yang sah dari ilmu
psikologi yang benar.
d) Dalam perkembangannya, pandangan
Watson yang ekstrem ini dikembangkan lagi oleh para behaviorist dengan
memperluas ruang lingkup studi behaviorisme dan akhirnya pandangan behaviorisme
juga menjadi tidak seekstrem Watson, dengan mengikutsertakan faktor-faktor
internal juga, meskipun fokus pada overt behavior tetap terjadi.
e) Aliran behaviorisme juga
menyumbangkan metodenya yang terkontrol dan bersifat positivistik dalam
perkembangan ilmu psikologi.
f) Banyak ahli (a.l. Lundin, 1991 dan
Leahey, 1991) membagi behaviorisme ke dalam dua periode, yaitu behaviorisme
awal dan yang lebih belakangan. Terhadap aliran behaviorisme ini, kritik
umumnya diarahkan pada pengingkaran terhadap potensi alami yang dimiliki
manusia. Bahkan menurut pandangan ini, manusia tidak memiliki jiwa, tidak
memiliki kemauan dan kebebasan untuk menentukan tingkah lakunya sendiri.
2. John B. Watson
Watson berpendapat bahwa
introspeksi merupakan pendekatan yang tidak ada gunanya. Alasannya adalah jika
psikologi dianggap sebagai suatu ilmu, maka datanya harus dapat diamati dan
diukur. Watson mempertahankan pendapatnya bahwa hanya dengan mempelajari apa
yang dilakukan manusia (perilaku mereka) memungkinkan psikologi menjadi ilmu
yang objektif. Watson menolak pikiran sebagai subjek dalam psikologi dan
mempertahankan pelaku sebagai subjek psikologi. Khususnya perilaku yang
observabel atau yang berpotensi untuk dapat diamati dengan berbagai cara baik
pada aktivitas manusia dan hewan. 3 prinsip dalam aliran behaviorisme:
a. menekankan respon terkondisi sebagai
elemen atau pembangun pelaku. Kondisi adalah lingkungan external yang hadir
dikehidupan. Perilaku muncul sebagai respon dari kondisi yang mengelilingi
manusia dan hewan.
b. Perilaku adalah dipelajari sebagai
konsekuensi dari pengaruh lingkungan maka sesungguhnya perilaku terbentuk
karena dipelajari. Lingkungan terdiri dari pengalaman baik masa lalu dan yang
baru saja, materi fisik dan sosial. Lingkungan yang akan memberikan contoh dan
individu akan belajar dari semua itu.
c. Memusatkan pada perilaku hewan.
Manusia dan hewan sama, jadi mempelajari perilaku hewan dapat digunakan untuk
menjelaskan perilaku manusia.
3. B.F. Skinner
”Behaviorisme”,
sebutan bagi aliran yang dianut Watson, turut berperan dalam pengembangan
bentuk psikologi selama awal pertengahan abad ini, dan cabang perkembangannya
yaitu psikologi stimulus-respon yang masih tetap berpengaruh. Hal ini terutama
karena hasil jerih payah seorang ahli psikologi dari Harvard, B.F. Skinner.
Psikologi stimulus-respon mempelajari rangsangan yang menimbulkan respon dalam
bentuk perilaku, mempelajari ganjaran dan hukuman yang mempertahankan adanya
respon itu, dan mempelajari perubahan perilaku yang ditimbulkan karena adanya
perubahan pola ganjaran dan hukuman. Skinner, berpendapat kepribadian terutama
adalah hasil dari sejarah penguatan pribadi individu . Meskipun pembawaan
genetis turut berperan, kekuatan-kekuatan sangat menentukan perilaku khusus
yang terbentuk dan dipertahankan, serta merupakan khas bagi individu yang
bersangkutan. Dalam sebuah karyanya, Skinner membuat 3 asumsi dasar, yaitu:
1. Perilaku itu terjadi menurut hukum
(behavior can be controlled)
2. Skinner menekankan bahwa perilaku
dan kepribadian manusia tidak dapat dijelaskan dengan mekanisme psikis seperti
Id atau Ego
3. Perilaku manusia tidak ditentukan
oleh pilihan individual. Kaum behavioris lebih dikenal dengan teori belajar,
karena menurut mereka, seluruh perilaku manusia, kecuali insting, adalah hasil
belajar. Kaum behavioris sangat mengagungkan proses belajar, terutama proses
belajar asosiatif atau proses belajar stimulus-respon, sebagai penjelasan
terpenting tentang tingkah laku manusia. Para pendahulu aliran pemikiran ini
adalah Isaac Newton dan Charles Darwin. Tokoh-tokoh lainnya yaitu Edward
Thorndike, Clark Hull, John Dollard, Neal Miller, dan masih banyak lagi
lainnya.
4. Teori belajar behaviorisme
Teori belajar
behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner
tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman Teori ini lalu
berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah
pengembangan teori dan praktek pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai
aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang
tampak sebagai hasil belajar.Teori behavioristik dengan model hubungan
stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif.
Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau
pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan
penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.Belajar merupakan akibat
adanya interaksi antara stimulus dan respon (Slavin, 2000:143). Seseorang
dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan
perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang
berupa stimulus dan output yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang
diberikan guru kepada pebelajar, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan
pebelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang
terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena
tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur.Yang dapat diamati adalah stimulus
dan respon, oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa
yang diterima oleh pebelajar (respon) harus dapat diamati dan diukur. Teori ini
mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal penting untuk melihat
terjadi atau tidaknya perubahan tingkah laku tersebut.Faktor lain yang dianggap
penting oleh aliran behavioristik adalah faktor penguatan (reinforcement). Bila
penguatan ditambahkan (positive reinforcement) maka respon akan semakin kuat.
Begitu pula bila respon dikurangi/dihilangkan (negative reinforcement) maka
respon juga semakin kuat.Beberapa prinsip dalam teori belajar behavioristik,
meliputi:
1. Reinforcement and Punishment;
2. Primary and Secondary Reinforcement;
3. Schedules of Reinforcement;
4. Contingency Management;
5. Stimulus Control in Operant
Learning;
6. The Elimination of Responses (Gage,
Berliner, 1984).
Kepribadian yang sehat menurut
behavioristik :
1. Memberikan respon terhadap faktor
dari luar seperti orang lain dan lingkungannya.
2. Bersifat sistematis dan bertindak
dengan dipengaruhi oleh pengalaman sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal,
karena manusia tidak memiliki sikap dengan bawaan sendiri.
3. Menekankan pada tingkah laku yang
dapat diamati dan menggunakan metode yang objektif.
C.
ALIRAN
HUMANISTIK
Menurut aliran humanistik kepribadian yang
sehat, individu dituntut untuk mengembangkan potensi yang terdapat didalam
dirinya sendiri. Bukan saja mengandalakan pengalaman-pengalaman yang terbentuk
pada masa lalu dan memberikan diri untuk belajar mengenai suatu pola mengenai
yang baik dan benar sehingga menghasilkan respon individu yang bersifat pasif.
Ciri dari kepribadian sehat adalah mengatualisasikan diri, bukan respon pasif
buatan atau individu yang terimajinasikan oleh pengalaman-pengalaman masa lalu.
Aktualisasi diri adalah mampu mengedepankan keunikan dalam pribadi setiap
individu, karena setiap individu memiliki hati nurani dan kognisi untuk
menimbang-nimbang segala sesuatu yang menjadi kebutuhannya. Humanistik
menegaskan adanya keseluruhan kapasitas martabat dan nilai kemanusiaan untuk
menyatakan diri. Bagi ahli-ahli psikologi humanistik, manusia jauh lebih banyak
memiliki potensi. Manusia harus dapat mengatasi masa lampau, kodrat biologis,
dan ciri-ciri lingkungan. Manusia juga harus berkembang dan tumbuh melampaui
kekuatan-kekuatan negatif yang secara potensial menghambat. Gambaran ahli
psikologi humanistik tentang kodrat manusia adalah optimis dan penuh harapan.
Mereka percaya terhadap kapasitas manusia untuk memperluas, memperkaya,
mengembangkan, dan memenuhi dirinya, untuk menjadi semuanya menurut kemampuan
yang ada. Aliran Humanistik juga memfokuskan diri pada kemampuan manusia untuk
berfikir secara sadar dan rasional dalam mengendalikan hasrat biologisnya guna
meraih potensi maksimal. Manusia bertanggung jawab terhadap hidup dan
perbuatannya serta mempunyai kebebasan dan kemampuan untuk mengubah sikap dan
perilaku mereka.
D.
PENDAPAT
ALPORT
Allport, salah sorang
diantara empat putra seorang dokter, lahir di Indiana pada tahun 1887, tetapi
dibesarkan di Cleveland dimana ia mendapat pendidikan awal di sekolah-sekolah
negeri. Ia menyelesaikan pelajaran undergraduate-nya di Universitas Harvard
pada saat kakaknya, Floyd, menjadi mahasiswa tingkat sarjana (graduate) dalam
psikologi pada universitas yang sama. Setelah mendapat gelar sarjana muda pada
tahun 1919 dengan mayor ekonomi dan filsafat, Allport selama satu tahun
mengajar sosiologi dan bahasa Inggris pada Robert College di Istambul. Kemudian
ia kembali ke Harvard dan menyelesaikan Ph.D-nya dalam bidang psikologi pada
tahun 1922. Selama 2 tahun berikutnya (tahun 1922 - 1924) ia belajar di Berlin,
Hamburg, dan Cambridge (Inggris).
Pengalaman yang luas di luar negeri
ini berperanan dalam mengembangkan perhatiannya yang besar terhadap soal-soal
internasional dan hal ini nyata sekali dalam kegiatan-kegiatan Allport selama
30 tahun terakhir. Hal tersebut jugalah yang menyebabkan Allport selama satu
decade atau lebih menjadi salah seorang juru tafsir utama psikologi Jerman di
Amerika. Sekembalinya dari Eropa, ia menerima jabatan sebagai instruktur pada
Department of Social Ethick di Universits Harvard. Jadi, disini tampaknya
terdapat kontinuitas antara mengajarnya yang pertama di Amerika dengan
perhatian Allport yang tetap terhadap masalah-macalah yang mengandung implikasi
social etis. Sesudah dua tahun, ia menerima jabatan lector psikologi di
Darmouth College, tetapi diundang supaya kembali ke Harvard pada tahun 1930,
dimana ia tinggal sampai kematiannya pada tanggal 9 Oktober 1967, sebulan
menjelang ulang tahunnya yag ke-70. Setahun sebelum kematiannya. Ia diangkat
menjadi Professor Richard Cabot dalam bidang Etika Sosial yang pertama. Allport
adalah salah seorang diantara tokoh-tokoh utama dalam gerakan internasional
yang mendorong pembentukan Department of Social Relations di Universitas
Harvard, dalam rangka mewujudkan integrasi secara sebagian antara psikologi,
sosiaologi, dan antropologi.
a. Teori – Teori Allport
Secara umum teori Allport
memberi definisi yang positif terhadap manusia, teori Allport itu telah
membantu manusia untuk melihat diri sendiri sebagai mahkluk yang baik dan penuh
harapan. Hal tersebut terlihat dari teorinya, yaitu ”gambaran kodrat manusia adalah
positif, penuh harapan dan menyanjung-nyanjung”. Memandang satu pribadi positif
dan apa adanya merupakan salah satu definisi pribadi sehat, inilah kelebihan
dan kekuasan dari teori Allport.
Kepribadian manusia menurut Allport
adalah organisasi yang dinamis dari system psikofisik dalam individu yang turut
menentukan cara-caranya yang unik atau khas dalam menyesuaikan diri dengan
lingkungannya.
Kemudian Allport juga berpendapat
bahwa kepribadian yang neurotis dan kepribadian yang sehat merupakan hal yang mutlak
terpisah. Namun dalam hal ini tang menjadi kelebihan Allport adalah tentang
antisipasi, Dalam teori Allport antisipasi adalah penting untuk menentukan
siapa dan apakah kita ini, dalam membentuk identitas diri kita.
Dalam teori Allport juga memandang bahwa
kesehatan psikologis adalah melihat ke depan, tidak melihat ke belakang, dapat
dikatakan bahwa seluruh teori yang dikemukakan oleh Allport ini sangat
bertentangan dengan teori-teori yang dikemukakan oleh Freud.
b. Perkembangan Proprium
Allport mengemukakan bahwa
semua fungsi diri atau fungsi ego yang telah dijelaskan disebut dengan fungsi
proprium dari kepribadian. Fungsi-fungsi ini termasuk perasaan jasmaniah,
identitas diri, harga diri, perluasan diri, rasa keakuan, pemikiran rasional,
gambaran diri, usaha proprium, gaya kognitif dan fungsi mengenal. Semuanya
merupakan bagian yang sebenarnya dan vital dari kepribadian. Fungsi-fungsi
tersebut sama-sama memiliki suatu arti fenomenal dan “ makna penting”.
Fungsi-fungsi itu bersama disebut sebagai proprium. Proprium itu tidak dibawa
sejak lahir, melainkan berkembang karena usia.
Allport menunjukkan tujuh aspek dalam
perkembangan proprium atau ke-diri-sendiri-an (self hood). Selama 3 tahun
pertama, tiga aspek muncul, yakni : rasa diri jasmaniah, rasa identitas-diri
berkesinambungan dan harga-diri atau rasa bangga. Antara usia 4 sampai 6 tahun,
dua aspek lainnya muncul, yakni : perluasan diri (the extension of self), dan
gambaran diri. Suatu waktu antara usia 6 dan 12 tahun, anak mengembangkan
kesadaran-diri sehingga ia dapat menanggulangi masalah-masalahnya dan akal
pikiran. Selama masa remaja, munculah intensi-intesi, tujuan-tujuan jangka
panjang, dan cita-cita yang masih jauh. Aspek-aspek ini disebut usaha proprium.
Dengan penjelasan seperti dia atas,
Allport ingin menghindari pendapat yang mengundang pertanyaan dari banyak
teoritikus yang menyatakan bahwa diri atau ego itu serupa manusia mikro
(homunculus) atau “manusia yang berada di dalam dada” yang melakukan tugas
mengorganisasikan, memegang kendali dan menjalankan sistem kepribadian. Ia
mengakui pentingnya semua fungsi psikologis yang bersumber pada diri dan ego,
namun ia berusaha keras menghindari teori yang memandang diri dan ego sebagai
pelaku atau penggerak kepribadian. Bagi allport, diri dan ego dapat digunakan
sebagai kata sifat untuk menunjukkan fungsi-fungsi proprium di dalam seluruh
bidang kepribadian.
c. Ciri-Ciri Kepribadian yang Matang
Menurut Allport
Menurut Allport, faktor
utama tingkah lalu orang dewasa yang matang adalah sifat-sifat yang terorganisir
dan selaras yang mendorong dan membimbing tingkah laku menurut prinsip otonomi
fungsional.
Kualitas Kepribadian yang matang
menurut allport sebagai berikut:
1) Ekstensi sense of self
a. Kemampuan berpartisipasi dan menikmati
kegiatan dalam jangkauan yang luas.
b. Kemampuan diri dan minat-minatnya
dengan orang lain beserta minat mereka.
c. Kemampuan merencanakan masa depan
(harapan dan rencana)
2) Hubungan hangat/akrab dengan orang
lain
Kapasitas intimacy
(hubungan kasih dengan keluarga dan teman) dan compassion (pengungkapan
hubungan yang penuh hormat dan menghargai dengan setiap orang)
3) Penerimaan diri
Kemampuan untuk mengatasi
reaksi berlebih hal-hal yang menyinggung dorongan khusus (misal : mengolah
dorongan seks) dan menghadapi rasa frustasi, kontrol diri, presan proporsional.
4) Pandangan-pandangan realistis,
keahlian dan penugasan
Kemampuan memandang orang
lain, objek, dan situasi. Kapasitas dan minat dalam penyelesaian masalah,
memiliki keahlian dalam penyelesain tugas yang dipilih, mengatasi pelbagai
persoalan tanpa panik, mengasihani diri, atau tingkah laku lain yang merusak.
5) Objektifikasi diri: insight dan humor
Kemampuan diri untuk
objektif dan memahami tentang diri dan orang lain. Humor tidak sekedar
menikmati dan tertawa tapi juga mampu menghubungkan secara positif pada saat
yang sama pada keganjilan dan absurditas diri dan orang lain.
6) Filsafat Hidup
Ada latar belakang yang
mendasari semua yang dikerjakannya yang memberikan tujuan dan arti. Contohnya
lewat agama.
Untuk memahami orang dewasa kita
membutuhkan gambaran tujuan dan aspirasinya. Tidak semua orang dewasa memiliki
kedewasaan yang matang. Bisa saja seseorang melakukan sesuatu hal tanpa tahu
apa yang ia lakukan.
d. Struktur dan Dinamika Kepribadian
Organisasi dinamis dalam
seseorang yang terdiri dari sistem-sistem psikofisis yang menentukan keunikan
penyesuaian dirinya dengan lingkungan. Dua hal yang menjadi tekanan utama
adalah kepribadian merupakan sesuatu yang berkembang dan unsur-unsurnya saling
terkait. Dalam pencarian definisi kepribadiannya Alllport dengan hati-hati
menyadari istilah karakter dan temperamen.
· Karakter (watak) adalah segi
kepribadian yang dinilai. Seseorang sering dinilai memiliki karakter baik atau
buruk.
· Temperamen adalah disposisi yang
erat kaitannya dengan faktor biologis atau fisik. Dalam hal ini hereditas
memainkan peranan penting dan bersama intelegensi dan fisik membentik
kepribadian.
e. Sifat-sifat dan Disposisi-disposisi
Personal
Sifat adalah
Kecenderenungan untuk berespons dengan cara tertentu ; tendensi neuropsiki.
Sifat bukanlah bentukan konsep abstrak lewat sebuah pengamatan melainkan
kenyataan objektif. Selain itu sifat juga bukanlah sekedar eksistensi nominal.
Sifat umum : ciri-ciri (sifat) yang
terdapat pada banyak orang.
Disposisi Personal:
keunikan-kekhususan (sifat) pada individu
Contoh :
Dalam sebuah kelompok ada 20 orang
menunjukkan sifat keagresifan (common trait). Tapi kita tidak bisa mengtakan 20
orang itu menunjukkan/mewujudkan keagresifannya lewat jalan yang sama. Mungkin
ada yang asertif dan kompetitif, sarkastic dan bermusuhan, dan mungkin lewat
kekerasan fisik. Personal deposisi dapat disebut sebagai sub kategori atau
jalan khusus sifat terwujud.
Sifat tidak hanya membimbing suatu
tingkah laku tapi juga memulai tingkah laku dan dalam beberapa hal memerankan
peran memotivasi yang penting.
Contoh :
Seseorang yang punya sifat ramah/suka
bergaul, tidak suka duduk sendiri di rumah menunggu orang lain menghubunginya.
Dia akan mencari teman-temannya.
Akan tetapi sebuah sifat tidak pernah
sebagai motivator murni tingkah laku beberapa dorongan baik internal maupun
eksternal yang mendahului tindakan.
Contoh :
Jika seseorang suka pergi ke disko,
secara umum dia orang yang suka bergaul tapi ada tingkah laku khusus bahwa dia
suka mendengarkan musik.
f. Hubungan Sifat, Kebiasaan, Sikap dan
Tipe
Keempat hal tersebut
merupakan kecenderungan (predisposisi) yang unik, hasil dari faktor genetik dan
pembelajaran dan mendorong/menuntun tingkah laku seseorang .
a) Kebiasaan: Kurang lebih umum ( sifat /trait
paling umum) , respons khusus pada stimulus tertentu, kurang evaluatif.
Contoh: Huming ketika mendengarkan
musik, membaca dengan bersuara.
b) Sikap : lebih umum dari kebiasaan,
penekanan segi lingkungan (kecenderungan untuk berespon positif atau negatif
terhadap objek tertentu), paling evaluatif.
Contoh: Kesukaan terhadap partai, atau
makanan tertentu.
c) Tipe: Abstraksi/pengelompokan sifat-sifat;
mementingkan keajegan/keteraturan sekumpulan sifat. Akan tetapi tipe
menyembunyikan (sifat)keunikan pribadi dan menunjukan perbedaan perbuatan yang
tidak begitu cocok dengan kenyataan.
Disposisi Pokok, Disposisi Sentral dan
Disposisi Sekunder
d) Disposisi Pokok :Sesuatu yang begitu
umum sehingga dapat ditemukan pada setiap individu.
Contoh :
Orang Narcistik adalah orang yang
memberikan perhatian kuat dan terus-menerus pada kebutuhan dan ketertarukannya.
e) Disposisi Sentral: Kecenderungan
karakter yang kuat (khas) pada seseorang.
Contoh:
Mungkin kita menggambarkan karya
Shakespeare (Hamlet) introspektif, obsesif, melankolis, dramatik.
f) Disposisi Sekunder: Berfungsi
terbatas, kurang menentukan dalam deskripsi kepribadian dan lebih terpusat pad
respon yangt dicocokinya.
Contoh:
Seseorang yang menyenangkan, mungkin
meledak marah ketika seseorang menghina kelompoknya.
Dua kekhususan teori Allport adalah
penolakannya pada masa lalu yang mengambil bagian penting dalam motivasi dan
ketegasannya dalam proses kognitif seperti intensi, perencanaan pada motivasi
orang dewasa. Apa yang dilakukan oleh individu adalah kunci petunjuk yang
penting tentang bagaimana orang bertingkah laku sekarang. Allport mencari ke
masa depan apa yang diharapkan oleh individu.
g. Perkembangan Kepribadian Self
Self merupakan
satu-satunya sepribadian yang sebenarnya. Dengan kata lain self dibentuk
melalui deferiensiasi medan fenomena dan melalui introjeksi nilai-nilai orang
tertentu serta dari distorsi pengalaman. Self bersifat integral dan konsisten.
Pengalaman yang tidak sesuai dengan struktur self dianggap ancaman dan self
dapat berubah sebagai akibat kematangan biologic dan belajar. Konsep self
menggambarkan konsepsi mengenai dirinya sendiri, ciri-ciri cerdas,
menyenangkan, jujur, baik hati dan menarik.
h. Peranan Positif Regards
dalam hidupnya, manusia
selalu mempunyai perasaan dan kebutuhan untuk dicintai, disukai dan diterima
oleh orang lain.dan oleh karena itu self akan berkembang secara
utuh-keseluruhan, menyentuh semua bagian-bagian jika tercapai.
Ciri Orang yang Berfungsi Sepenuhnya:
1) Keterbukaan terhadap pengalaman
(openness to experience)
adalah salah satu dari lima wilayah
utama kepribadian yang ditemukan oleh para psikolog. Keterbukaan aktif
melibatkan imajinasi, estetika sensitivitas, perhatian terhadap perasaan batin,
preferensi untuk berbagai, dan keingintahuan intelektual. Sebagian besar
psikometrik penelitian telah menunjukkan bahwa kualitas ini secara statistik
berkorelasi. Dengan demikian, keterbukaan dapat dipandang sebagai ciri
kepribadian global yang terdiri dari satu set ciri-ciri khusus, kebiasaan, dan
kecenderungan yang berkumpul.
2) hidup menjadi (existential living)
sebagian didasarkan pada eksistensial
keyakinan bahwa manusia sendirian di dunia. Perasaan kesendirian ini
menyebabkan perasaan ketakbermaknaan yang dapat diatasi hanya dengan orang itu
sendiri menciptakan nilai-nilai dan makna. Ini menunjukkan bahwa dalam membuat
pilihan-pilihan kita sendiri kita menerima tanggung jawab penuh atas hasil dan
menyalahkan siapa pun kecuali diri kita sendiri jika hasilnya kurang dari apa
yang diinginkan.
3) keyakinan organismik (organismic
trusting)
Mempercayai seseorang pikiran dan
perasaan sebagai akurat. Lakukan apa yang datang secara alami.
4) pengalaman kebebasan (experiental
freedom)
Untuk mengakui kebebasan seseorang dan
bertanggung jawab atas tindakan sendiri.
5) kreativitas (creativity)
Full partisipasi di dunia, termasuk
memberikan kontribusi bagi kehidupan orang lain
Otonomi Fungsioanal
Otonomi fungsional memandang motivasi
dewasa bermacam-macam, sistem self sustaining, pertumbuhan sistem antecedent,
tapi secara fungsional tak terkait. Otonomi fungsional juga pendorong dan
pembentukan perilaku masa kini dan lepas lepas dari masa lalu. Apa yang
dilakukannya semata-mata dikhususkan begitu saja demi tujuan berbeda dari
semula.
Contoh:
Seorang pemburu tetap saja kan memburu
meskipun tidak ada nilai instrumentalnya (semata-mata senang berburu)
Perseverative Otonomi Fungsional :
meliputi bentuk-bentuk kecanduan,mekanisme sirkular, perbuatan yang
diulang-ulang atau secara rutin. Orang dewasa yang sehat ditandai dengan
serangkaian sifat yang teratur dan kongruen yang berfungsi sebagaian besar
secara rasional dan sadar. Maka untuk memahami orang dewasa maka harus memahami
maksud dan aspirasi mereka.
Contoh :
Tindakan seorang anak yang mengoceh
berulang-ulang, tugas yang belum selesai mendapat interupsi dan cenderung
diingat dari pada tugas yang selesai.
Propriate Otonomi Fungsional :
meliputi minat-minat yang dipelajari, nilai-nilai, sentimen-sentimen,
motif-motif pokok, disposisi pribadi, gambaran diri dan gaya hidup. Manusia
selalu dalam proeses untuk menjadi lebih integral dan daya penyatiu yang paling
penting adalah propriate function, dimana usaha mengejar tujuan yang membentuk
kepribadian.
Contoh:
Seseorang yang ingin menjadi dokter
bukanlah merupakan sifat bawaan atau karena diperlukan tapi belajar untuk
hidup.
i. Perkembangan Kepribadian
Allport melihat bahwa anak yang baru
lahir sebagai seorang ciptaan keturunan, hanya memiliki dorongan primitif, dan
tingkah laku reflek ,tidak memiliki kepribadian tapi memiliki potensi yang akan
terpenuhi atau terbentuk pada saat pertumbahan dan pematangannya. Dalam
Perkembangan Proprium Allport membagi dalam beberapa tahap sebagai berikut:
1) 0-3 tahun :
Pembanguanan keadaran diri : sense of
bodily self (enak tidak enak), perasaan identitas diri berkelanjutan kesadaran
sebagai subjek yang berkembang. Dalam hal ini bahasa menjadi faktor yang
penting. Harga diri atau kebanggaan sebagai periode terakhir dimanan\ anak
ingin melakukan sesuatu, membuatnya terwujud, dan mengontrol dunianya.
2) 4-6 tahun:
Perluasan diri dan gambaran diri.
Dalam perluasan diri, perasaan keterhubungan dengan orang-orang dan hal-hal
yang penting dalam lingkungannya. Relasi anak dan lingkungan tempat dia tumbuh
terhubung sangat penting. Muncul perasaan lingkuangan tersebut adalah bagian
dirinya. Gambaran diri; terkait dengan penanaman-penanaman nilai, tangung jawab
moral, intensi, tujuan dan pengetahuan diri yang akan berperan mencolok dalam
kepribbadiannya kelak.
3) 6-12 tahun:
Kesadaran diri. Pengenalan kemampunan
diri mengatasi persoalan-persoalan dengan alasan dan gagasan karena anak
bergerak dari lingkungan keluarga ke masyarakat.
4) Remaja
Propriate striving, pembanguanan
tujuan dan rencana ke depan: intensi-intensi, long-range purposes,distant
goals.Persoalan utama berkaitan dengan identitas, ”apakah saya seorang anak
atau dewasa?”
5) Kedewasaan
Menurut Allport, faktor utama tingkah
lalu orang dewasa yang matang adalah sifat-sifat yang terorganisir dan selaras
yang mendorong dan membimbing tingkahlaku menurut prinsip otonomi fungsional.
j. Kualitas Kepribadian yang matang
sebagai berikut:
Ekstensi sense of self
Kemampuan berpartisipasi dan menikmati
kegiatan dalam jangkauan yang luas.
Contoh : terlibat dalam kegiatan
masyarakat (senat, karang taruna, partai politik,dll)
Kemampuan diri dan minat-minatnya
denga orang lain beserta minat mereka.
Contoh: Saya yang punya minat dalam
olah raga juga mengenali minat oprang lain yang sama atau pun berbeda.
Kemampuan merencanakan masa depan
(harapan dan rencana)
contoh: Keinginan jadi dokter, membuat
perencanaan strudi dan membayangkan apa yang mau dilakuakn setelah jadi dokter.
Hubungan hangat/akrab dengan orang
lain
Kapasitas intimacy (hubungan kasih
dengan keluarga dan teman) dan compassion (pengungkapan hubungan yang penuh
hormat dan menghargai dengan setiap orang)
Penerimaan diri
Kemampuan untuk mengatasi reaksi
berlebih hal-hal yang menyinggung dorongan khusus (misal : mengolah dorongan
seks) dan menghadapi rasa frustasi, kontrol diri, presan proporsional.
k. Pandangan-pandangan realistis,
keahlian dan penugasan
Kemampuan memandang orang lain, objek,
dan situasi. Kapasitas dan minat dalam penyelesaian masalah, memiliki keahlian
dalam penyelesain tugas yang dipilih, mengatasi pelbagai persoalan tanpa panik,
mengasihani diri, atau tingkah laku lain yang merusak.
Objektifikasi diri: insight dan humor
Kemampuan diri untuk objektif dan
memahami tentang diri dan orang lain. Humor tidak sekedar menikmati dan tertawa
tapi juga mampu menghubungkan secara positif pada saat yang sama pada
keganjilan dan absurditas diri dan orang lain.
l. Filsafat Hidup
Ada latar belakang yang mendasari
semua yang dikerjakannya yang memberikan tujuan dan arti. Contohnya lewat
agama.
Untuk memahami orang dewasa kita
membutuhkan gambaran tujuan dan aspirasinya. Tidak semua orang dewasa memiliki
kedewasaan yang matang. Bisa saja seseorang melakukan sesuatu hal tanpa tahu
apa yang ia lakukan.
m. Beberapa catatan mengenai Teori
Allport
Kekurangan Allport pada persamaan
formal sehingga tidak memadai untuk banyak penelitian, gagal menunjukkan konsep
pokok yaitu fungsi otonomi, mengasumsikan adanya diskontinuitas antara
hewan-manusia, masa kanak-kanak dan dewasa, normal dan abnormal, menekankan
keunikan kepribadian, memberikan perhatian yang terlalu sedikit pada pengaruh
sosial, dan faktor situasioanal, serta menggambarkan manusia pada gambaran
terlalu positif.
E.
PENDAPAT
RAGERS
Carl Ransom Rogers lahir
pada tanggal 8 Januari 1902 di Oak Park, Illinios, Chicago. Rogers meninggal
dunia pada tanggal 4 Pebruari 1987 karena serangan jantung.
Latar belakang: Rogers adalah putra
keempat dari enam bersaudara. Rogers dibesarkan dalam keluarga yang
berkecukupan dan menganut aliran protestan fundamentalis yang terkenal keras,
dan kaku dalam hal agama, moral dan etika. Rogers terkenal sebagai seorang
tokoh psikologi humanis, aliran fenomenologis-eksistensial, psikolog klinis dan
terapis, ide – ide dan konsep teorinya banyak didapatkan dalam pengalaman
-pengalaman terapeutiknya.
Ide pokok dari teori – teori Rogers
yaitu individu memiliki kemampuan dalam diri sendiri untuk mengerti diri,
menentukan hidup, dan menangani masalah – masalah psikisnya asalkan konselor
menciptakan kondisi yang dapat mempermudah perkembangan individu untuk
aktualisasi diri.
Menurut Rogers motivasi orang yang
sehat adalah aktualisasi diri. Jadi manusia yang sadar dan rasional tidak lagi
dikontrol oleh peristiwa kanak – kanak seperti yang diajukan oleh aliran
freudian, misalnya toilet trainning, penyapihan ataupun pengalaman seksual sebelumnya.
Rogers lebih melihat pada masa
sekarang, dia berpendapat bahwa masa lampau memang akan mempengaruhi cara
bagaimana seseorang memandang masa sekarang yang akan mempengaruhi juga
kepribadiannya. Namun ia tetap berfokus pada apa yang terjadi sekarang bukan
apa yang terjadi pada waktu itu.
Aktualisasi diri adalah proses menjadi
diri sendiri dan mengembangkan sifat-sifat dan potensi -potensi psikologis yang
unik. Aktualisasi diri akan dibantu atau dihalangi oleh pengalaman dan oleh
belajar khususnya dalam masa kanak – kanak. Aktualisasi diri akan berubah
sejalan dengan perkembangan hidup seseorang. Ketika mencapai usia tertentu
(adolensi) seseorang akan mengalami pergeseran aktualisasi diri dari fisiologis
ke psikologis.
Rogers dikenal juga sebagai seorang
fenomenologis, karena ia sangat menekankan pada realitas yang berarti bagi
individu. Realitas tiap orang akan berbeda – beda tergantung pada pengalaman –
pengalaman perseptualnya. Lapangan pengalaman ini disebut dengan fenomenal
field. Rogers menerima istilah self sebagai fakta dari lapangan fenomenal
tersebut.
Konsep diri menurut Rogers adalah
kesadaran batin yang tetap, mengenai pengalaman yang berhubungan dengan aku dan
membedakan aku dari yang bukan aku. Konsep diri ini terbagi menjadi 2 yaitu
konsep diri real dan konsep diri ideal. Untuk menunjukkan apakah kedua konsep
diri tersebut sesuai atau tidak, Rogers mengenalkan 2 konsep lagi, yaitu
Incongruence dan Congruence. Incongruence adalah ketidakcocokan antara self
yang dirasakan dalam pengalaman aktual disertai pertentangan dan kekacauan
batin. Sedangkan Congruence berarti situasi di mana pengalaman diri diungkapkan
dengan seksama dalam sebuah konsep diri yang utuh, integral, dan sejati.
Setiap manusia memiliki kebutuhan
dasar akan kehangatan, penghargaan, penerimaan, pengagungan, dan cinta dari
orang lain. Kebutuhan ini disebut need for positive regard, yang terbagi lagi
menjadi 2 yaitu conditional positive regard (bersyarat) dan unconditional
positive regard (tak bersyarat).
Rogers menggambarkan pribadi yang
berfungsi sepenuhnya adalah pribadi yang mengalami penghargaan positip tanpa
syarat. Ini berarti dia dihargai, dicintai karena nilai adanya diri sendiri
sebagai person sehingga ia tidak bersifat defensif namun cenderung untuk
menerima diri dengan penuh kepercayaan.
Lima sifat khas orang yang berfungsi
sepenuhnya (fully human being):
1. Keterbukaan pada pengalaman
Orang yang berfungsi sepenuhnya adalah
orang yang menerima semua pengalaman dengan fleksibel sehingga selalu timbul
persepsi baru. Dengan demikian ia akan mengalami banyak emosi (emosional) baik
yang positip maupun negatip.
2. Kehidupan Eksistensial
Kualitas dari kehidupan eksistensial
dimana orang terbuka terhadap pengalamannya sehingga ia selalu menemukan
sesuatu yang baru, dan selalu berubah dan cenderung menyesuaikan diri sebagai
respons atas pengalaman selanjutnya.
3. Kepercayaan terhadap organisme
orang sendiri
Pengalaman akan menjadi hidup ketika
seseorang membuka diri terhadap pengalaman itu sendiri. Dengan begitu ia akan
bertingkah laku menurut apa yang dirasanya benar (timbul seketika dan intuitif)
sehingga ia dapat mempertimbangkan setiap segi dari suatu situasi dengan sangat
baik.
4. Perasaan Bebas
Orang yang sehat secara psikologis
dapat membuat suatu pilihan tanpa adanya paksaan – paksaan atau rintangan –
rintangan antara alternatif pikiran dan tindakan. Orang yang bebas memiliki
suatu perasaan berkuasa secara pribadi mengenai kehidupan dan percaya bahwa
masa depan tergantung pada dirinya sendiri, tidak pada peristiwa di masa lampau
sehingga ia dapat meilhat sangat banyak pilihan dalam kehidupannya dan merasa
mampu melakukan apa saja yang ingin dilakukannya.
5. Kreativitas
Keterbukaan diri terhadap pengalaman
dan kepercayaan kepada organisme mereka sendiri akan mendorong seseorang untuk
memiliki kreativitas dengan ciri – ciri bertingkah laku spontan, tidak
defensif, berubah, bertumbuh, dan berkembang sebagai respons atas
stimulus-stimulus kehidupan yang beraneka ragam di sekitarnya.
Kelemahan atau kekurangan pandangan
Rogers terletak pada perhatiannya yang semata – mata melihat kehidupan diri
sendiri dan bukan pada bantuan untuk pertumbuhan serta perkembangan orang lain.
Rogers berpandangan bahwa orang yang berfungsi sepenuhnya tampaknya merupakan
pusat dari dunia, bukan seorang partisipan yang berinteraksi dan bertanggung
jawab di dalamnya.
Selain itu gagasan bahwa seseorang
harus dapat memberikan respons secara realistis terhadap dunia sekitarnya masih
sangat sulit diterima. Semua orang tidak bisa melepaskan subyektivitas dalam memandang
dunia karena kita sendiri tidak tahu dunia itu secara obyektif.
Rogers juga mengabaikan aspek – aspek
tidak sadar dalam tingkah laku manusia karena ia lebih melihat pada pengalaman
masa sekarang dan masa depan, bukannya pada masa lampau yang biasanya penuh
dengan pengalaman traumatik yang menyebabkan seseorang mengalami suatu penyakit
psikologis.
Teori Rogers ini memang sangat populer
dengan masyarakat Amerika yang memiliki karakteristik optimistik dan independen
karena Rogers memandang bahwa pada dasarnya manusia itu baik, konstruktif dan
akan selalu memiliki orientasi ke depan yang positip. Pertanyaannya yaitu :
Apakah teori ini juga akan sama efektifnya jika diaplikasikan pada masyarakat
dengan budaya, dan struktur sosial serta sistem kemasyarakatan yang berbeda
dengan Amerika.
F.
PENDAPAT
MASLOW
Lima kebutuhan dasar Maslow disusun
berdasarkan kebutuhan yang paling penting hingga
yang tidak terlalu krusial :
yang tidak terlalu krusial :
1. Kebutuhan Fisiologis
Contohnya adalah : Sandang /
pakaian, pangan / makanan, papan / rumah, dan kebutuhan biologis seperti buang
air besar, buang air kecil, bernafas, dan lain sebagainya.
2.Kebutuhan Keamanan dan Keselamatan
Contoh seperti : Bebas dari
penjajahan, bebas dari ancaman, bebas dari rasa sakit, bebas dari teror, dan
lain sebagainya.
3.Kebutuhan Sosial
Misalnya adalah : memiliki teman,
memiliki keluarga, kebutuhan cinta dari lawan jenis, dan lain-lain.
4. Kebutuhan Penghargaan
Contoh : pujian, piagam, tanda
jasa, hadiah, dan banyak lagi lainnya.
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri
Adalah kebutuhan dan keinginan
untuk bertindak sesuka hati sesuai dengan bakat dan minatnya.
Kepribadian yang sehat menurut
Maslow
Maslow membawa psikologi barat untuk
tugas yang penekanannya pada determinisme dan pengabaiannya terhadap manusia
yang terjadi secara kebersamaan.Ia terutama ditentang oleh hasil generalisasi
dari penemuan yang diturunkan dari penelitian atas “orang yang sakit mental”
menjadi manusia yang utuh,berpendapat bahwa psikologi seharusnya member
perhatian pada penelitian tentang kesehatan mental,yang mana dia memandang
sebagai pemenuhan terhadap kelima hierarki motivasi dari kebutuhan
perkembangbiakan dalam kebutuhanterhadp aktualisasi diri. Dia mendasarkan teori
motivasinya pada asumsi optimis tentang instrinsik manusia yang ebrsifat
baik,yang memandang sebagai bercorak biologisnya.
Memang,meskipun Maslow dianggap sebagai pendiri psikologi humanistic,dia juga dipandang sebagi pelopor dari Psikologi Transpersonal.Maslow beragumentasi bahwa oleh karena ketakutan ini penyesuaian normal menyangkut rata-rata akal sehat orang yang mengimplikasikan keberhasilan yang terus berlanjut terhadap penolakan diri dan kedalaman sifat manusia.Pandangan maslow terutama yang menghubungkan kapasitas untuk pengalaman puncak (peak experience),menemukan resonansi dalam budaya tanding pada 1960-an dan ia dielukan sebagai nabi utama dari gerakan kesadaran.Selama 1960 dan 1970-an psikologi transpersonal berkembang berdampingan dengan penelitian tentang kondisi kesadaran yang lain.
Meskipun demikian,pandangan Maslow
tentang kondisi manusia dan model kesehantannya,yang di satu sisi membuka
bidang baru dalam psikologi,sebenarnya bukan gagasan yang baru atau
orisinal.Konsepnya tentang manusia dan penekanannya terhadap perubahan sama
dengan yang ditemukan mengandung kemiripan yang mengejutkan dengan konsep yang
diajukan Dr.Samuel Hahnmann,oerubus pengobatan homeopathic modern. Maslow
mengatakan “saya memepertimbangkan Humanistik,psikologi kekuatan ketiga menajdi
transisi,suatu persiapan untuk psikologi keempat yang “lebih tinggi”,
transpersonal, transhumant, lebih berpusat pada alam semesta (cosmos) dari pada
kebutuhan manusia dan kepentingan manusia. Jadi menurut saya kesimpulan saya.
Psikologi humanistik menurut maslow itu adalah manusia untuk bersifat baik,baik
secara manusiawi dan biologisnya,namun sering kita lihat juga bahwa adanya
penolakan atas sisi kita yang terbaik dan banyak juga keunikan keunikan yang
dimiliki setiap individu,baik secara konteks social , budaya dan individunya
tersebut.bisa kita lihat contoh keunikan budaya kita,yaiutu di Kalimantan
Selatan (dayak).
Disana banyak sekali orang-orang
mengkreasikan derinya tersebut,seperti mentato tubuhnya dengan gambar
artefak-artefak kuno,Menindik hidungnya dengan tulang tulang hewan yang sudah
mati,dsb.Namun tidak hanya dari segi itu saja kita dapat melihat keunikan
manusia.Kita juga bias melihat kemampuan individu dalam pengalaman-pengalaman
mistik/spritualnya dan Maslow berpendapat bahwa "dunia spiritual dan dunia
yang terhubung,merupakan satu kesatuan yang kuat”.Mungkin ini semua di
karenakan “identifikasi dengan spesies manusia yang bertambah dan bekurang dan
adanya perubahan nilai dan struktur yang terjadi di masyarakat yang semakin
demokratis”.Dan perkembangan transpersonal dan transhumant itu akan menawarkan
secara sangat baik bagi kepuasan nyata,kegunaan,kepuasan yang efektif tentang
“idelaisme yang frust
ciri-ciri Kepribadian yang sehat
1.Menerima realitas secara tepat
Orang-orang yang sangat sehat mengamati
objek-objek dan orang-orang di dunia sekitarnya secara objektif, teliti
terhadap arang lain, mampu menemukan denagn cepat penipuan dan ketidakjujuran.
Mereka bersandar semata-mata pada keputusan dan persepsi mereka sendiri serta
tidak terdapat pandangan-pandangan yang berat sebelah atau
prasangka-prasangka.Kepribadian-kepribadian yang tidak sehat mengamati dunia
menurut ukuran-ukuran subyektif mereka sendiri, memaksa dunia untuk
mencocokannya dengan bentuk ketakutan-ketakutan, kebutuhan-kebutuhan dan nilai-nilai.
Semakin objektif kita mampu menggambarkan kenyataan, maka semakin baik
kemampuan kita untuk berpikir secara logis, untuyk mencapai
kesimpulan-kesimpulan yang tepat, dan pada umumnya untuk menjadi efisien secara
intelektual.
2. Menerima diri dan orang lain apa adanya
2. Menerima diri dan orang lain apa adanya
Orang-orang yang mengaktualisasikan
diri menerima diri mereka. Kelemahan-kelemahan dan kekuatan-kekuatan mereka
tanpa keluhan atas kesusahan. Sesungguhnya, mereka tidak terlampau banayk
memikirkannya. Meskipun individu-individu yang sangat sehat ini memiliki
kelemahan–kelemahan atau cacat-cacat, tetapi mereka tidak merasa malu atau
merasa bersalah terhadap hal-hal tersebut.Karena orang-orang sehat ini begitu
menerima kodrat mereka, maka mereka tidak harus mengubah atau memlsukan diri
mereka. Mereka santai dan puas denagn diri mereka dan penerimaan ini berlaku
bagi semua tingkat kehidupan.Sebaliknya, orang-orang neurotis dilumpuhkan oleh
persaan malu atau perasaan salah atas kelemahan-kelemahan dan
kekurangan-kekurangan mereka, begitu di hantui sehingga mereka mengalihkan
waktu dan energi dari hal-hal yang lebih konstuktif.
3. Bertidak secara spontan dan alamiah, tidak dibuat-buat
Pengaktualisasian diri bertingkah
laku secara terbuka dan langsung tanpa berpura-pura.
Kita dapat mengatakan bahwa orang-orang ini bertingkah laku secara kodrati yakni sesuai dengan kodrat mereka.Dalam situasi dimana ungkapan perasaan yang wajar dan jujur dapat menyakitkan orang lain, atau dimana hal tersebut tidak penting, maka untuk sementara mereka mengekang persaaan-perasaan itu. Jadi, mereka tidak sengaja menjadi tidak konvensional atau memberontak, mereka tidak mau mencari kesenangan dalam mencemoohkan dengan sengaja aturan-aturan dan adapt-adat social.Akan tetapi dalam situasi di mana menaruh hormat kepada kebiasaan social mengganggu apa yang dianggap penting oleh orang-orang yang sehat, mereka tidak ragu menentang kebiasaan tersebut. Lagi pula mereka sendiri adalah wajar dan sederhana, merasa yakin dan aman, serta tidak konvensioanal dengan tidak bersikap agresif dan memberontak.
Kita dapat mengatakan bahwa orang-orang ini bertingkah laku secara kodrati yakni sesuai dengan kodrat mereka.Dalam situasi dimana ungkapan perasaan yang wajar dan jujur dapat menyakitkan orang lain, atau dimana hal tersebut tidak penting, maka untuk sementara mereka mengekang persaaan-perasaan itu. Jadi, mereka tidak sengaja menjadi tidak konvensional atau memberontak, mereka tidak mau mencari kesenangan dalam mencemoohkan dengan sengaja aturan-aturan dan adapt-adat social.Akan tetapi dalam situasi di mana menaruh hormat kepada kebiasaan social mengganggu apa yang dianggap penting oleh orang-orang yang sehat, mereka tidak ragu menentang kebiasaan tersebut. Lagi pula mereka sendiri adalah wajar dan sederhana, merasa yakin dan aman, serta tidak konvensioanal dengan tidak bersikap agresif dan memberontak.
4. Memusatkan pada masalah-masalah bukan pada perseorangan
Orang yang mengaktualisasikan diri
mencintai pekerjaan mereka dan berpendapat bahwa pekerjaan itu tentu saja cocok
untuk mereka. Pekerjaan mereka adalah sesuatu yang ingin mereka lakukan; tentu,
sesuatu yang harus mereka lakuakn tidak semata-mata suatu pekerjaan untuk
mendapat penghasilan.
Mereka tidak melakukan pekerjaan untuk mendapatkan uang,popularitas atau kekuasaan, tetapi karena pekerjaan itu memuaskan metakebutuhan. Menantang dan mengembangakan kemampuan-kemempuan mereka, menyebabkan mereka bertumbuh sampai pada tingkat potensi mereka yang paling, dan membantu merumuskan pengertian mereka tentang diri mereka siapa dan apa..
5. Memiliki kekuasaan dan tidak bergantung pada orang lain
Orang-orang yang mengaktualisasikan
diri memiliki suatu kebutuhan yang kuat untuk pemisahan dan kesunyian. Mereka
tidak tergantung pada orang-orang lain untuyk kepuasan mereka dan dengan
demikian mungkin mereka menjauhkan diri dan tidak ramah. Tingkah laku dan
perasaan meeka sangatt egosentris dan terarah kepada dir mereka
sendiri.Sebaliknya, orang-orang neuorotis biasanya snagat emosional tergantung
pada orang-orang lain untuk kepuasan dimana mereka tidak mampu menghasilkan
untuk diri mereka.
6.Memiliki ruang untuk diri pribadi
Pengaktualisasian diri untuk
berfungsi secara otonom terhadap lingkungan social dan fisik.
Kepribadian-kepribadian yang sehat dapat berdiri sendiri dan tingkat otonomi
mereka yang tinggi menaklukan mereka, agak tidak mempan terhadap krisis atau
kerugian. Kemalangan-kemalangan yang dapat mengahncurkan orang-orang yang
sehat mungkin hamper tidak dirasakan oleh mereka. Mereka mempertahankan suatu
ketenangan dasar di tengah apa yang dilihat oleh orang-orang yang kurang sehay
sebagai malapetaka.
7. Menghargai dan terbuka akan pengalaman-pengalaman dan kehidupan baru
Menghargai pengalaman-pemgalaman
tertentu bagaimanapun seringnya pengalaman itu terulang, dengan suatu perasaan
kenikmatan yang segar, perasaan terpesona dan kagum. Suatu pandangan yang bagus
atau menyegarkan terhadap dorongan setiap hari untuk bekerja. Sebagai
akibatnya, mereka merasa kurang pasti, tetapi senantiasa berterima kasih
terhadap apa yang mereka miliki dan dapat mereka alami.
8. Memiliki pengalaman-pengalaman yang memuncak
Dimana orang-orang yang
mengaktualisasikan diri mengalami ekstase, kebahagiaan, perasaan terpesona yang
hebat dan meluap-luap, sama seperti pengalaman-pengalaman keagamaan yang
mendalam.Maslow menunjukan bahwa tidak semua pengalaman puncak itu sangat kuat;
dapat juga ada pengalaman- pengalaman yang ringan. Pengalaman- pengalaman yang
ringan ini kadang- kadang dapat terjadi pada kita semua. Akan tetapi individu
yang lebih sehat memiliki pengalaman-pengalaman puncak lebih sering dari pada
orang- orang biasa, dan mungkin sering kali terjadi setiap hari.
9. Memiliki identitas sosial dan minat sosial yang kuat
Pengaktualisasian diri memiliki
perasaan empati dan afeksi yang sangat kuat dan dalam terhadap semua manusia,
juga suatu keinginan untuk membantu kemanusiaan.. Mereka adalah anggota dari
satu keluarga (manusia) dan memiliki suatu perasaan persaudaraan dengan setiap
anggota lain dalam keluarga.Orang- orang yang sehat mengetahui bahwa mereka
dapat mencapai hal- hal dengan lebih baik daripada orang-orang lain dan
bahwa mereka melihat dan memahamii hal- hal itu dengan lebih jelas.mereka
mungkin kerapkali merasa tertekan atau marah karena tingkah laku orang- orang
lain yang bodoh, lemah, atau kasar tetapi mereka cepat memahami dan
memaafkannya.
10. Memiliki relasi yang akrab dengan beberapa teman
Mampu mengadakan hubungan yang lebih
kuat dengan orang- orang lain daripada orang- orang yang memiliki kesehatan
jiwa yang biasa.mereka memiliki cinta yang lebih besar dan persahabatan yang
lebih dalam, dan identifikasi yang lebih sempurna dengan individu-individu
lain.Meskipun orang- orang yang akrab dengan mereka adalah kecil, namun
aktualisasi diri berbudi baik dan sabar terhadap orang- orang lain, khusunya
terhadap anak- anak.mereka membenci dan kejam terhadap orang yang kritis,
congkak atau sombong.Cinta mereka bukan cinta yang egoistic, dimana membari
cinta sekurang- kurangnya sama pentingnya dengan menerima cinta dimana
perhatian seseorang terhadap pertumbuhan dan perkembangan orang lain adalah
sebanyak perhatian terhadap pertumbuhan diri sendiri.
11. Mengarah pada nilai-nilai
demokratis
Orang yang sehat membiarkan dan
menerima semua orang tanpa memperhatkan kelas social, tingkat pendidikan,
golongan politik atau agama, ras, atau warna kulit.mereka sangat siap
mendengarkan atau belajar dari dari siapa saja yang dapat mengajarkan sesuatu
kepada mereka.
12. Memiliki nilai-nilai moral yang
tangguh
Dapat membedakan dengan jelas antara
sarana dan tujuan. Bagi mereka, tujuan atau cita- cita jauh lebih penting
daripada sarana untuk mencapainya.mereka juga sanggup membedakan antara baik
dan buruk, benar dan salah.Orang yang kurang sehat kerapkali bingung atau tidak
konsisten dalam hal- hal etis, terombang- ambing, atu berganti-ganti antara
benar dan salah menurut keuntungannya.
13.Memiliki rasa humor yang tinggi
Orang-orang yang kurang sehat
menertawakan 3 macam humor, humor permusuhan yang menyebabkan seseorang merasa
sakit, humor superioritas yang mengambil keuntungan dari rasa rendah diri dari
orang lain atau kelompok dan humor pemberontakan terhadap penguasa yang
berhubungan dengan suatu situasi Oedipus atau percakapan cabul. Humor
pengaktualisasi-pengaktualisasi diri bersifat filosofis, humor yang
menertawakan manusia, pada umumnya, tetapi bukan kepada seseorang yang khusus.
Humor ini kerap kali bersifat intruktif, yang dipakai langsung kepada hal yang
dituju dan juga menyimpulkan tertawa.
14. Menemukan hal-hal baru, ide-ide
segar, dan kreatif.
Kreatifitas merupakan suatu sifat
yang diharapkan seseorang dari pengaktualisasi- pengaktualisaasi diri mereka
adalah asli, inventif, dan inovatif, meskipun tidak selalu dalam pengertian
menghasilkan suatu karya seni. Maka kreatifitas lebih merupakan suatu sikap,
suatu ungkapan kesehatan psikologis dan lebih mengenai cara bagaimana kita
mengamati dan beraksi terhadap dunia dan bukan mengenai hasil-hasil yang sudah
selesai dari suatu karya seni
15.Memiliki integritas tinggi yang
total.
Pengaktualisasi –
pengaktualisasi diri dapat berdiri sendiri atau pun otonom, mampu melawan
dengan baik pengaruh- pengaruh social, untuk berpikir atau bertindak menurut
cara- cara tertentu. Akan tetapi mereka tidak terus terang menenrang
kebudayaan. Daftar kualitas-kualitas pribadi yang hebat ini mungkin tampaknya
seperti suatu pernyataan yang berlebihan atau karikatur dari kepribadian yang
sangat sehat.
G.
PENDAPAT
FROMM
Erich Fromm
lahir di Frankfurt, Jerman pada tanggal 23 Maret 1990. Ia belajar psikologi di
University Heidelberg, Frankfurt, dan Munich. Setelah memperoleh gelar Ph.D
dari Heidelberg tahun 1922,Ia pernah mengajar pada sejumlah universitas dan
institut di negara ini dan di Meksiko. Terakhir, Fromm tinggal di Swiss dan
meninggal di Muralto, Swiss pada tanggal 18 Maret 1980.
Beberapa
pengalaman mempengaruhi pandangan Fromm, antara lain pada umur 12 tahun ia
menyaksikan seorang wanita cantik dan berbakat, sahabat keluarganya, bunuh
diri.Ia juga mengalami sebagai anak dari orangtua yang neurotis. Ia hidup dalam
satu rumah tangga yang penuh ketegangan. Ayahnya seringkali murung, cemas, dan
muram.
Ibunya mudah
menderita depresi hebat.Tampak bahwa Fromm tidak dikelilingi pribadi-pribadi
yang sehat. Karena itu, masa kanak-kanaknya merupakan suatu laboratorium yang
hidup bagi observasi terhadap tingkah laku neurotis.Fromm sangat dipengaruhi
oleh tulisan Karl Marx, terutama oleh karyanya yang pertama, The Economic and
Philosophical Manuscripts yang ditulis pada tahun 1944.
Teori Erich fromm adalah teori yang menggunakan pendekatan sosial psikologis dimana pemusatan perhatianya pada penguraian cara-cara dimana struktur dan dinamika-dinamika masyarakat tertentu membentuk para anggotanya sehingga karakter para anggota tersebut sesuai dengan nilai yang ada pada masyarakat, Karena pada dasarnya manusia terpisah dari alam dan dari sesamanya maka cara mempersatukan adalah melalui belajar bagaimana mencitai atau bagaimana menemukan keamanan dengan menyelaraskan keinginannya dengan masyarakat yang otoriter .
Karna manusia adalah mahluk yang memiliki kesadran pikiran akal sehat daya akal, kesanggupan untuk mencintai , perhatian tanggung jawab integritas bisa di lukai mengalami kesedihan sehingga apbila dalam kaitanya manusia kurang dalam menanggapi hal yang di sebutkan tersebut maka manusia tersebut bisa di katakan tidak sehat secara mental menurut Eric fromm.
Teori Erich fromm adalah teori yang menggunakan pendekatan sosial psikologis dimana pemusatan perhatianya pada penguraian cara-cara dimana struktur dan dinamika-dinamika masyarakat tertentu membentuk para anggotanya sehingga karakter para anggota tersebut sesuai dengan nilai yang ada pada masyarakat, Karena pada dasarnya manusia terpisah dari alam dan dari sesamanya maka cara mempersatukan adalah melalui belajar bagaimana mencitai atau bagaimana menemukan keamanan dengan menyelaraskan keinginannya dengan masyarakat yang otoriter .
Karna manusia adalah mahluk yang memiliki kesadran pikiran akal sehat daya akal, kesanggupan untuk mencintai , perhatian tanggung jawab integritas bisa di lukai mengalami kesedihan sehingga apbila dalam kaitanya manusia kurang dalam menanggapi hal yang di sebutkan tersebut maka manusia tersebut bisa di katakan tidak sehat secara mental menurut Eric fromm.
Kepribadian Yang sehat Menurut Fromm Ada
4 segi tambahan dari kepribadian sehat yaitu cinta, pikiran, kebahagiaan, dan
suara hati yang produktif. Fromm menyebut kepribadian yang sehat adalah
orientasi produktif. Konsep itu menggambarkan penggunaan yang sangat penuh atau
realisasi dari potensi manusia. Dengan menggunakan kata “orientasi”, Fromm
menunjukkan bahwa kata itu merupakan suatu sikap umum atau segi pandangan yang
meliputi semua segi kehidupan, renspons-respons intelektual, emosional, dan
sensoris terhadap orang-orang, benda-benda, dan peristiwa-peristiwa didunia dan
terhadap diri. Menjadi produktif berarti orang menggunakan semua tenaga dan
potensinya. Kata “produktif” mungkin menyesatkan karena kita cenderung
memikirkan kata itu dalam pengertian manghasilkan sesuatu seperti barang-barang
material, karya-karya seni atau ide-ide. Fromm mengartikan kata itu jauh lebih
luas daripada ini. Mungkin berguna kalau memikirkan produktivitas itu sinonim
dengan berfungsi sepenuhnya, mengaktualisasikan diri, mencintai, keterbukaan,
dan mengalami. Orang-orang sehat menciptakan diri mereka dengan melahirkan
semua potensi mereka, dengan menjadi semua menurut kesanggupan mereka, dengan
memenuhi semua kapasitas mereka.
Ciri-ciri
kepribadian yang sehat menurut Fromm
Fromm percaya bahwa semua penemuan
dan wawasan yang hebat melibatkan pikiran objektif, dimana pemikir-pemikir
didorong oleh ketelitian, dan perhatian untuk menilai secara objektif seluruh
masalah.Fromm membedakan dua tipe suara hati otoriter dan suara hati
humanistis. Suara hati otoriter adalah penguasa dari luar yang
diinternalisasikan, yang memimpin tingkah laku orang itu.Suara hati humanistis
ialah suara dari diri dan bukan dari suatu perantara dari luar. Pedoman
kepribadian sehat untuk tingkah laku bersifat internal dan individual. Orang
bertingkah laku sesuai dengan apa yang cocok untuk berfungsi sepenuhnya dan
menyingkap seluruh kepribadian, tingkah laku-tingkah laku yang menghasilkan
rasa persetujuan dan kebahagiaan dari dalam. Jadi, kepribadian yang sehat dan
produktif memimpin dan mengatur diri sendiri
DAFTAR PUSTAKA :
Basuki,Heru.
2008. Psikologi Umum. Jakarta : Universitas Gunadarma.
Hall, Calvin dan dkk. 1993.
Teori-Teori Psikodinamik (Klinis).Yogyakarta: Kanisius Schultz, D. (1991).
Psikologi Pertumbuhan : Model-model Kepribadian Sehat
Feist,
Jess dan Gregory J. Feist. 2010. Teori Kepribadian (Theories of
Personality). Jakarta : Salemba Humanika.
Sarwono,
S.W. (2002). Berkenalan dengan Aliran - Aliran dan Tokoh - Tokoh Psikologi.
Jakarta : Bulan Bintang
http://www.psychologymania.com
http://triaiseiri7.blogspot.co.id/2015/03/teori-kepribadian-sehat-menurut-aliran.html/
https://nadjaneruda.wordpress.com/2015/04/05/teori-kepribadian-sehat-menurut-erich-fromm//
http://id.wikipedia.org/wiki/Behaviorisme
Tidak ada komentar:
Posting Komentar